Menghadapi Slovakia dalam ajang kualifikasi Euro 2016 pada Minggu (6/9) pekan lalu seharusnya bisa dimanfaatkan betul oleh Diego Costa. Penyerang andalan Chelsea ini dipanggil kembali oleh Vicente Del Bosque setelah melewatkan enam laga terakhir kesebelasan Spanyol dalam berbagai ajang.
Untuk diketahui, pertandingan melawan Luksemburg pada ajang kualifikasi Euro 2016 merupakan penampilan terakhir Diego Costa sebelum menghadapi Slovakia. Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 4-0 bagi kemenangan Spanyol tersebut, Diego Costa berhasil mencetak satu gol yang juga merupakan gol perdananya selama membela tim nasional.
Pada Oktober 2013 lalu, Diego Costa lebih memilih menjadi warga Spanyol ketimbang Brasil yang notabene, merupakan negara keluarga sekaligus tanah kelahirannya. Pemain kelahiran Lagarto, Brasil, itu memilih Spanyol karena berutang jasa atas kariernya yang melesat di ranah sepakbola profesional.
"Saya telah melihat semuanya. Menurut saya, membela Spanyol adalah keputusan benar dan terbaik bagi saya. Di sinilah saya melakukan segalanya. Semua yang saya miliki dalam hidup saya diberikan oleh negara ini. Saya memiliki kasih sayang yang spesial. Di sini saya merasa sangat dihargai untuk semua yang saya lakukan dan saya merasakan kasih sayang dari orang-orang di sini," ungkapnya.
Tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama karena Diego Costa langsung pulang ke kampung halamannya ketika memperkuat Spanyol pada Piala Dunia 2014. Kegeraman Federasi Sepakbola Brasil (CBF) tentang keputusan kontroversialnya pun merambah kepada para suporter Brasil.
Setiap pertandingan Piala Dunia 2014 yang dilakoninya pun, tidak pernah lepas dari olok-olok. Tapi, Diego Costa sudah telanjur memilih. Sampai sejauh ini pun ia masih belum mengucapkan ungkapkan penyesalan. Barangkali, satu-satunya hal yang disesalinya sampai saat ini adalah kegagalannya meloloskan La Furia Roja, julukan Spanyol, ke fase 16 besar Piala Dunia 2014 kala itu.
Baca juga : Bubur yang Basi di Hadapan Saido Berahino
Namun penyesalan Costa juga bisa disebabkan oleh kontribusi golnya yang minim. Produktivitasnya tidak seperti saat memperkuat Chelsea 2014/2015 dengan raihan 20 gol. Sejauh ini, pemain 26 tahun tersebut baru menyumbangkan satu gol, yakni ketika mengalahkan Luksemburg 4-0.
Pada laga melawan Slovakia, ia gagal memecah kebuntuan untuk mencetak gol. Kendati demikian, ia tetap mendapatkan pujian dari beberapa pihak atas peran Diego Costa yang menyebabkan gol Andres Inesta melalui titik putih pada menit ke-30.
Kendati demikian beberapa media menganggap jika mantan penyerang Atletico Madrid itu mengelabui wasit dengan memaksa melakukan kontak dengan Matus Kozacik, kiper Slovakia, jika diperhatikan melalui tayangan ulang ketika ia dijatuhkan di dalam kotak penalti Slovakia.
Costa juga berkontribusi besar dalam memberikan ruang gerak bagi rekan-rekannya di lini depan,apalagi jika mengingat bahwa secara taktikal, Del Bosque mengandalkan penyerang dengan pergerakan melebar. Hal ini memang peran yang biasa diandalkan Diego Costa selama memperkuat kesebelasannya. Ia mahir merusak konsentrasi pertahanan lawan lewat pergerakan tanpa bolanya.
Namun demikian, keunggulan semacam itu belum cukup buat pendukung Spanyol. Bentuk ketidakpuasan para pendukung La Furia Roja itu pun terlihat ketika Diego Costa diganti Paco Alacer pada menit ke-75. Para suporter yang hadir di Stadion Nuevo Carlos Tartiere, Oviedo Spanyol, saat itu, tidak sedikit yang mencemooh pemain yang pernah memperkuat Rayo Vallecano tersebut.
Walau begitu Del Bosque tetap memberikan pembelaan. Baginya peran Diego Costa sebagai penyerang yang memancing bek lawan untuk keluar dari sarangnya atas permainan bertahan pun sudah cukup bagi anak asuhnya tersebut. Pelatih Spanyol sejak 2008 itu menganggap Diego Costa hanya memerlukan sedikit keberuntungan dan waktu agar bisa mendulang gol selanjutnya.
"Tentu saya ingin dia (Diego Costa) mencetak gol. Tapi dia sudah bermain cukup baik. Memancing para lawannya yang bermain bertahan. Memang menjadi posisi yang sulit bagi dirinya," ujar Del Bosque.
Pembelaan Del Bosque pun bukan yang pertama. Ketika latihan persiapan melawan Slovakia pun ia sempat melerai Diego Costa dengan Sergio Ramos yang sempat bersitegang karena adu fisik saat sesi latihan.
Sementara itu pada akhir-akhir ini juga Diego Costa agak seret mencetak gol ketika memperkuat Chelsea. Empat pertandingan sejak dimulainya Liga Primer Inggris 2015/2016 ia baru membubuhkan satu gol yakni ketika mengalahkan West Bromwich Albion pada 23 Agustus lalu di Stamford Bridge, London.
Raihan golnya itu justru sama dengan Radamel Falcao dengan satu gol walau turun empat kali sebagai pemain pengganti seluruhnya. Sungguh catatan yang buruk bagi penyerang sekelasnya, yang musim lalu mencetak tujuh gol dari empat pertandingan sejak digulirnya Liga Primer Inggris 2014/2015.
Penurunan koleksi gol Diego Costa pada empat laga awal Liga Primer Inggris 2014 dianggap Ian Rush, legenda Wales, karena para bek lawan sudah mengetahui tipikal permainannya. Kebanyakan para lawannya sudah tidak terpancing oleh pergerakan serta aksi provokasi pemain yang sempat membela Brasil dua pertandingan tersebut. Mereka menghadapi Diego Costa dengan lebih tenang seperti ketika Fernandinho berhasil meredam pergerakannya jauh sebelum sepertiga akhir pertahanan Manchester City.
Maka Diego Costa harus memutar otaknya lagi agar bisa mendapatkan cara untuk mengelabui lawan-lawannya dan tentu saja mencetak gol. Mengingat Liga Primer Inggris baru digelar empat pertandingan dan kesempatan-kesempatan mencetak gol pada ajang kualifikasi Euro 2016 pun masih banyak tersisa.
Kendati demikian, Costa masih punya banyak waktu. Namun jika ia tak segera menyelesaikan paceklik golnya, bukan tidak mungkin posisinya di Chelsea bakal digeser Falcao yang loyo pada musim lalu bersama Manchester United, atau Bosque membuatnya menyesal karena telah memilih menjadi warga Spanyol ketimbang negara kelahirannya itu sendiri.
Sumber :Â Daily Mail, Football Espana, Four Four Two, Soccerway, The Guardian, Wikipedia
Komentar