Karya: Faris S. Dewa
Dijatuhkannya sanksi FIFA kepada federasi sepakbola Kuwait (KFA) karena adanya intervensi pemerintah ternyata berpengaruh terhadap hasil semi-final Piala AFC (kasta ke dua setelah Liga Champions AFC, selevel dengan Liga Europa di Eropa) yang seharusnya sudah memasuki leg kedua. Keikutsertaan Al-Qadsia dan Al-Kuwait yang berasal dari Kuwaiti Premier League pun otomatis dicoret sehingga lawan-lawan mereka, Johor Darul Taâzim (Malaysia) dan FC Istiklol Dushanbe (Tajikistan) berhak melaju ke partai final meski sebelumnya sama-sama kalah.
Pada leg pertama, Johor takluk dari Al-Qadsia dengan skor 3-1, sedangkan Istiklol dibantai 4-0 oleh Al-Kuwait.
Sebelumnya, siapa yang peduli dengan Johor Darul Taâzim (Johor DT)? Mendengar namanya saja sudah tidak menarik perhatian, pertama kali saya mendengar nama Johor DT saya pikir bukan nama sebuah kesebelasan sepakbola.
Tapi âSang Harimau Selatanâ berhasil menjuarai Malaysia Super League (Liga Super Malaysia) dua musim berturut-turut (2014 dan 2015). Kesebelasan yang bermarkas di Stadion Tan Sri Dato Haji Hassan Yunos, Larkin, Johor Bahru ini sebelumnya dikenal dengan nama Johor FC, namun pada akhir 2012 berganti nama dan saat ini Johor DT dimiliki dan dikendalikan oleh Johor Football Association (Asosiasi Sepakbola Johor).
Pencapaian fantastis Johor DT dalam beberapa tahun terakhir memang tidak mengherankan, mereka seperti Real Madrid di La Liga Spanyol atau Paris Saint-Germain di Ligue 1 Perancis. Dengan dana segar yang berasal dari Kesultanan Johor, mereka bisa membeli pemain lokal yang menjadi langganan Timnas Malaysia seperti Aidil Zafuan, Kunanlan Subramaniam, Safiq Rahim (kapten Timnas Malaysia), Amari Yahyah, dan Safee Sali.
Untuk nama terakhir pasti sudah tidak asing lagi dibenak anda. Ia adalaha pemain yang mengkandaskan mimpi Indonesia untuk meraih gelar juara Piala AFF pada 2010 silam ini juga pernah mencicipi Liga Super Indonesia saat bermain untuk Pelita Jaya Karawang dan Arema Cronus.
Tidak hanya pemain lokal, Johor DT juga pernah mendatangkan beberapa pemain internasional seperti Dani Güiza dari Getafe dan Simone Del Nero dari Lazio pada 2013. Seakan tidak cukup, setahun kemudian mereka mendatangkan Pablo Aimar yang sempat bersinar bersama Valencia CF.
Saat ini kuota pemain asing Johor DT diisi oleh Hariss Harun yang diboyong dari Lions XII, Marcos Antônio (pemain asal Brasil yang pernah bermain di Bundesliga saat membela FC Nuremberg), dan duo Argentina: Luciano Figueroa (pernah bermain untuk Villareal, River Plate, Genoa, Boca Juniors, dan Panathinaikos) dan Patito RodrÃguez (berstatus sebagai pemain pinjaman dari Santos FC).
Berstatus sebagai juara Liga Super Malaysia 2014 membuat Johor DT memiliki tiket play-off Liga Champions AFC 2015, sukses mengkandaskan Bengaluru FC dengan skor 2-1, perjalanan mereka harus terhenti di play-off kedua setelah takluk dari Bangkok Glass FC dengan skor 3-0. Johor DT terpaksa ke Piala AFC.
Perjalanan mereka menuju partai final Piala AFC bisa dikatakan mulus tanpa hambatan yang berarti. Mereka berhasil menjadi juara Grup F dengan catatan lima kali menang dan hanya sekali kalah dari Kitchee SC.
Pada babak 16 besar, keunggulan sebagai juara grup dengan bermain dihadapan publik sendiri dimaksimalkan dengan baik oleh tim asuhan Roberto Carlos Mario Gómez dengan menggilas Ayeyawady United (Myanmar) lima gol tanpa balas.
Di perempat-final mereka menghadapi South China Athletic Association (SCAA) yang merupakan pemegang rekor 41 kali juara Liga Primer Hong Kong, ditahan imbang 1-1 di Larkin Stadium, namun kemudian The Southern Tigers memastikan tiket ke semifinal setelah menang 1-3 di kandang SCAA.
Mereka harus menghadapi Al-Qadsia di partai semi-final. âBeruntungâ Federasi Sepakbola Kuwait di skors oleh FIFA sebelum leg kedua karena pada pertandingan sebelumnya mereka takluk 3-1 di markas Al-Qadsia, sehingga Johor DT otomatis melenggang ke partai puncak Piala AFC 2015.
Pencapaian tersebut membuat Johor DT berhasil menorehkan sejarah baru sebagai kesebelasan sepakbola pertama dari Asia Tenggara yang berhasil lolos ke final Piala AFC, melewati capaian Persipura Jayapura yang pada musim lalu berhasil menembus partai semi-final namun dikalahkan Al-Qadsia dengan aggregat 10-2!
Johor DT sebenarnya berpeluang besar merasakan apa yang dialami Persipura tahun lalu, namun sanksi FIFA menyelamatkan mereka dari kekalahan mutlak di semi-final.
Partai puncak Piala AFC akan digelar pada 31 Oktober nanti di Pamir Stadium, yang sebenarnya merupakan markas dari FC Istiklol. Hal ini mungkin tidak menguntungkan bagi Johor DT, namun tidak menutup peluang mereka untuk mencatatkan sejarah sebagai kesebelasan pertama asal Asia Tenggara yang berjaya di kompetisi kelas kedua antar kesebelasan sepakbola Asia ini.
Johor Darul Taâzim, luaskan kuasamu!
Penulis adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Humas di UIN SGD Bandung yang sedang memperjuangkan gelar sarjana, bisa dijumpai di Twitter dan Instagram dengan akun @rizsawa
Komentar