Jangan Ragu Panggil Bendtner: Lord!

Cerita

by Redaksi 46 35711

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jangan Ragu Panggil Bendtner: Lord!

Kemarin (7/12) media begitu bersemangat mengemukakan judul yang hampir mirip. Kira-kira judulnya bernada seperti ini, "Bendtner Muak Dianggap Idiot". Media pun menghubungkan pernyataan tersebut dengan olok-olok penggunaan "Lord" di depan nama pemain Wolfsburg tersebut.

Nicklas Bendtner memang telah lama menjadi bahan olokan. Kariernya yang tidak cemerlang kerap disanding-sandingkan dengan legenda sepakbola. Namun, sebenarnya, di balik olokan tersebut terdapat penghargaan yang teramat tinggi buat pemain berkebangsaan Denmark tersebut. Setidaknya orang tahu kalau ia hanya butuh satu musim di Juventus untuk berhasil meraih gelar Serie A. Bandingkan dengan legenda Italia, Francesco Totti, yang selama 22 tahun kariernya baru meraih satu gelar.

Percaya atau tidak, nama Bendtner memang menarik massa. Kala memulai debutnya buat Wolfsburg, semua mata memandangi apa yang akan terjadi. Belum lagi kalau Bendtner mencetak gol. Media sosial pun menjadi begitu semarak karenanya.

Berdasarkan sejumlah situs penggemar Arsenal, penyematan julukan "Lord" di depan nama Bendtner salah satunya karena kepercayaan diri sang pemain. Pernah suatu ketika, saat ditanya apa yang akan ia lakukan saat kontraknya di Arsenal habis, Bendtner menjawab seperti ini, "Mungkin saya akan pindah ke Real Madrid dan Barcelona?"

Sebagai pemain, Bendtner tak bisa dibilang luar biasa. Kariernya mandek di Arsenal. Dua musim lalu, ia hampir tak mendapatkan klub karena Arsenal tak memperpanjang kontraknya. Bendtner pun sampai-sampai harus "menjual diri" di Instagram dengan maksud mempertunjukkan kondisi tubuhnya yang fit untuk bermain.

Apa yang dialami Bendtner malah bisa dibilang pedih. Saat pertama didatangkan Arsenal pada 2005, Bendtner tak mendapatkan menit bermain yang cukup sehingga dipinjamkan ke Birmingham City pada musim selanjutnya. Kariernya kian tak menentu setelah ia dipinjamkan ke Sunderland pada musim 2011/2012 dan Juventus pada 2012/2013.

Karena apesnya karier Bendtner tersebut, sejumlah penggemar membuat meme yang isinya lucu-lucuan terkait kehebatan Bendtner. Atas kehebatannya tersebut sebutan "Lord" pun tersempil di namanya.

Meme terkait Bendtner sudah lama sejak tahun lalu. Namun, baru pada awal tahun ini, Bendtner mulai ngeh dengan meme-meme yang hadir di media sosial. Dengan polosnya ia bertanya terkait penamaan "Lord" tersebut, "Apakah ini olok-olok? Atau serius?" tanya Bendtner dikutip dari Metro.

"Masalah dengan nama ini adalah aku tak tahu darimana itu berasal dan tidak tahu kalau itu lucu. Aku pikir ini merupakan fenomena anak muda (di media sosial). Mereka pikir, itu terdengar bagus," ucap Bendtner.

Meskipun demikian, Bendtner tetap senang karena citra dirinya menjadi berbeda saat dia bermain. "Aku percaya, ibuku selalu mengatakan padaku bahwa aku adalah orang yang (bisa) membuat pendapat orang terbelah. Ada ungkapan di Denmark: Anda adalah seseorang yang membelah laut. Aku bertemu dengan orang-orang, yang mereka pikir aku adalah orang terhebat di muka bumi, dan aku juga bertemu dengan mereka yang ingin melemparkan botol padaku," ucap Bendtner.

Jelang akhir tahun, Bendtner agaknya terusik dengan lelucon tersebut. Namun, mencermati pernyataannya dari media-media luar, Bendtner tak sekalipun menyebut kalau ia tersinggung dengan pernyataan "Lord". Ia hanya tak senang diberitakan buruk di media.

"Aku tidak lagi bisa menerima permintaan wawancara. Aku lelah digambarkan sebagai seorang badut. Dan bahkan jurnalis yang aku percaya sekalipun tidak bisa menggambarkan lewat kata-kata apa yang aku rasakan ketika aku tidak bermain," ucap Bendtner.

Lord Bukan Julukan

Kita mungkin menganggap kalau "Lord" di depan nama Bendtner hanyalah julukan untuk membikin sedap segala olok-olok. Namun, secara legalitas,"Lord" di depan nama Bendtner bukanlah julukan melainkan sebuah tanda kehormatan. Ini terjadi karena majalah Denmark, SE Og HOR, membelikannya tanah seluas satu kaki persegi di Glencoe Wood, Skotlandia. Atas pembelian itu, Bendtner pun mendapatkan sertifikat seperti di bawah ini:

Sumber: Highland Titles

Berdasarkan sejumlah perbincangan di dunia maya, kabarnya seseorang bisa mendapatkan gelar "Lord" di Skotlandia dengan membeli minimal satu kaki persegi. Menurut Scotsman, bahkan ada perusahaan (Highland Titles) yang sengaja menjual tanah seluas tersebut dengan nilai 30 pounds. Meski banyak yang menganggap gelar tersebut sia-sia, tapi Highland Titles mengklaim kalau mereka punya hak secara legal untuk memberi gelar terhadap pembeli.

Dengan pembelian tersebut, secara jelas kalau "Lord" di depan nama Bendtner bukanlah julukan tetapi sebuah gelar. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan kata "Lord" di depan nama Bendtner.

Hail, Lord Bendtner!

PS: Bahkan situs Bundesliga sekalipun menyebutnya Lord!

Baca juga: Para Lord di Sepakbola






foto: metro.co.uk

Komentar