Ederson Moraes, Solusi Masalah Kiper Pep Guardiola?

Taktik

by Redaksi 33 44502

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ederson Moraes, Solusi Masalah Kiper Pep Guardiola?

Ederson Moraes dikabarkan akan menjadi rekrutan anyar kedua Manchester City setelah Bernardo Silva. Ia juga akan menjadi salah satu kiper termahal dunia lewat dana transfer sebesar 35 juta paun, jika transfernya rampung dilaksanakan. Tapi, apakah ia solusi buat masalah Pep di City?

Sebagai manajer yang mengusung ball possession dan juga permainan pass and move sebagai pakem permainan tim, Pep Guardiola membutuhkan semua pemainnya yang ada di dalam tim dapat berpartisipasi dalam build-up serangan. Oleh karena itu, ia bahkan sampai berujar bahwa ingin memiliki tim yang dipenuhi oleh para gelandang dengan formasi 0-11-0.

Dengan keinginan seperti itu, maka ia ingin agar para pemain yang ada di dalam timnya, di posisi apapun itu bisa mengalirkan bola dengan baik. Tak terkecuali di posisi penjaga gawang. Ia bahkan punya kriterianya tersendiri untuk penjaga gawang di dalam kesebelasannya: punya footwork dan akurasi umpan yang bagus.

Kriteria ini ia bawa di setiap tim yang ia asuh. Di Barcelona ada Victor Valdes yang mampu mengemban tugas tersebut. Ketika menangani Bayern München, ada Manuel Neuer yang begitu fasih berpartisipasi dalam build-up serangan Bayern. Neuer malah mengembangkan sebuah gayanya sendiri, sweeper-keeper yang secara tidak langsung mengangkat derajat penjaga gawang di seluruh dunia.

Kiper-kiper hebat itulah yang ia dapatkan di tim-tim terdahulu. Di Manchester City, ia tidak mendapatkan hal yang sama seperti yang ia dapatkan di Barcelona dan Bayern München. Joe Hart yang menjadi penjaga gawang utama City, meski baik dalam menghalau bola ia dianggap kurang baik dalam segi footwork serta tidak memiliki distribusi bola yang baik.

Masalah kiper ini menjadi satu dari masalah yang Pep alami pada musim pertamanya di City. Ia sampai mendatangkan Claudio Bravo dari Barca, dengan meminjamkan Hart ke Torino, agar mendapatkan kiper yang bisa berpartisipasi dalam build-up serangan seperti yang pernah ia dapatkan di Barca dan Bayern. Namun, meski bagus dalam distribusi bola, Bravo tidak memiliki kemampuan goalkeeping yang baik seperti yang Hart miliki.

Willy Caballero sempat menjadi pilihan utama Pep di City. Namun pada akhir musim ia justru dilepas oleh manajemen The Citizens. Masalah penjaga gawang ini pun masih belum terselesaikan oleh Pep.

Jelang musim 2017/2018 dimulai. Pep pun sudah menjatuhkan pilihan soal penjaga gawang yang akan ia pakai musim depan. Pilihannya jatuh kepada Ederson Moraes, penjaga gawang asal Brasil yang tampil gemilang bersama Benfica.

Menggeser Posisi Julio Cesar di Benfica

Lahir di Sao Paulo, Brasil, Moraes mulai berkelana ke Eropa ketika ia memutuskan untuk masuk tim junior Benfica pada usia 16 tahun. Dua tahun bersama tim Benfica junior, ia dianggap kurang mengesankan sehingga Benfica pun menjualnya ke Ribeirao. Di Ribeirao, ia berkembang, sampai akhirnya Rio Ave, klub Liga Primer Portugal merekrutnya. Di Ave, ia mulai menarik perhatian sampai akhirnya Benfica pun kembali merekrutnya pada musim 2015/2016.

Dengan pengalaman dan juga kemampuan yang lebih baik, ia pun siap untuk menunjukkan kemampuannya bersama Benfica. Tapi saat itu ia harus bersaing dengan penjaga gawang sesama Brasil sekaligus seniornya, Julio Cesar, di skuat Benfica. Keberadaan Cesar ini pula yang membuatnya harus masuk ke reserve team Benfica terlebih dahulu, sebelum masuk ke tim senior pada Maret 2016.

Setelah Maret 2016, ia resmi menggeser posisi Julio Cesar di skuat Benfica lewat penampilan-penampilan impresifnya. Sampai akhir musim 2016/2017, tercatat ia sudah menorehkan 58 kali penampilan bersama klub yang bermarkas di Estadio Da Luz tersebut.

Gaya Bermain

Terlepas dari kemampuan goalkeeping nya yang baik, untuk bisa bermain di tim asuhan Pep Guardiola Ederson Moraes mesti memiliki satu kemampuan khusus, yaitu kemampuan memberikan umpan yang baik sehingga ia bisa berpartisipasi dalam build-up serangan City. Apakah Moraes memiliki hal tersebut?

Whoscored mencatat bahwa Moraes memiliki rataan umpan sukses sebesar 61,8%. Rataan ini tidak jauh beda dengan milik Bravo yang menorehkan persentase umpan sukses sebesar 74,6%. Dengan rataan umpan sukses yang cukup besar, Moraes bisa ikut berkontribusi di skuat City dalam soal build-up serangan. Ia juga kerap maju ke depan untuk memotong serangan, keberanian yang juga pernah ditunjukkan oleh Manuel Neuer, penjaga gawang Bayern.

Walau sama-sama bisa berkontribusi dalam build-up serangan, keunggulan Moraes dibandingkan dengan Bravo adalah soal kemampuan goalkeeping nya. Ia memiliki refleks yang baik, serta lihai dalam memotong tembakan jarak dekat lawan.

Kata Mereka tentang Ederson

Mengarungi Liga Primer yang ketat, jika ia punya kemauan untuk belajar, ia akan menjadi penjaga gawang yang hebat. Inilah yang diungkapkan oleh Edwin van der Sar, penjaga gawang asal Belanda yang pernah memperkuat Manchester United.

"Ederson telah menunjukkan dalam ajang Liga Champions bahwa ia adalah penjaga gawang berbakat. Fokusnya sangat baik dan ia punya kemampuan membaca permainan yang baik."

"Namun Liga Primer adalah liga yang berbeda dari Liga Portugal dengan tekanan, intensitas, serta gaya main yang beda. Jika ia bisa menerima tantangan ini, dan menunjukkan bakat yang ia miliki, saya tidak akan kaget jika ia kelak menjadi salah satu penjaga gawang hebat di Inggris, bahkan Eropa," ujar Van der Sar seperti dilansir Manchester Evening News.

Seperti kata Van der Sar, jika ia jadi membela City, Ederson mungkin akan butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan ritme permainan Liga Primer. Tapi, jika ia mau belajar dan berkembang lewat segala hal yang ia dapat di Inggris, bukan tidak mungkin ia akan jadi solusi masalah penjaga gawang yang melanda skuat Pep Guardiola.

foto: @AboutMcr

Komentar