Satu orang meninggal akibat kerusuhan yang terjadi antara suporter Persita Tangerang dengan PSMS Medan setelah pertandingan Grup B Liga 2 2017/2018 di Stadion Mini, Cibinong, Rabu (11/10).
Korban itu bernama Banu Rusman yang merupakan salah satu pendukung Persita. Ia juga salah satu dari 17 orang yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong. Tapi Banu dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di daerah Cawang karena ada luka sobek di bagian kepala sehingga mengalami pendarahan di otak.
Hal itu karena di RSUD Cibinong tidak ada alat yang menunjang untuk mengobati luka Banu. Tapi nyawa remaja 17 tahun itu tetap tidak dapat diselamatkan sehingga meninggal sekitar pukul 16:00. Runutan itu juga dibenarkan Siswanto Setryarosa sebagai ketua Benteng La Viola yang merupakan kelompok pendukung Persita.
"Sepengetahuan saya dari teman-teman yang berangkat, dia dipukul pakai balok di kepala. Di Cibinong dibilangnya ngga ada alat, jadi dipindahkan. Banu meninggal sekitar jam 16:00 kurang tadi," katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Kabar duka itu pun dikonfirmasi langsung oleh akun Instagram resmi Persita. Berbagai warganet pun menuliskan berbagai tulisan bela sungkawa di kolom komentar Instagram Persita tersebut. Beberapa dikomentari dari berbagai suporter kesebelasan di Indonesia.
Sementara itu, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSS) berjanji akan mendalami kasus tewasnya Banu, "PSSI akan mendalami kasus yang sangat serius ini. Komite Disiplin segera bersidang untuk membuat keputusan yant tepat terkait peristiwa itu," ujar Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono seperti dikutip dari media Antara.
Meninggalnya Banu menambah korban meninggal di kalangans suporter sepakbola di Indonesia musim ini setelah Ricko Andrean dari pendukung Persib Bandung. Sebelumnya, pertandingan play-off khusus Liga 2 Indonesia yang mempertemukan PSBK Blitar melawan Persewangi pun berakhir ricuh di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa (10/10).
Komentar