Jose Andres Rodriguez Gaitan mencungkil bola melewati kepala Pablo Barbero Laguna. Bola sepakan pemain SD Ponferradina tersebut mulus masuk ke gawang Gimnastica Segoviana. Tidak ada gol tercipta karena wasit yang memimpin pertandingan, Alvaro Lopez Parra, meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan berbarengan dengan lepasnya bola dari kaki Rodriguez.
Para pemain Ponferradina langsung mengerubungi wasit. Pertandingan Segunda B tersebut (Rabu, 1/11) tetap berakhir dengan kedudukan 0-0.
“Aku menyepak bola berbarengan dengan aku mendengar peluit dibunyikan,” ujar Rodriguez, sebagaimana dikutip dari FourFourTwo. “Jika aku mendengarnya lebih awal aku tidak akan menyepak bola.”
Wasit memiliki wewenang penuh untuk memulai dan menghentikan pertandingan. Kapan pertandingan selesai, wasit yang menentukan karena salah satu wewenang dan tugas wasit adalah sebagai pencatat waktu, sebagaimana disebutkan dalam Laws of the Game 2017/18, Law 05 (The Referee), poin3.
Tentu wasit tidak sembarangan memulai dan menghentikan pertandingan. Ada aturan tertulis mengenai hal tersebut, sebagaimana disebutkan dalam Laws of the Game 2017/18, Law 07 (The Duration of the Match), poin 1.
Durasi injury time atau additional time, sementara itu, diatur dalam Laws of the Game 2017/18, Law 07, poin 3.
Mengacu kepada aturan tersebut, Lopez Parra tidak salah. Wasit boleh menambah additional time tapi tidak boleh menguranginya (lihat paragraf ketiga).
Lopez Parra, per ESPN FC, menjelaskan keputusannya tidak mengesahkan gol Rodriguez. Ia mengatakan bahwa ia meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan begitu ia menyadari bahwa pertandingan sudah 17 detik lewat dari injury time yang dialokasikan – tiga menit.
Benar bahwa dalam banyak kasus, wasit tidak meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan jika satu kesebelasan sedang menyerang, dan baru meniup setelah kesebelasan yang diserang membuang bola ke luar atau melakukan sapuan. Namun ini bukan aturan. Wasit boleh melakukannya, karena wasit boleh menambah additional time tapi tidak boleh mengurangi. Namun wasit juga boleh tidak melakukannya, karena ketika additional time sudah selesai, pertandingan bisa diselesaikan terlepas dari di mana posisi bola atau seperti apa situasinya ketika peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan.
Contoh teladan Carlos Terrazas
Keputusan Lopez Parra merugikan Ponferradina. Namun Carlos Terrazas, pelatih kepala Ponferradina, menerima keputusan wasit.
“Wasit telah mengambil keputusan dan kami harus menghormatinya,” ujar Carlos Terrazas pasca pertandingan. “Kita semua pernah melakukan kesalahan, baik pemain, pelatih kepala, maupun wasit. Ini bagian dari sepak bola dan kami harus menghormatinya, karena tanpa wasit, kami tidak akan bisa bertanding.”
Terrazas telah mengambil sikap yang benar. Dalam Laws of the Game 2017/18, Law 05 (The Referee), poin 2, paragraf 2, disebutkan bahwa keputusan wasit, dan semua ofisial pertandingan, harus selalu dihormati. FIFA bahkan menggarisbawahi bagian tersebut.
Perkara wasit mengambil keputusan salah adalah lain soal, karena “keputusan dibuat berdasar pemahaman terbaik wasit mengenai Laws of the Game”, sebagaimana disebutkan dalam Laws of the Game 2017/18, Law 05, poin 2, paragraf 1.
Komentar