Ironi dalam Kegagalan Italia ke Piala Dunia 2018

Berita

by Redaksi 43 30828

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ironi dalam Kegagalan Italia ke Piala Dunia 2018

Sejumlah pemain Italia tertunduk lesu sambil berurai air mata di pengujung laga. Stadion San Siro pun menjadi saksi momen memalukan sekaligus menyedihkan bagi timnas Italia. Yang ditakutkan banyak orang, yakni Piala Dunia 2018 tanpa Italia, benar-benar kejadian.

Pertandingan leg kedua antara Italia melawan Swedia, di Milan dini hari tadi (14/11), berakhir 0-0. Italia gagal di play-off, dengan agregat 0-1.

Ini berarti Italia absen di Piala Dunia untuk kali pertama sejak 1958. Pada edisi kali itu, tuan rumah Piala Dunia adalah Swedia, negara yang mengalahkan Italia di play-off kali ini.

Absennya Italia juga berarti, Piala Dunia 2018 hanya akan diikuti oleh tujuh dari delapan negara juara Piala Dunia. Argentina, Brasil, Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, dan Uruguay lolos. Hanya Italia yang tidak.

Italia sebenarnya mendominasi pertandingan dini hari tadi. Persentase penguasaan bola mereka sampai 73%. Italia juga membuat 17 peluang – tujuh di antaranya tepat sasaran. Belum lagi tujuh sepak pojok.

Namun Swedia, yang memang hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos, terus meredam dan meredam. Hanya membuat tiga peluang (dua tepat sasaran) dan tidak mendapat satu pun sepak pojok, tak jadi soal. Mereka, toh, tetap larut dalam perayaan pada akhirnya.

“Kami tidak lagi punya senjata,” ujar pelatih kepala kesebelasan nasional Swedia, Jan Anderson, sebagaimana dikutip dari Guardian. “Kami hanya bisa meredam dan berharap kami mampu bertahan. Kami tidak punya pilihan, mereka sangat cakap.”

Italia terus, dan terus menyerang. Sepanjang babak pertama saja mereka 19 kali menyentuh bola di kotak penalti Swedia. Sebagai perbandingan, pada babak pertama di leg pertama, jumlah sentuhan bola Italia di wilayah yang sama hanya lima.

Pada satu kesempatan di babak kedua, dihadapkan kepada rapatnya pertahanan Swedia, Gian Piero Ventura merasa perlu melakukan perubahan. Ia meminta Daniele De Rossi melakukan pemanasan, karena berniat memasukkan sang gelandang untuk mengubah jalannya pertandingan.

Ternyata De Rossi menolak. “Apa alasannya harus memasukkan saya!? Kita bukan sedang ingin menyamakan kedudukan, kita butuh menang!” ujarnya sambil menunjuk Lorenzo Insigne. Tapi Insigne tetap tidak dimainkan. Para pemain pengganti yang dimainkan adalah Stephan El Shaarawy, Manolo Gabbiadini [ralat: Andrea Belotti] dan Federico Bernardeschi. Pergantian yang tetap tak bisa membuat Italia mencetak gol.

Dengan selesainya perjalanan Italia menuju Piala Dunia, De Rossi memutuskan untuk pensiun. Ia juga mengonfirmasi mengenai alasannya menolak bermain. "Saya hanya mengatakan bahwa kita sudah ada di ujung dan butuh kemenangan, jadi harusnya para penyerang yang pemanasan. Saya juga menunjuk Insigne, karena saya pikir, mungkin, akan lebih baik jika Insigne yang dimainkan," kata De Rossi.

“Petualangan saya selesai di sini,” sambungnya. “Ini momen yang gelap untuk sepakbola Italia dan sangat gelap untuk kami para pemain, yang sudah menjadi bagian dari ini selama dua tahun terakhir. Federasi sekarang punya tugas penting untuk memulai kembali dari momen yang begitu menyakitkan dan mengecewakan.”

Bersamaan dengan De Rossi, pensiun juga menjadi jalan yang dipilih Andrea Barzagli dan Gianluigi Buffon. Menurut Buffon, Giorgio Chiellini juga akan pensiun. Tapi tidak demikian dengan Ventura.

“Mengecewakan, bagaimana pertandingan terakhir saya untuk Italia bertepatan dengan gagalnya kami lolos ke Piala Dunia,” ujar Buffon sebagaimana dikutip dari Reuters. “Itu satu-satunya penyesalan saya, karena waktu terus berjalan dan waktu itu kejam tapi begitu adanya.”

“Saya belum mundur karena saya belum berbicara kepada presiden (Carlo Tavecchio, ketua federasi sepakbola Italia),” ujar Ventura dalam jumpa pers pasca pertandingan. “Saya minta maaf untuk hasil akhir namun tidak untuk usaha yang kami berikan dan semangat kami untuk menang. Dari sudut pandang olah raga, hasil ini sangat buruk.”

Apa yang terjadi di San Siro semalam tentu menjadi ironi tersendiri bagi timnas Italia. Bahkan De Rossi seolah tak percaya dengan pelatihnya sendiri. Laga ini juga jadi panggung terakhir bagi para sejumlah pemain. De Rossi, Buffon dan Barzagli, adalah generasi terakhir yang membawa Italia juara Piala Dunia 2006.

Komentar