Manchester City tidak terkalahkan dalam 15 pertandingan Liga Primer Inggris 2017/2018. Saat ini, mereka juga sedang mencatatkan 13 kemenangan beruntun. Jika City bisa mengalahkan Manchester United pada pekan ke-16 (10/12), City akan mencatatkan rekor kemenangan beruntun terbanyak (14 kali) sepanjang sejarah Liga Primer.
Tapi City justru patut khawatir tidak bisa mewujudkan hal tersebut. Bukan karena City baru saja menelan kekalahan pertamanya musim ini setelah kalah dari Shakhtar Donetsk, tapi karena lawan yang akan mereka hadapi adalah Manchester United. United saat ini berada di peringkat kedua dan menjadi kesebelasan paling sedikit kebobolan, tapi lebih dari itu United punya keunggulan yang bisa mengeksploitasi kelemahan City.
City tampil superior sepanjang musim ini memang bukan tanpa cela. Kelemahan justru mulai terlihat dalam tiga laga terakhir City di Liga Primer. Kekalahan dari Shakhtar (1-2) di Liga Champions memang tidak perlu dihitung sebagai bencana bagi City karena saat itu hanya tiga pemain utama yang diturunkan sejak menit pertama. Berbeda dengan tiga laga terakhir City di liga yang menunjukkan cara membobol gawang City; lewat sepak pojok.
Huddersfield Town, Southampton, dan West Ham United yang jadi lawan City di tiga laga terakhir memang kalah. Tapi mereka sama-sama berhasil mencuri satu gol. Uniknya dua dari tiga gol tersebut tercipta dari sepak pojok. Di laga melawan Southampton, City memang tidak kebobolan dari sepak pojok. Tapi pada laga tersebut, terdapat dua peluang Southampton yang nyaris menjadi gol; lewat sepak pojok yang disambut Wesley Hoedt dan Virgil van Dijk.
https://twitter.com/DMVSoccerDotCom/status/935966776852209665
Lebih jauh, jika melihat gol-gol yang bersarang, termasuk peluang Hoedt di atas, semuanya terjadi berkat umpan silang yang dilepaskan dari sisi kiri pertahanan United. Boleh jadi sisi kiri pertahanan City menjadi sisi terlemah City karena di situ terdapat Fabian Delph yang sebenarnya bukan pemain bek kiri alami. Perlu diketahui, United lebih dominan menyerang lewat sisi kanan (41%) ketimbang tengah (25%) dan kiri (34%).
Kelemahan City memang bukan karena bek tengah City, Nicolas Otamendi dan Vincent Kompany, lemah dalam duel udara. Tapi, mungkin, dalam situasi sepak pojok, mereka akan menghadapi bek tengah lawan yang juga berpostur tinggi dan juga handal dalam duel udara, sehingga tidak mudah bagi mereka untuk memenangi duel udara, tak seperti ketika menghadapi penyerang lawan.
City, atau manajer mereka, Pep Guardiola, tampaknya memang meminimalisasi skuatnya digempur dari umpan silang. Dalam catatan yang dikumpulkan WhoScored, City menjadi kesebelasan dengan jumlah umpan silang tersedikit yang mengarah ke lini pertahanan mereka, (9 kali per laga). Di tempat kedua ada Liverpool dengan 15 kali per laga.
Menariknya, United adalah kesebelasan yang cukup mengandalkan umpan silang. Masih menurut WhoScored, skuat asuhan Jose Mourinho ini melepaskan 22 kali umpan silang per laga, terbanyak ketiga setelah Tottenham (24) dan West Ham (23). Apalagi jika bermain di kandang, jumlah umpan silang United mencapai 28 kali per laga.
Tak hanya itu, United juga ternyata cukup mahir mencetak gol dari sepak pojok. Mereka sudah empat kali mencetak gol dari corner, terbanyak ketiga setelah Stoke City dan Leicester City. Belum lagi tendangan bebas kesebelasan berjuluk The Red Devils ini pun berhasil mencetak empat gol, yang tiga di antaranya merupakan gol lewat kepala. United memang menjadi kesebelasan dengan gol terbanyak dari bola mati. Gol dari kepala tercatat enam kali, terbanyak ketiga (bersama City dan Liverpool), kalah dari Chelsea (9) dan Arsenal (7).
City akan lebih sering menguasai bola
City superior di Liga Primer dengan 46 gol yang mereka cetak dari 15 laga, tiga gol per laga, yang merupakan terbanyak di liga. Kebobolan mereka sejauh ini baru 10 kali, tersedikit kedua di liga setelah United (9 kali).
Dari gaya permainan, City masih memainkan possession football-nya pada musim ini. Tapi penguasaan bola City musim ini lebih menggila. Saat ini mereka mencatatkan ball possession dengan rerata 66,4% per laga. Angka tersebut meningkat dari musim lalu yang mencatatkan 60,9% per laga.
Penguasaan bola dengan umpan-umpan pendek memang jadi kekuatan City. Dari 46 gol yang mereka ciptakan, 36 diciptakan dari skema open play. The Citizens tidak mengandalkan umpan-umpan silang melambung, melainkan umpan-umpan pendek di depan kotak penalti. Meski bola serangan akan berawal dari sayap, pada akhirnya umpan pendek ke/di tengah atau umpan cut back yang akan menjadi penyelesai akhir serangan.
https://twitter.com/PedroChagas08/status/936000239663796227
Penguasaan bola City tampaknya akan semakin menonjol pada Derbi Manchester nanti. Meski pressing United bersifat reaktif dan situasional, namun mereka kental dengan pertahanan garis rendah yang rapat. Di antara enam kesebelasan besar Liga Primer Inggris, penguasaan bola United memang terendah, dengan 52% per laga. Angka tersebut kalah juga dari Southampton yang mengoleksi 54,4% penguasaan bola per laga.
Hanya saja penguasaan bola tak berarti besar bagi skema permainan Jose Mourinho. Mereka mungkin akan tetap bermain reaktif, dan membiarkan City menguasai bola lebih banyak. Yang jadi pertanyaan, seberapa tahan lini pertahanan United, termasuk sang kiper, David De Gea, membendung bombardir serangan City?
***
Menilik kecenderungan kedua kesebelasan di atas, laga ini tampaknya akan menghasilkan gol. Walau begitu, menghasilkan gol bukan berarti akan berjalan menarik untuk ditonton karena terjadi jual beli serangan. Mou bisa saja dengan "p?a?r?k?i?r? ?b?u?s?" pragmatisme-nya akan lebih defensif sambil menunggu momen yang tepat melancarkan serangan balik karena tidak adanya Paul Pogba. Atau Pep bisa saja akan memancing lini pertahanan United untuk naik agar rapatnya lini pertahanan United tidak berada di sekitar kotak penalti karena David Silva diragukan tampil.
Yang jelas, Manchester Derby selalu menyiapkan suguhan menarik, setidaknya laga ini berpotensi tidak akan berakhir dengan skor kaca mata.
Baca juga:
Adu Mulut Jose Mourinho vs Pep Guardiola
Apa yang Membuat Pertandingan Disebut "Derby"?
foto: hindustantimes.com
Komentar