Tidak terasa sudah hampir satu dekade Jesus Fernandez Saez alias Suso mewarnai dunia sepakbola profesional. Masih hangat di kepala bagaimana dirinya mendapatkan label `wonderkid` di permainan Football Manager 2011. Sekitar satu tahun setelah Football Manager 2011 beredar, Liverpool memberikan kontrak profesional kepada Suso. Kontrak tersebut semakin memantapkan prediksi Football Manager yang melihat Suso sebagai bintang masa depan Spanyol. "Baru berusia 18 tahun, Suso telah memperlihatkan kemampuan teknikal luar biasa. Ia juga begitu determinan untuk membela klub sekelas Liverpool," puji Brendan Rodgers, nakhoda the Reds saat itu.
Namun, kenyataannya Suso tidak bisa berbuat banyak di Anfield. Ia hanya tampil 21 kali, terlibat dalam dua gol, dan mendapatkan jam terbang kurang dari 1.000 menit. Jelas bukan catatan impresif untuk seorang pemain yang diprediksi akan menjadi bintang. Nasib Suso di Liverpool semakin memburuk. Ia sebenarnya sudah merasa nyaman hidup di Inggris. Tapi, Liverpool tidak terkesan dengan penampilannya. "Kontrak saya tersisa sekitar enam bulan di sana dan pihak klub enggan untuk memberi perpanjangan. Tiba-tiba agen saya mengatakan bahwa AC Milan tertarik. Saya pun merasa bahwa AC Milan sama seperti Liverpool, klub berkelas yang memiliki banyak sejarah. Akhirnya saya terbang ke Milan dan melakukan tes medis," aku Suso kepada Sky Italia.
Pertama Suso mendarat di San Siro, ia tidaklah lebih dari sekedar pemain muda yang gagal memenuhi ekspektasi. Gagal bersaing dengan sesama pemain muda seperti Raheem Sterling dan Jordon Ibe di Anfield. AC Milan yang sudah memiliki Alessio Cerci dan Jeremy Menez pun tidak memiliki tempat untuk Suso. Pihak klub kemudian meminjamkan jasanya ke Genoa untuk membuktikan diri. Tantangan tersebut berhasil dijawab Suso dengan enam gol dari 19 pertandingan bersama Il Grifone. Akhirnya, AC Milan pun memberikan tempat utama kepada Suso.
VIDEO: Momen-momen terbaik Suso bersama AC Milan
Mengisi pos yang ditinggalkan Jeremy Menez ke Girondins Bordeaux, Suso hanya absen tiga di musim penuh pertamanya di Serie-A. Terlibat dalam 13 gol dan bermain lebih dari 2.800 menit untuk AC Milan. Sejak saat itu, Suso tidak tergantikan di lini serang Rossoneri. Siapapun kepala pelatih AC Milan, Suso selalu mendapat tempat utama. Ia kembali terlihat seperti pemain yang dijanji-janjikan oleh Football Manager di 2010.
Selalu mendapat jam terbang dan diandalkan oleh AC Milan, Suso pun merasa nyaman di Italia. Dirinya beberapa kali menolak untuk hengkang meski disodorkan banyak tawaran. Bahkan Liverpool yang ingin memulangkan Suso juga gagal untuk mendapatkan jasanya. Tidak tergantikan sejak 2016, Suso meminta kenaikan gaji kepada AC Milan. Akan tetapi, hal itu justru menjadi boomerang bagi Suso.
Sekalipun agennya sudah bertemu dengan para petinggi klub, Suso gagal mendapatkan perpanjangan kontrak apalagi kenaikan gaji. Ia justru siap dilepas oleh kubu Rossoneri. Menurut rumor beredar, jasa Suso diperebutkan oleh Arsenal, Tottenham Hotspur, Sevilla, dan Atletico Madrid. Sevilla jadi pelari terdepan untuk mendapatkan Suso.
Media asal Spanyol, AS, melaporkan bahwa Suso akan datang ke Sevilla sebagai pemain pinjaman dengan opsi permanen. Laporan itu semakin masuk akal setelah Sky Sports mengatakan bahwa AC Milan telah menolak proposal 22 juta Euro dari Tottenham. Hingga tulisan ini terbit, belum ada kepastian tentang masa depan Suso. Tapi sepertinya memang sudah saatnya bagi pemain kelahiran 19 November 1993 itu kembali keluar dari zona nyaman. Mungkin setelah hampir satu dekade meninggalkan Andalusia, Suso akan pulang ke kampung halamannya. Bukan membela Cadiz, tapi Sevilla.
Komentar