Kesebelasan nasional Indonesia menjalani pertandingan pertamanya di tahun 2015 dengan menghadapi negara asal Afrika, Kamerun. Kamerun yang berada di peringkat 49 FIFA, terpaut jauh dengan Indonesia yang berada di peringkat 156, berhasil mengalahkan Indonesia dengan skor tipis, 1-0.
Meski kalah, hasil ini patut diapresiasi. Bagaimanapun, kualitas individu para pemain timnas Indonesia, masih kalah jauh dengan kualitas individu para pemain Kamerun. Tapi keberhasilan lini pertahanan Indonesia menahan gempuran Kamerun membuat gawang Made Wirawan hanya kebobolan satu gol.
Ya, saat bertahan, skuat asuhan Benny Dollo ini menampilkan performa yang cukup baik. Meskipun begitu terdapat sejumlah pemain yang bermain lebih menonjol di antara pemain lainnya sehingga bisa memperkokoh lini pertahanan Indonesia.
I Made Wirawan â 8
Sejumlah peluang mampu dihasilkan Kamerun meski cukup kesulitan menembus lini pertahanan Indonesia. Namun Indonesia beruntung memiliki I Made Wirawan di bawah mistar. Kiper yang membela Persib Bandung ini melakukan sejumlah penyelamatan krusial.
Lebih dari lima kali I Made mengagalkan peluang Kamerun yang nyaris menjadi gol. Reflek, penempatan posisi dan timing I Made berhasil membuat lini serang Kamerun gigit jari. Rasanya tak terlalu berlebihan jika I Made merupakan man of the match pada laga ini.
Hasyim Kipuw â 4,5
Sisi kanan pertahanan Indonesia berkali-kali mampu ditembus lini serang Kamerun. Dan Hasyim Kipuw yang ditempatkan sebagai bek kanan pada laga ini, tentunya menjadi pemain yang paling bertanggung jawab di sisi kanan pertahanan.
Namun Kipuw seringkali mampu dilewati pemain Kamerun khususnya Henri Bedimo. Satu-satunya gol yang bersarang ke gawang timnas Indonesia sendiri tercipta dari area kanan milik Kipuw. Kipuw âmeloloskanâ Bedimo yang kemudian melakukan umpan cutback pada Vincent Aboubakar di dalam kotak penalti.
Johan Alfarizi â 7,5
Tak seperti sisi sebelah kanan, sisi kiri timnas Indonesia cukup kokoh dan sulit ditembus para pemain Kamerun. Franck Etoundi, sayap kanan Kamerun, sampai harus digantikan karena selalu gagal melewati bek kiri andalan Arema Cronus, Johan Alfarizi.
Ya, Alfarizi yang menempati posisi bek kiri ini bermain cukup apik. Ia tak canggung meski laga melawan Kamerun merupakan laga debutnya bersama timnas. Bendol, sapaan akrab Benny Dollo, pun tak ragu untuk memainkannya selama 90 menit. Jangan lupakan juga Alfarizi menyelamatkan gawang Indonesia dengan sundulannya di mulut gawang.
Victor Igbonefo â 7
Lini pertahanan Indonesia yang kokoh pada laga ini tentunya tak lepas dari permainan gemilang duet bek tengah, di mana salah satunya adalah bek naturalisasi, Victor Igbonefo. Igbonefo sangat kuat dalam duel satu lawan satu dan melakukan sejumlah sapuan penting.
Sisi kanan Indonesia yang mudah ditembus membuat Igbonefo bekerja lebih berat pada laga ini. Namun karena kedisiplinannya, ia berhasil menambal kerapuhan di sisi kanan yang kerap diciptakan Kipuw bahkan selama 90 menit.
Yohannis Tjoe â 6,5
Yohannis Tjoe menjalani debutnya bersama timnas dengan menghadapi kesebelasan kuat seperti Kamerun. Namun bek asal Persipura Jayapura ini menunjukkan penampilan mengesankan selama 45 menit, yang mana ia kemudian digantikan pada babak kedua oleh Fachrudin Ariyanto.
Tjoe cukup handal melakukan intersep dan sapuan penting selama babak pertama. Bersama Alfarizi di sisi kiri, Tjoe membuat Kamerun terus-terusan harus menyerang lewat sisi yang lain, Kipuw. Namun kartu kuning yang diterimanya membuat Bendol menariknya keluar.
Hariono â 7
Hariono menjalani pertandingan ke-21 nya bersama timnas. Dan pada pertandingan ini, ia bermain apik di lini tengah. Bermain sebagai gelandang bertahan, ia berkali-kali membuat Kamerun harus menyerang lewat sayap karena tak ada celah di lini tengah.
Hariono identik dengan permainan keras, namun pada laga ini, ia bermain disiplin di tengah. Bahkan ia berkali-kali memberikan operan-operan matang pada para pemain sayap. Gelandang Persib Bandung ini sepertinya akan lebih sering mendapat panggilan timnas jika penampilannya ini bisa dipertahankan.
I Gede Sukadana â 7
 Secara mengejutkan I Gede Sukadana dipasang sebagai gelandang bertahan menemani Hariono. Tak sedikit pula yang meragukan lini tengah Indonesia ketika melihat nama Sukadana yang baru pertama kali mencicipi seragam timnas ini menghuni susunan pemain.
Namun Sukadana memperlihatkan kualitasnya. Bersama Hariono, double pivot timnas bermain kompak dan saling menyeimbangkan lini tengah. Penampilannya pada laga ini sepertinya berhasil membuat banyak pendukung timnas yang melupakan rekan setimnya di Arema Cronus yang sempat menjadi andalan timnas, Ahmad Bustomi.
Boaz Salossa â 7
Ditempatkan sebagai gelandang serang di belakang penyerang tunggal, Boaz Salossa beberapa kali mampu menjadi inspirator serangan timnas Indonesia. Kecepatan yang dimilikinya berkali-kali mampu merepotkan lini pertahanan Kamerun.
Namun pemain yang tak patah meski pernah patah ini gagal membuat serangan Indonesia lebih menggigit pada laga ini. Ia pun beberapa kali terlihat kecolongan di lini tengah dengan terlambat mundur setelah melakukan serangan. Ini cukup membuat Kamerun bisa memainkan bola di tengah dengan leluasa.
Tantan â 6,5
Tantan yang bermain gemilang bersama Persib Bandung gagal memberikan permainan yang cemerlang pada pertandingan keempatnya bersama timnas. Bermain sebagai sayap kanan, Tantan seolah tak terlihat pada laga ini. Tak heran memang, karena lawan yang dihadapinya adalah Bedimo, bek kiri kesebelasan asal Prancis, Olympique Lyon.
Mengenakan nomor punggung 10, Tantan gagal menebar ancaman bagi lini pertahanan Kamerun. Jarang melakukan track back membuat sisi kanan pertahanan Indonesia sering diserang. Karena permainannya tak meningkat pada babak kedua, ia pun kemudian digantikan oleh Bayu Gatra.
Zulham Zamrun â 6,5
Sisi kiri penyerangan timnas Indonesia lebih baik dibanding sisi kanan. Zulham Zamrun yang menjalani pertandingan ke-16 nya bersama timnas beberapa kali mendapatkan peluang. Namun satu peluang emasnya gagal menghasilkan gol setelah berhasil diblok bek Kamerun yang bermain untuk Galatasaray, Aurelien Chedjou.
Zulham yang tak bermain sebagai pemain inti bersama klubnya Persipura, bermain selama 90 menit. Operan-operannya cukup menyuplai lini penyerangan Indonesia dan menciptakan sejumlah peluang. Salah satunya adalah ketika umpan silangnya menghasilkan peluang bagi Boaz Salossa. Man of the match sepertinya tidak. Entahlah kalau Hair of the Match?
Christian Gonzales â 6
Diharapkan menjadi tembok di lini depan dan membuka ruang bagi Boaz-Tantan-Zulham, Christian Gonzales gagal memenuhi ekspektasi Bendol. Pemain naturalisasi asal Uruguay ini dibuat mati kutu oleh penjagaan Chedjou.
Pada babak kedua, Gonzales digantikan oleh Ferdinand Sinaga. Penampilan Ferdinand yang memiliki dua peluang matang semakin menunjukkan Gonzales bermain mengecewakan pada laga ini.
Benny Dollo â 7,5
Pelatih interim timnas yang sempat diragukan kemampuannya ini berhasil membuat timnas menampilkan lini pertahanan yang solid. Keberaniannya memasang dua pemain debutan di lini pertahanan, Tjoe-Alfarizi, cukup sukses.
Pergantian yang dilakukannya pun cukup tepat. Fachrudin Ariyanto tak mengurangi kesolidan lini pertahanan yang masuk usai turun minum menggantikan Tjoe. Bayu Gatra yang menggantikan Tantan pun membuat serangan timnas Indonesia menjadi lebih hidup.
Meski kalah 0-1, bagaimanapun penampilan yang ditunjukkan skuat asuhannya kali ini tetap patut diapresiasi. Pada pertandingan berikutnya, melawan Myanmar yang akan mencoba sejumlah pemain baru, diharapkan Bendol bisa mempertahankan permainan timnas yang seperti ini dengan lini penyerangan yang lebih garang. Well done, coach!
Komentar