Setelah memastikan tidak akan memperpanjang kontrak dan akan meninggalkan Barcelona pada akhir musim ini, masa depan Daniel Alves mulai terkuak. Lewat sebuah wawancara dengan media Italia, bek kanan asal Brasil tersebut dengan yakin menyebut akan memulai karier di Italia bersama juara Serie A beruntun, Juventus.
“Saya selalu bahagia, tapi saya lebih bahagia sekarang. Saya sangat senang bergabung dengan Juventus,” ujar Alves ketika diwawancarai SportItalia. “Saya mendapatkan banyak trofi bersama Barcelona. Tapi saat ini telah tiba waktunya untuk menikmati Italia dan mengantarkan Juventus kembali ke puncak Eropa.”
Sebelumnya, Direktur Juventus, Giuseppe Marotta, telah mengakui bahwa Juventus memang tengah mengincar Daniel Alves yang hendak dilepas gratis oleh Barcelona meski memiliki kontrak satu musim tersisa. Barca memang berencana menghemat lebih dari 6,5 juta euro yang menjadi gaji Alves dalam semusim.
“Saya bisa pastikan negosiasi dengan Dani Alves berada di jalur yang benar. Kami sangat puas dan sangat optimis mendapatkannya,” papar Marotta seperti yang dikutip Dailymail.
Alves Penuhi Kualifikasi Standar "Pemain Tua" Juventus
Mendatangkan Dani Alves bisa jadi akan memunculkan pro dan kontra. Melahirkan pro karena Alves sudah terbukti bisa menghadirkan sejumlah trofi untuk Barcelona. Menjadi kontra karena Alves sudah tak muda lagi, saat ini berusia 33 tahun.
Namun bagi Juventus, tua-muda bukan hal yang paling utama. Terlebih untuk "pemain tua", ada kecenderungan Juventus memiliki standar khusus dalam mendatangkan pemain tua sejak era Marotta dan Andrea Agnelli. Para pemain di atas 30 tahun yang didatangkan, kesemuanya bermental juara Eropa bahkan dunia. Sebut saja Andrea Pirlo, Patrice Evra, Andrea Barzagli, Luca Toni, hingga Nicolas Anelka.
Yang terjadi kemudian, Juventus pun mendapatkan keuntungan dari transfer "pemain tua" tersebut. Pirlo dan Barzagli menjadi pilar utama Juventus untuk mengembalikan kejayaan Juventus bersama Antonio Conte. Sementara Evra menjadi bagian dari Juventus yang melangkah ke final Liga Champions 2014/2015.
Pirlo dan Evra didatangkan karena pernah menjuarai Liga Champions (bersama AC Milan dan Manchester United). Anelka pernah menjuarai Liga Champions bersama Real Madrid pada musim 1999-2000, Sementara Barzagli dan Toni (serta Pirlo), berstatus juara Piala Dunia 2006. Hal ini juga yang menjadi alasan Juventus mendatangkan Sami Khedira dengan gratis (meski memiliki rekam jejak cedera yang panjang) karena gelandang asal Jerman tersebut berstatus juara Piala Dunia (timnas Jerman) dan juara Liga Champions (Real Madrid).
Jika melihat tren di atas, Alves jelas memenuhi standar "pemain tua" Juventus. Bahkan Alves merupakan salah satu bek bergelimang trofi. Selain trofi domestik yang ia peroleh bersama Bahia, Sevilla, dan Barcelona, ia berhasil menorehkan dua trofi Piala UEFA (bersama Sevilla), tiga trofi Liga Champions (bersama Barcelona), dan Copa America (bersama Brasil).
Juventus sendiri meski merajai Serie A dalam lima musim terakhir, masih memiliki pekerjaan rumah saat berlaga di Liga Champions. Setelah melangkah ke final pada 2015 (dikalahkan Alves dan kolega, Barcelona), langkah Juventus musim ini harus terhenti di babak perdelapan final setelah disingkirkan Bayern Muenchen. Bersama Alves yang berpengalaman, Juve tentunya berharap meningkatkan kualitasnya di Liga Champions.
Daniel Alves saat menghadapi Juventus di partai final Liga Champions 2015 (via:cnmsports.com)
Kemampuan Menyerang Alves yang Hendak Dimaksimalkan Juventus
Salah satu kelebihan Alves adalah ia memiliki atribut menyerang yang cukup baik meski bermain sebagai full-back. Ia rajin melakukan overlap, namun bisa dengan cepat kembali ke pertahanan. Hal ini menjadi salah satu senjata keberhasilan Barcelona dalam beberapa musim terakhir.
Di Juventus, ia akan mendapatkan peran yang tak jauh berbeda. Bahkan ia bisa ditempatkan bermain lebih menyerang jika Juventus mengandalkan formasi dasar 3-5-2. Selain Stephan Lichtsteiner, Juan Cuadrado yang juga memiliki atribut menyerang sangat baik kerap dipasang di sisi kanan dalam formasi 3-5-2.
Bahkan musim ini, kontribusi Cuadrado bagi Juventus lebih terasa ketimbang Lichtsteiner. Versatility Cuadrado yang juga bisa ditempatkan sebagai penyerang sayap kanan bahkan bek sayap kanan, membuat pemain asal Kolombia tersebut menjadi pemain penting buat Allegri dalam mengawinkan trofi Serie A Italia dan Coppa Italia 2015/2016.
Namun nasib Cuadrado yang berstatus pinjaman dari Chelsea masih teka-teki. Manajer Chelsea musim depan, Antonio Conte, membutuhkannya sehingga enggan melepasnya ke Juventus. Meski kerasan di Juventus, isu kembalinya Cuadrado ke Chelsea pun semakin merebak ketika ia mendapatkan rasis dari pendukung Hellas Verona pada awal Mei lalu.
Bisa jadi, perekrutan Alves oleh Juventus ini untuk mengantisipasi gagal dipermanenkannya Cuadrado. Sementara sebagai full-back, Alves memiliki kemampuan menyerang di atas rata-rata. Juventus jelas cukup bisa menduplikasi Cuadrado lewat Alves, bahkan dengan kemampuan bertahan yang lebih baik.
Halaman berikutnya: Alves Datang, Lichtsteiner dan Caceres Berpotensi Hengkang
Komentar