Lini belakang menjadi persoalan utama Chelsea di bawah asuhan Antonio Conte sejauh ini. Dalam lima pertandingan terakhir di semua ajang yang dimainkan, The Blues bahkan harus rela gawang mereka dibobol sembilan kali oleh pemain lawan.
Catatan buruk yang menimpa Chelsea pada akhirnya menuntut Conte untuk melakukan perubahan. Dalam laga terakhir, saat Chelsea meladeni Hull City di Liga Primer Inggris, ia pun melakukan perubahan skema dari 4-3-3 ke 3-4-3 dan berhasil mendapatkan tiga poin.
Meski demikian, kemenangan di laga tersebut belum dianggap memuaskan oleh banyak pendukung Chelsea. Pasalnya dalam laga tersebut, Conte melakukan beberapa perjudian yang bukan tidak mungkin menjadi bumerang bagi tim yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut.
Tak heran, isu lama mengenai pembelian bek tengah baru yang diinginkan oleh Conte kembali muncul ke permukaan. Dari beberapa nama bek yang sempat santer diberitakan, nama Leonardo Bonucci kembali menguat.
Keinginan Conte untuk mendapatkan Bonucci bukan merupakan sebuah kejutan. Kedekatan keduanya disebut menjadi alasan mengapa Conte lebih menginginkan Bonucci ketimbang bek-bek lain, seperti Kalidou Koulibaly, Kostas Manolas, Lamine Kone, dan bahkan David Luiz.
Salah satu media Inggris, The Telegraph, bahkan mengklaim bahwa permintaan Conte untuk mendatangkan Bonucci telah disetujui oleh bos Chelsea, Roman Abramovich. Transfer ini pun disebut bakal terjadi pada Januari 2017 mendatang.
Tidak hanya itu saja, Telegraph juga berkata bahwa ada perwakilan dari Juventus yang terbang ke London awal minggu lalu. Mereka menyebut bahwa mereka diundang makan malam oleh Abramovich sekaligus untuk membicarakan transfer Bonucci.
Kepindahan Bonucci ke Chelsea disebut oleh media Inggris, seperti Express dan Metro difasilitasi sepenuhnya oleh manajemen Chelsea. Nama pemain pilar, seperti Eden Hazard, Francesc Fabregas, atau Nemanja Matic bahkan rela dikorbankan oleh Chelsea demi mendapatkan jasa Bonucci.
Menariknya, apa alasan utama Conte begitu ingin mendapatkan jasa Bonucci?
Pernah Bekerja Sama dalam Satu Tim
Meski Conte bukan sosok pelatih yang mengorbitkan Bonucci, namun tak bisa dipungkiri bahwa Conte adalah pihak yang membawa Bonucci berkembang ke level bermainnya saat ini.
Perkembangan bermain begitu pesat ditunjukkan Bonucci saat ia menjadi sosok tidak tergantikan di lini belakang pada musim 2011/12, atau musim perdana Conte melatih Juventus. Pada musim tersebut, terlihat bagaimana Bonucci mampu tampil baik bersama dua bek lain yang lebih senior, Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli.
Kedekatan mereka berlanjut saat keduanya berhasil membawa Juventus menjuarai Serie A Italia dua musim berikutnya. Meski Conte berpisah dari Juventus di akhir musim 2013/14, namun keduanya tetap dapat bertemu karena Conte melatih tim nasional Italia.
Tak heran, banyak pihak yang mengungkapkan bahwa Bonucci adalah anak kesayangan Conte. Ucapan ini diperkuat dengan pernyataan Bonucci ketika memberi selamat bagi Conte ketika ditunjuk menjadi manajer Chelsea, awal April 2016.
“Conte akan memberikan sukses besar di Chelsea. Dia adalah bos terbaik di sini [Italia], jika Anda menunjukkan respek kepadanya dia akan menunjukkan bagaimana hebatnya dia. Oleh karena itu, jangan heran saya memanggilnya Godfather.”
Pengganti Sempurna untuk John Terry
Alasan lain untuk mendatangkan Bonucci adalah kondisi kapten tim, John Terry. Kendati masih mampu bermain baik di belakang, tak bisa dipungkiri bahwa Terry sudah tidak mampu berada di penampilan terbaiknya seperti beberapa musim lalu.
Usia yang kini sudah memasuki bilangan 35 membuatnya Terry sudah mulai melambat. Akibatnya banyak pemain lawan yang memanfaatkan area Terry untuk menciptakan peluang mencetak gol.
Lalu mengapa Bonucci layak dipertimbangkan? Bukankah masih ada bek lain yang lebih cepat ketimbang dia?
Tentu masih ada. Tapi ada hal lain yang membuat Bonucci memiliki nilai tambah: kepemimpinan. Bonucci bertipikal begitu mirip dengan Terry. Penampilannya di Juventus mampu menjadi buktinya.
Meski ia lebih muda ketimbang dua bek lain, Barzagli dan Chiellini, namun Bonucci tak ragu untuk memberikan instruksi kepada keduanya. Tidak hanya itu saja, meski bukan kapten tim, Bonucci juga tak ragu untuk kerap mempertanyakan keputusan wasit, hal yang membuat ia begitu mirip dengan Terry.
Mampu Tampil Sebagai Ball-Playing Defender
Kebutuhan akan ball-playing defender begitu banyak di sepakbola modern. Meski demikian, jumlah ball-playing defender di era modern masih cukup sedikit. Tak heran, keberadaan pemain seperti ini banyak dicari.
Kemampuan ball-playing Bonucci terbilang sangat baik, catatan umpan sukses musim lalunya bahkan mencapai 87%. Anda tentu masih ingat, bagaimana umpan jauh Bonucci membangkitkan kembali gairah tim nasional di Piala Eropa 2016 lalu.
Soal aspek bertahan, Bonucci juga cukup baik. Musim lalu, ia mencatatkan rata-rata 2,3 intersep setiap 90 menit. Belum lagi kemampuan tekel berhasilnya yang mencapai 1,1 tekel setiap 90 menit dan membuatnya hanya melakukan 1 pelanggaran per 90 menit.
***
Kedatangan Bonucci ke Chelsea diyakini bakal memperbaiki tembok di lini pertahanan mereka yang saat ini belum kokoh. Pertanyaannya, apakah kepindahan Bonucci ke Chelsea akan memecahkan rekor transfer bek dunia yang saat ini tengah dipegang oleh John Stones?
Komentar