Suasana latihan Manchester City akan diwarnai dengan semangat yang sangat tinggi setelah menyelesaikan dua pertandingan dengan kemenangan besar. Liverpool yang baru jemawa mengalahkan Arsenal, diberikan karma kekalahan secara langsung oleh City dengan skor 5-0 pada pertandingan pekan ke-4 Liga Primer Inggris 2017/2018 di Stadion Etihad, Sabtu (9/9).
Selanjutnya, giliran tuan rumah Feyenoord Rotterdam yang dipermalukan City dengan skor 4-0 pada pertandingan pertama grup F Liga Champions 2017/2018 di Stadion Feijernoord, Kamis (14/9). Ketika ditanya kunci dari raihan-raihan positif itu, Josep "Pep" Guardiola selaku Manajer City menganggap bahwa hasil itu karena adaptasi para pemain barunya. Sejauh ini memang ada lima pemain baru yang sering dimainkan Pep di skuat utamanya, yaitu Benjamin Mendy, Bernardo Silva, Danilo, Ederson dan Kyle Walker.
"Kami sudah berusaha keras untuk membeli lima pemain itu untuk membuat kemajuan (di City), seperti yang dilakukan semua tim besar di Eropa. Ini penting untuk memperlihatkan bahwa kami bermain dengan mentalitas menyerang, bukan kebobolan dari serangan balik," terang Pep seperti dikutip dari NBC Sports.
Lima pemain itu terbukti berhasil membantu keinginan Pep untuk menjadikan City sebagai kesebelasan ultra menyerang secara atraktif. Lihat saja permainan Bernardo Silva ketika mengalahkan Feyenoord. Ia mampu menyeimbangkan David Silva dan Kevin de Bruyne yang sama-sama memiliki kempuan dribel mumpuni. Seperti yang diketahui bahwa olah bola David dan De Bruyne tidak pernah diragukan.
"Kevin adalah salah satu pemain terbaik yang pernah saya lihat selama hidup saya. Dia tentu saja bisa membuat segalanya bisa memungkinkan. Dia pemain berkualitas top. Kami sangat bangga dan bahagia dia bersama kami," puji Pep tentang De Bruyne seperti dikutip dari Football 356.
Melakukan satu atau dua dribel sukses di City boleh dikatakan luar biasa karena Pep tidak suka pemainnya belama-lama dengan bola. Ia menginginkan para pemainnya mengoper bola lebih cepat kepada rekan-rekannya. Tapi yang jelas bahwa pergerakan tiga pemain itu sanggup membuka dan memberikan ruang bagi Gabriel Jesus dan Sergio Aguero di lini depan. Apalagi Bernardo lebih sering naik sejajar dengan Aguero dan Jesus sehingga formasi City berubah menjadi 4-1-2-3 ketika menyerang.
Pemainan menyerang City lebih sempurna karena didukung kedua full-back agresif. Mendy di sisi kiri dan Walker di sebelah kanan, bermain hebat pada pertandingan ini. Mereka rajin membantu serangan dan mencoba melepaskan umpan silang. Baik Mendy maupun Walker mampu saling menutupi dengan pemain sayapnya di lini depan. Ketika Bernardo bergerak ke tengah, maka Walker akan menyisir sisi lapangan. Begitu pun sebaliknya.
Bahkan satu umpan silang Walker berhasil menjadi asis untuk Aguero. Begitu juga di sisi kiri antara Mendy dengan Jesus. Mendy sempat melepaskan tembakan keras ke arah gawang yang bola muntahnya menjadi gol bagi Jesus pada menit 25`. Di bawah Pep, kesebelasan ini seperti tidak memiliki struktur definitif ketika menyerang lawan. Tapi ia memiliki pemain-pemain yang cerdas untuk membaca dan bereaksi cepat terhadap pola permainan kesebelasannya sendiri.
Mereka membuat Feyenoord lebih sibuk untuk menggagalkan peluang lawan daripada memberikan tekanan di pertahanan City. Ancaman Feyenoord hanya satu kali melepaskan tembakan yang mengarah ke arah gawang. Sebetulnya, City sudah membuat pertandingan berakhir lebih cepat setelah gol pertama John Stones ketika laga baru berjalan dua menit. Setelah gol itu, City mampu bermain dengan bebas dan tidak dibatas lawan sampai pertandingan berakhir.
Hal itu pun diakui Giovanni van Bronckhorst selaku Pelatih Feyenoord, "Setelah gol pertama, permainan City semakin berkembang dan kami harus berjuang untuk terus mengikuti kecepatan tinggi yang mereka mainkan. Di babak kedua, kami mencoba mengubah sistem permainan kami. Kami ingin mendapatkan bola lebih banyak ke dalam permainan kami. Tapi itu sulit bagi lawan yang satu ini. City adalah salah satu tim papan atas di dunia," imbuhnya.
"Kami harus benar-benar memiliki hari yang baik ketika melawan mereka. Dan kami tidak milikinya saat ini," sambung Van Bronckshorst seperti dikutip dari Sports Mole.
Jika melihat pola permainan City ketika mengalahkan Feyenoord, para pendukung Liverpool tidak bisa menyalahkan kartu merah Sadio Made sebagai penyebab kekalahan besar mereka. Atau mungkin mereka bisa mengatakan kemenangan besar itu hanya karena lawan City itu "cuma Feyenoord". Tapi jika menganggap demikian, perlu diingat bahwa Manchester United pun pernah takluk di kandang Feyenoord pada Liga Europa musim lalu.
Saat ini City memang benar-benar menyeramkan. Mereka terlihat lebih baik dan semakin kuat di setiap pertandingannya. Permainan seperti ini membuat Pep berpotensi memberikan banyak gelar untuk City seperti yang dilakukannya bersama Barcelona dan Bayern Munich. Jika potensinya itu terbukti, suka atau tidak, Pep akan kembali diakui sebagai salah satu pelatih sepakbola terbaik saat ini.
Sumber lain: SB Nation
Komentar