SSC Napoli mesti takluk untuk kedua kalinya dari Manchester City meskipun berstatus sebagai tuan rumah di Stadion San Paolo pada dini hari tadi waktu Indonesia, Kamis (2/11).
Padahal Napoli sempat unggul terlebih dahulu melalui gol Lorenzo Insigne pada menit ke-21. Kemudian City berhasil membalikkan kedudukan menjadi 2-1 atas gol Nicolas Otamendi pada menit ke-34 dan John Stones pada menit ke-48.
Napoli pun sempat bangkit dengan menyamakan kedudukan melalui eksekusi penalti Joriginho pada menit ke-62. Tapi gol dari Sergio Aguero pada menit ke-69 dan Raheem Sterling pada injury time memastikan kemenangan City. Hasil itu pun memastikan City lolos dari fase grup karena menduduki peringkat pertama dengan raihan 12 poin.
Formasi dan susunan pemain
Pelatih Napoli, Maurizio Sarri, akhirnya sadar bahwa pertandingan Liga Champions menghadapi City harus diberikan perlawanan sengit. Kesadaran itu diperlihatkan melalui susunan pemain yang diturunkan pada laga ini. Dua gelandang andalannya, yaitu Allan Marques dan Jorginho, kali ini diturunkan sejak menit pertama.
Pertandingan ini merupakan pertama kalinya bagi Jorginho diturunkan sebagai pemain inti di Liga Champions 2017/2018. Sementara City melakukan beberapa rotasi di skuat intinya. Danilo dan Ilkay Gundogan diturunkan sejak awal pertandingan. Danilo menggantikan posisi Kyle Waler di full-back kanan dan Gundogan di lini tengah merotasi David Silva.
Permainan Berubah Setelah Faouzi Ghoulam Ditarik Keluar
Seperti yang diperkirakan pada pra-tinjau pertandingan ini bahwa Napoli harus bermain lebih agresif pada pertandingan ini, terutama dengan dimainkannya Allan dan Jorginho sejak awal pertandingan. Napoli bermain agresif baik menyerang maupun bertahan.
Dua full-back Napoli diberikan kebebasan untuk naik membantu serangan sampai sepertiga akhir pertahanan City. Begitu pun ketika bertahan, pressing dilancarkan ketika kehilangan bola di tengah maupun depan, bahkan ketika City melakukan build-up dari situasi tendangan gawang maupun lemparan ke dalam.
Tekanan Napoli membuat City terjebak di wilayahnya sendiri dalam paruh babak pertama. Sampai pada akhirnya Napoli bisa unggul melalui gol Insigne. Tapi dominasi permainan Napoli cuma bisa bertahan sekitar sembilan menit kemudian. Pada menit ke-22, Ghoulam mulai terlihat terpincang setelah beradu fisik dengan Stones.
Malapetaka pun dipastikan terjadi setelah Ghoulam ditarik keluar enam menit kemudian karena cedera ligamen lutut (ACL). Christian Maggio yang masuk menggantikannya pun bukan untuk mengisi posisi Ghoulam, melainkan menjadi full-back kanan yang merupakan posisi aslinya. Posisi Ghoulam di sisi kiri memaksa Elseid Hysaj untuk memerankannya.
Tapi nampak ada ketidaknyamanan bagi Hysaj untuk menggantikan peran Ghoulam. Hysaj kurang klop bahu membahu bersama Insigne ketika membangun serangan. Jarang ada umpan terobosan atau kombinasi yang dilakukan antara kedua pemain tersebut. Tidak hanya dengan Insigne, Hysaj juga salah kombinasi dengan Jorginho dan Hamsik.
Hal paling fatal adalah karena Hysaj tidak secepat Ghoulam dalam melakukan transisi bertahan maupun menyerang. Hysaj jarang melakukan akselerasi ke depan melalui overlap untuk memudahkan ruang bagi Insigne. Bahkan gol pertama City langsung terjadi di sisi kiri pertahanan Napoli setelah Hysaj baru mengisi posisi Ghoulam selama tiga menit.
"Kami kehilangan momentum tanpa Ghoulam karena butuh waktu untuk mengatur permainan kembali dan sulit memenangkan kembali penguasaan bola saat menekan di lapangan," imbuh Sarri seperti dikutip dari Football-Italia.
Maurizio Sarri yang tidak memiliki pilihan lain
Serangan sisi kiri Napoli sempat kembali berkembang pada menit 50-an karena Marek Hamsik rela bergerak lebih lebar ke area tersebut. Bedanya Hamsik bisa lebih memberikan akses karena Mertens pun cenderung bergerak ke bawa dan lebar ke kiri. Meskipun Hamsik harus rela mengendorkan kawalannya kepada Fernandinho.
Sebelumnya, Fernandinho yang turun ke belakang saat build-up serangan pun tidak bisa bergerak bebas karena dikawal Hamsik. Begitu pun kedua full-back City tidak bisa leluasa naik membantu serangan karena agresivitas yang diterapkan pemain-pemain sayap Napoli.
Di sisi lain, setidaknya Hysaj pun beberapa kali naik ke depan meskipun tidak seagresif akselerasi yang sering dilakukan Ghoulam. Hasilnya, Napoli kembali beberapa kali bisa masuk ke sepertiga akhir pertahanan City. Puncaknya adalah saat dijegal di dalam kotak penalti dan berhasil dieksekusi oleh Jorginho pada menit.
Situasi berbeda dengan sisi kanan karena Maggio transisi Maggio lebih lambat daripada Hysaj. Hal itu membuat Allan terpaksa bergerak lebar ke kanan untuk memberikan tekanan kepada Fabian Delph, full-back kiri City. Kombinasi Allan, Maggio dan Jose Callejon di sisi kanan pun tidak sekompak sisi kiri.
Hal itu karena tugas Allan terbagi dua dengan bertahan dan ia memang tipikal pemain seperti itu. "Di Liga Champions, Anda memiliki keterbatasan di bangku cadangan. Jadi sulit untuk membawa bek kanan dan bek kiri sekaligus. Kami cenderung membawa bek kanan karena Elseid Hysaj bisa bermain di sebelah kiri," terang Sarri.
Cara lain Guardiola untuk mengalahkan Napoli
Tidak hanya Napoli, City tampil lebih berhati-hati pada pertandingan ini. Mereka tidak tampil terbuka seperti pertemuan sebelumnya. Kesebelasan berjuluk The Citizens itu memilih bermain lebih bertahan. Hal itu tidak lepas dari agresivitas yang dilancarkan Napoli kepada mereka.
Kedua full-back jarang ikut menyerang dan lebih memilih bertahan. Baik Danilo maupun Delph pada posisi itu jarang naik sampai sepertiga akhir pertahanan Napoli. Keduanya cuma naik sampai lapangan tengah meskipun kesebelasannya melakukan serangan balik yang diandalkan pada laga ini.
Serangan balik menjadi andalan City untuk memberikan perlawanan kepada Napoli pada laga ini. Momen itu dilakukan setelah City mendapatkan bola setelah memadatkan pertahanannya dengan formasi 5-4-1 ketika diserang. Kemudian City melancarkan serangan balik langsung yang beberapa kali mengancam pertahanan Napoli. Total, City melepaskan 10 percobaan tendangan ke gawang lawannya.
Serangan balik City sangat kentara dalam proses gol Aguero pada menit ke-69. Saat itu Fernandinho berhasil mendapatkan bola dari Hamsik dan mengawali serangan balik City. Apalagi saat itu Napoli sedang nyaman menerapkan garis pertahanan tinggi karena berhasil sedikit memperbaiki ritme permainannya sejak menit 50-an seperti yang dijelaskan pada bagan tulisan sebelumnya.
Serangan balik City juga menciptakan peluang-peluang yang berbuah tendangan sudut. Proses tendangan sudut itu juga berhasil menjadi dua gol awal City yang dicetak Otamendi dan Stones. Ditambah penampilan Pepe Reina tidak terlalu baik dalam menjaga gawangnya.
Padahal ia jarang mendapatkan ancaman dengan tendangan City yang mengarah ke gawang karena delapan percobaannya berhasil diblok rekan-rekannya. Total, hanya satu ancaman yang bisa diselamatkan Reina dari enam percobaan tendangan City yang mengarah ke gawang.
Sisanya, empat menjadi gol dan satu membentur tiang gawang. Catatan itu membuktikan bahwa efektifnya serangan City pun tidak lepas dari kesalahan Reina, terutama saat proses gol ketiga yang tidak bisa ditahannya. Padahal saat itu Aguero sudah mendapatkan gangguan dari dua rekannya di lini belakang.
https://twitter.com/akshaaaaar/status/925834584805257216
Kesimpulan
Atas kemenangan ini, Pep menunjukan bahwa ia tahu bagaimana caranya mengalahkan lawan di dalam pertandingan sepakbola. Tidak hanya mengandalkan penguasaan bola, Pep membawa kemenangan bagi City melalui situasi bola mati dan serangan balik langsung. Di sisi lain, kehilangan Ghoulam di paruh babak pertama mengurangi kekuatan Napoli.
Pergantian yang melemahkan itu membuat perubahan pola permainan Napoli sehingga takluk di kandang sendiri. Kekalahan ini membuat Napoli semakin sulit lolos ke babak 16 besar karena berada di peringkat tiga dan tertinggal enam poin dari Shakhtar Donetsk di posisi runner-up klasemen sementara Grup F.
Komentar