Arlansyah Abdulmanan: Pilar Masa Depan Serangan Persija

Arlansyah Abdulmanan: Pilar Masa Depan Serangan Persija
Font size:

Nama Arlansyah Abdulmanan sering disebut dalam percakapan penggemar sepak bola Indonesia di awal musim Super League 2025/26. Pemain muda ini mulai menampilkan kematangan permainan yang jarang dimiliki pemain seusianya. Baik di level klub maupun bersama tim nasional (timnas) kelompok umur, Arlansyah menunjukkan kombinasi antara visi bermain, mobilitas, dan kecerdasan taktis yang menjanjikan. 

 

Musim lalu, Arlyansyah menjadi salah satu pemain kunci PSIM Yogyakarta. Pemain kelahiran 20 Desember 2005 ini mencatatkan 12 penampilan dan membukukan empat gol serta dua asis. Meski masih muda, Alryansyah selalu menjadi andalan pelatih Seto Nurdiantoro maupun Erwan Hendarwanto. Apalagi regulasi Liga 2 mewajibkan pemain U-20 bermain di setiap pertandingan. 

 

Setelah menjalani masa pinjaman luar biasa bersama PSIM, Arlyansyah kembali ke Persija Jakarta dengan lebih matang. Musim ini, ia tidak lagi disekolahkan di klub lain, melainkan masuk skuad utama Persija. Pemain berusia 19 tahun ini pun mendapatkan kepercayaan penuh dari Mauricio Souza untuk Indonesia Super League 2025/26. Tanda-tanda Arlyansyah bukan sekadar untuk memenuhi regulasi pemain U-23, terlihat ketika menjadi motor serangan sisi kiri Persija kala beruji coba dengan Arema FC di Jakarta International Stadium pada 26 Juli 2025. 

 

Bermain sebagai pemain inti, Arlyansyah tampil licin, lincah, dan gesit, dengan mengacak-ngacak lini pertahanan kanan lawan sehingga menang tiga gol tanpa balas. Peran itu dipertahankan pemain kelahiran Jakarta ini kala membuka laga Super League. Arlyansyah membantu Persija menggulung Persita Tangerang dengan skor 4-0 di JIS, Minggu (10/8). 

 

Penampilan pemain setinggi 1,6 meter ini telah merepotkan Persita selama 84 menit. Arlyansyah bahkan beberapa kali mampu mengancam gawang Persita. Pemain sayap yang juga bisa tampil sebagai gelandang serang ini juga ikut terlibat dalam empat gol yang dicetak Persija ke gawang persita. Arlyansyah turut menyumbangkan satu asis untuk Persija yang umpannya berhasil dimanfaatkan Maxwell Souza. 

 

Selain asis, Arlyansyah melepaskan satu tembakan ke arah gawang dari dua percobaan. Juga melepaskan 19 operan sukses dan satu intersepsi. "Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas pertandingan pertama saya kemarin. Saya berterima kasih kepada tim pelatih yang sudah memberi kepercayaan kepada saya, rekan tim, dan ofisial, atas dukungannya. Semoga ke depannya, saya bisa bekerja lebih keras lagi dan lebih percaya diri untuk menunjukkan performa terbaik," ucapnya seperti dikutip dari situs Persija.

 

Jika berkaca kepada regulasi, di skuad utama Persija sudah ada dua pemain U-23, yaitu Rizky Ridho dan Rio Fahmi. Namun Arlyansyah saat itu tetap menjadi pilihan di pemain inti Persija. Ia juga menggusur dua pemain Indonesia U-23 di skuad Persija, yaitu Dony Tri Pamungkas dan Rayhan Hannan. 

 

Pujian pun mengalir dari Souza. "Dia menjalankan tugasnya dengan baik. Dia adalah pemain yang berani, menghadapi lawan dengan keberanian. Dia juga sangat berdedikasi pada aspek bertahan. Dia masih sangat muda. Tentu saja, dia punya banyak hal untuk diperbaiki. Tapi saya sangat senang dengan permainan yang dia tunjukkan. Dia adalah pemain yang banyak membantu kami selama pertandingan," ujarnya seperti dikutip dari Bola. 

 

Siap Menjadi Pemain Sayap Modern

 

Arlansyah berposisi sebagai pemain sayap kanan atau bisa disimpan di kiri. Mampu menempati dua sisi berbeda sering dikaitkan dengan tipikal pemain sayap modern. Ditambah ia kuat dalam duel, disiplin posisi, dan distribusi bola yang rapi. Pemain bernomor punggung 11 ini juga punya kemampuan passing yang cukup lengkap. 

 

Ia nyaman melakukan umpan pendek cepat untuk menjaga sirkulasi permainan, namun juga berani mengirim umpan silang ke dalam kotak penalti. Hal ini membuatnya efektif menyisir sisi lapangan. Salah satu kekuatan utama Arlansyah adalah kesadarannya dalam mencari ruang, sehingga menjaga keseimbangan di lini depan. 

 

Saat tim sedang menguasai bola, ia mencari ruang untuk membuka jalur umpan rekan-rekannya di lini depan. Secara fisik, Arlansyah cukup mobile yang bermanfaat juga dalam situasi bertahan. Pemain yang memulai karir sepakbolanya di ASIOP Apacinti ini mampu menutup area luas di sisi lapangan dengan aktif melancarkan tekanan. Karakter ini membuatnya cocok dengan sepak bola modern yang menuntut pemain sayap bekerja keras di dua fase permainan sekaligus. 

 

Meski masih muda, Arlansyah berani melakukan tekel dan duel fisik. Catatan intersepsi dan recoverynya, menandakan ia punya naluri bertahan yang cukup kuat. Dalam konteks taktik modern, Arlansyah bisa ditempatkan di berbagai sistem. Sebagai pemain sayap dengan formasi empat maupun tiga bek, ia bebas memberikan umpan silang maupun menembak langsung. 

 

Sementara dalam sistem yang menuntut tekanan, Arlyansyah punya disiplin untuk menutup ruang dengan baik. Baik di sisi kanan maupun kiri, ia akan melengkapi dengan keseimbangan di sayap sehingga struktur tim tetap solid. Dengan usia yang masih sangat muda, Arlansyah punya banyak ruang untuk berkembang. 

 

Hal-hal yang perlu ditingkatkan antara lain adalah keberanian dalam menyerang, seperti menjaga bola lebih lama atau masuk ke kotak penalti. Juga konsistensi dalam tempo tinggi, agar mampu bersaing di level internasional yang menuntut intensitas tanpa henti.

 

Jika mampu mengasah umpan silangnya, Arlyansyah bisa menjadi salah satu pemain sayap Indonesia di level yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Ia adalah contoh pemain sayap muda dengan pondasi teknik dan kecerdasan bermain yang matang. Arlyansyah tidak hanya sekadar “pekerja” di sisi lapangan, tetapi juga bisa menjadi pembaca ruang yang penting dalam struktur permainan modern. 

 

Di tengah kebutuhan Indonesia akan pemain sayap dengan disiplin taktis dan distribusi bola yang stabil, Arlansyah berpotensi mengisi peran itu.

 

Persib Menderita Turbulensi dan Frustrasi?
Artikel sebelumnya Persib Menderita Turbulensi dan Frustrasi?
Artikel selanjutnya
Artikel Terkait