Leonardo Bonucci kembali ke Juventus. Sementara itu Juve kembali melepas pemainnya ke AC Milan. Setelah musim lalu menjual Bonucci, kini giliran Gonzalo Higuain dan Mattia Caldara yang hijrah dari Bianconeri ke Rossoneri. Bagi banyak orang, transfer ini menguntungkan Milan. Benarkah demikian?
Kedatangan Higuain dan Caldara memang memperkuat Milan langsung di dua sektor, belakang dan depan. Dampaknya bisa cukup signifikan.
Caldara Sosok Penting di Lini Pertahanan Atalanta
Caldara bisa langsung menjadi pilihan utama di musim pertamanya bersama Milan. Dua musim di Atalanta, pemain berusia 24 tahun ini selalu menjadi pilihan utama. Total 63 penampilan ia torehkan di segala ajang. Setelah musim 2016/17 mengakhiri di posisi keempat, musim lalu Atalanta menempati posisi ke-7.
Dua musim terakhir menjadi prestasi terbaik Atalanta dalam sejarah. Musim lalu, mereka untuk pertama kalinya tampil di kompetisi Liga Europa setelah terakhir kali tampil pada musim 1990/91 (saat masih bernama UEFA Cup). Perlu diketahui juga, sebelum dua musim yang impresif, Atalanta selalu mengakhiri musim di peringkat belasan dan baru kembali ke Serie A pada 2011/12.
Caldara menjadi bagian dari keberhasilan Atalanta di bawah asuhan Gian Pero Gasperini. Selain Caldara, Gasperini memang menyulap pemain-pemain muda menjadi pemain matang yang kemudian direkrut kesebelasan besar. Selain Caldara, Franck Kessié, Mattia Gagliardini, Andrea Conti, Leonardo Spinazzola, dan Alessandro Bastoni adalah sebagian pemain yang hijrah ke kesebelasan besar setelah Atalanta ditangani Gasperini.
Peran Caldara di skuat Gasperini begitu vital. Kekuatan pertahanan jadi kunci keberhasilan Gasperini berprestasi bersama Atalanta. Pada musim 2016/17, Atalanta hanya kebobolan 41 gol, tersedikit keempat di Serie A saat itu. Musim lalu Atalanta kebobolan 39 gol, tersedikit kelima. Kokohnya lini pertahanan itu menambal minimnya gol yang dicetak Atalanta. Musim lalu hanya 57 gol, sementara dua musim lalu 62 gol.
Caldara bermain dalam skema tiga bek Gasperini. Ia diapit oleh Rafael Toloi dan Andrea Masiello. Di Milan, Gennaro Gattuso jadi punya opsi memainkan skema tiga bek dengan kedatangan Caldara. Pemain kelahiran 5 Mei 1994 ini bisa dipasangkan bersama Alessio Romagnoli dan Mateo Musacchio di Milan.
Meski terbilang masih muda, pengalaman bermainnya yang cukup di Atalanta membuat kemampuannya matang. Pemain yang sempat dipinjamkan ke Cesena itu sudah memiliki caps di Timnas Italia walau hanya sekali. Tapi dengan semakin berkembangnya Caldara, panggilan bermain di timnas pun seolah tinggal menunggu waktu.
Pengalamannya bermain di Liga Europa pada musim lalu juga akan membantu Milan yang musim ini bermain di Liga Europa. Jadi meski kehilangan bek sekaliber Bonucci, Milan punya pengganti sepadan bahkan lebih fresh secara usia sehingga bisa menjadi investasi untuk jangka panjang.
Striker Top Dalam Diri Higuain
Sebelum mendatangkan Higuain, sebenarnya Milan punya stok penyerang melimpah. Andre Silva, Patrick Cutrone, Nikola Kalinic, dan Fabio Borini. Carlos Bacca juga kembali dari masa pinjaman. Tapi dari kelima penyerang tersebut, ketajaman mereka tidak ada apa-apanya dibanding Higuain.
Silva gagal menunjukkan kapasitasnya dengan hanya mencetak 10 gol dari 40 penampilan, hanya 2 gol di Serie A. Kalinic punya catatan yang lebih buruk, hanya 6 gol dari 41 penampilan. Cutrone lebih baik, 18 gol dari 46 penampilan. Tapi dengan usianya yang masih 20 tahun, Cutrone tidak bisa selalu diandalkan di lini depan.
Selain Cutrone, Bacca sebenarnya masih bisa diandalkan. Di Villarreal musim lalu ia mencetak 18 gol dari 44 penampilan. Tapi tampaknya ia tak masuk dalam skema Gattuso. Catatan golnya di Villarreal pun tak jauh berbeda dengan Cutrone. Milan mungkin akan lebih memberikan kepercayaan pada Cutrone agar di masa depan bisa menjadi penyerang yang subur gol.
Higuain, sementara itu, datang dengan catatan yang lebih baik dari penyerang-penyerang Milan di atas. Dua musim di Juventus, 55 gol dicetak dari 105 penampilan. Musim lalu ia mencetak 23 gol dari 50 penampilan. Tapi jika menghitung catatan golnya di Napoli, maka dalam lima musim terakhir penyerang asal Argentina tersebut selalu mencetak lebih dari 20 gol. Bahkan eks pemain Real Madrid tersebut pernah menjadi top skor Serie A pada 2015/16 dengan 36 gol.
Perlu diingat juga, Higuain dilepas Juventus bukan karena ia cedera atau ketajamannya menurun, melainkan karena Juventus punya penyerang baru, Cristiano Ronaldo.
Bersambung ke halaman berikutnya
Halaman kedua
Kran gol Higuain yang lebih mengalir di Serie A bisa membantu Milan untuk kembali bersaing di papan atas. Milan dalam beberapa musim terakhir memang kerap kesulitan merangsek ke posisi empat besar. Tidak adanya penyerang tajam, seperti era Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi, dan Zlatan Ibrahimovic, menjadi salah satu penyebab Milan mulai melempem.
Dengan adanya Higuain, Milan bisa menjual Kalinic dan Silva yang kabarnya tengah diincar kesebelasan lain. Penjualan keduanya bisa menjadi dana tambahan untuk Milan membeli pemain top lain. Pos gelandang menjadi salah satu yang perlu ditingkatkan, khususnya agar Higuain bisa dimanjakan dan tetap menunjukkan ketajamannya seperti di Napoli dan Juventus.
Bagaimana dengan Juventus yang mendatangkan Bonucci?
Caldara dan Higuain datang ke Milan sesuai dengan kebutuhan tim. Bagaimana dengan Juventus yang kembali merekrut Bonucci?
Bonucci berposisi sebagai bek tengah. Di pos tersebut, Juve saat ini punya Medhi Benatia, Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli, dan Daniele Rugani. Emre Can yang baru didatangkan pun bisa dimainkan sebagai bek.
Melihat komposisi di atas, Juve sebenarnya tidak dalam urgensi mendatangkan bek anyar. Hanya Barzagli yang mungkin sudah diplot sebagai pemain pelapis karena sudah semakin uzur.
Tapi yang perlu diperhatikan adalah Chiellini yang sudah berusia 33 tahun. Ditambah lagi dalam tiga musim terakhir ia mulai akrab dengan cedera. Meski tidak ada yang terlalu fatal, tapi hal itu menunjukkan bahwa pemain kidal tersebut tidak bisa selalu diandalkan di setiap pertandingan. Empat musim terakhir ia tak pernah bermain di Serie A lebih dari 30 pertandingan; musim lalu 26 kali.
Rekam jejak Chiellini dalam tiga musim terakhir (via: Transfermarkt.com)
Rugani bisa saja menggantikan Chiellini. Potensinya pun menjanjikan, bahkan sudah terlihat sejak ia masih membela Empoli. Tapi Juve, khususnya sang pelatih, Massimilliano Allegri, tampaknya masih ragu memainkan bek berusia 24 tahun tersebut di laga penting menghadapi kesebelasan besar. Indikasi ini terlihat karena rumor beredar Rugani masuk dalam daftar jual Juventus, di mana Chelsea yang kini ditukangi oleh pelatih Rugani di Empoli, Maurizio Sarri, dikabarkan mengincarnya.
Bonucci tampaknya didatangkan untuk menambah opsi bek tengah utama selain Benatia dan Chiellini. Musim lalu ia hampir bermain di seluruh pertandingan Milan. Total 51 laga ia jalani, hanya tiga kali absen di Serie A. Tak heran karena sepanjang musim lalu ia tak sekalipun mengalami cedera.
Bonucci juga sepertinya disiapkan untuk opsi kapten tim. Setelah kepergian Gianluigi Buffon, opsi kapten Juve tinggal Chiellini, Claudio Marchisio, dan Barzagli. Akan tetapi Marchisio dan Barzagli sudah mulai jarang masuk susunan pemain utama. Jika Chiellini absen serta Marchisio dan Barzagli tak dimainkan, artinya Juve tak memiliki kapten tetap.
Sejak awal didatangkan Milan, Bonucci sendiri langsung menjabat sebagai kapten tim. Di Juventus nanti, bukan tak mungkin ban kapten akan melingkar di lengan kirinya. Toh, eks bek Bari tersebut pernah tujuh musim membela Juventus, yang bisa dibilang merupakan salah satu pemain senior.
"Keuntungan" lain kembalinya Bonucci ke Juventus adalah Allegri bisa kembali memainkan skema tiga bek. Memang pola dasar 4-2-3-1 telah menjadi skema utama Juventus agar bisa memainkan Paulo Dybala, Higuain, Mario Mandzukic, dan Juan Cuadrado/Douglas Costa, secara bersamaan. Tapi dalam kondisi tertentu, Allegri juga masih menggunakan skema tiga bek. Contohnya saat menghadapi Barcelona, Lazio, dan AC Milan.
***
Secara kebutuhan tim, Higuain-Caldara di Milan dan Bonucci di Juventus punya keuntungan bagi masing-masing kesebelasan. Rasanya hal itulah yang membuat Milan dan Juventus menyepakati transfer ini.
Secara finansial, keduanya pun sama-sama untung. Higuain dihargai total 54 juta euro (36 juta euro baru dibayarkan musim kedua). Harga yang cukup fair bagi kedua kesebelasan dengan kualitas Higuain yang masih sedang dalam top performance. Juve pun, setidaknya, bisa mengurangi beban gaji Higuain yang merupakan salah satu termahal sebelumnya.
Bonucci-Caldara sama-sama dihargai 35 juta euro. Harga Bonucci turun 7 juta euro dibanding saat ia dijual Juve, sementara Caldara total menghabiskan 40 juta euro saat diboyong Juve. Maka pertukaran ini pun sama-sama tidak merugikan siapapun.
Walau begitu, kerugian yang paling terasa dari transfer di atas adalah Bonucci sebagai pribadi. Tak sedikit para pendukung Juventus yang masih belum menerima kepulangan Bonucci. Musim lalu Bonucci pergi ke tim rival dengan segala rumor panasnya di ruang ganti. Bahkan ia merayakan golnya di Allianz Stadium saat menghadapi Juventus. Hal ini membuat tekanan pada dirinya akan semakin tinggi selama berseragam Juventus untuk kedua kalinya.