Font size:
Presiden FIFA Sepp Blatter menyatakan terkejut terkait rencana yang dilakukan oleh US anti-corruption investigators, dan menegaskan jika ia bukan target. Presiden FIFA yang berusia 79 tahun ini, menyinggung masalah penggerebekan setelah terpilih kembali menjadi Presiden FIFA. Blatter juga mengecam kebencian yang diarahkan padanya oleh para pemimpin sepakbola Eropa. Blatter mengatakan, jika ia menduga penangkapan tujuh pejabat FIFA di Zurich di hari Rabu di bawah surat perintah dari US anti-corruption investigatorsi adalah upaya untuk "mengganggu kongres" yang diprediksi kembali ke kekuasaannya.
"Ada tanda-tanda yang tidak dapat disanggah: Amerika Serikat adalah kandidat Piala Dunia 2022 dan mereka kalah," katanya kepada saluran televisi Swiss RTS. Dia juga mendeskripsikan jika Amerika sebagai penyokong terdepan Pangeran Ali bin al Husein selaku pesaingnya di pemilihan Presiden FIFA. Tujuh pejabat ditangkap semua ditahan untuk kasus-kasus korupsi di Amerika Utara dan Selatan dan Blatter berpendapat jika mereka bisa ditangkap di wilayahnya masing-masing atau di komite eksekutif FIFA enam minggu lalu. Dia juga mengutuk komentar tentang FIFA yang dikeluarkan oleh anggota senior kehakiman Amerika Serikat, termasuk Jaksa Agung Loretta Lynch, yang menyesalkan korupsi dalam sepakbola yang "merajalela, sistemik dan berakar". Sedangkan pejabat lain berbicara tentang "Penipuan di Piala Dunia". "Tentu saja saya terkejut," Blatter menjawab. "Saya tidak akan pernah sebagai presiden FIFA membuat komentar tentang organisasi lain tanpa yakin apa yang telah terjadi." Pemerintah AS sejauh ini menangkap 14 orang, termasuk tujuh yang disergap di Zurich, atas tuduhan keterlibatan suap sebesar $150 juta untuk kontrak media olahraga. Mereka termasuk dua wakil presiden FIFA. Blatter mengatakan ia telah terkena dampak dari skandal yang memukul badan sepakbola dunia, tetapi membantah terlibat seperti kabar yang beredar, tentang apa yang dikatakan oleh para peneliti Amerika Serikat terkait pembayaran $10 juta oleh mantan wakil presiden FIFA Jack Warner. "Saya telah dipengaruhi oleh apa yang telah terjadi dan saya telah terluka akibat tuduhan itu," ungkap Blatter seperti dilansir sport.ndtv.com. Tuduhan Amerika Serikat menyatakan pada tahun 2008 Blatter memberikan $10 juta untuk kelompok Warner, mantan pemimpin Konfederasi Amerika Tengah dan Utara, yang dimaksudkan sebagai uang suap agar melancarkan penyelenggaraan Piala Dunia untuk Africa Selatan. Blatter mengatakan: "Saya tidak masuk ke dugaan tersebut Jika hal seperti itu sedang diselidiki, biarkan itu berjalan dan pasti itu bukan saya." Menurut sport.ndtv.com,Surat kabar Sunday Times di Inggris melaporkan bahwa Blatter akan ditanyai oleh jaksa Swiss bersama dengan sembilan pejabat FIFA lainnya. Namun itu hanya dalam upaya bagian dari investigasi kriminal terkait dalam tawaran Piala Dunia 2018 dan 2022. Laporan ini mengacu pada penyelidikan yang diluncurkan oleh tim jaksa yang berbasis di Bern dua bulan yang lalu, namun sumber informasi tidak dibuat jelas. "Ini adalah kebencian yang datang bukan hanya dari satu orang di UEFA, tapi itu berasal dari organisasi UEFA yang tidak dapat memahami bahwa pada tahun 1998 saya menjadi presiden," tambah Blatter dalam wawancara. Ketika ditanya apakah ia akan memaafkan pemimpin UEFA, Michel Platini, Blatter mengatakan "Saya memaafkan semua orang tapi saya tidak akan lupa." [caption id="attachment_178997" align="aligncenter" width="760"]