Louis van Gaal dan Para Pembangkang

Louis van Gaal dan Para Pembangkang
Font size:

“Aku tak menyukai Van Gaal, dan Van Gaal pun tidak menyukaiku,”- Rivaldo

Sejatinya, Rivaldo memiliki posisi sebagai gelandang serang. Namun, Louis van Gaal memiliki pemikiran lain. Ia menempatkan Rivaldo di luar posisinya, sayap kiri. Rivaldo bukanlah tipe pemain penurut. Ia selalu komplain kepada Van Gaal terkait posisinya. Demikian dengan Van Gaal, ia bukan orang yang kebal kritik dan jauh dari kesan ramah. Jika kondisi hatinya sedang tidak baik, kritik adalah umpan baginya untuk lepas kontrol. Hubungan yang kurang mesra ini sebenarnya tidak memengaruhi jumlah pertandingan yang dimainkan Rivaldo. Selama tiga musim bersama Van Gaal, ia mencatatkan 102 kali pertandingan dan mengemas 55 gol. Sejak awal, Van Gaal memang telah mengutarakan sulitnya mengimplementasikan filosofinya di Spanyol. Ia juga mengeluhkan sikap para pemain yang enggan untuk mengikuti apa yang diistruksikannya. Louis van Gaal memang memiliki hak untuk mengutak-atik komposisi pemain. Namun, perubahan posisi tersebut membuat peran Rivaldo menjadi tidak optimal. Keduanya malah sama-sama saling menyalahkan. Rivaldo menyalahkan Van Gaal karena penempatan posisi yang tidak sesuai dengan keahliannya. Demikian dengan Van Gaal yang menyalahkan Rivaldo karena tidak memiliki determinasi kala bermain untuk Barcelona. Sikap keras kepala Van Gaal ini ditunjukkan ketika ia ditanya wartawan mengapa Rivaldo dibangku-cadangkan. “Kemarin Rivaldo bicara padaku dan dia tidak ingin lagi bermain sebagai sayap kiri. Karena itu, saya tidak memasukkannya ke dalam skuat,” tutur Van Gaal saat ditanyai wartawan semasa menukangi Barca. “Mengejutkan untukku dan untuk rekan satu timnya. Ini memalukan. Barcelona selalu memiliki filosofi, bahwa klub di atas segalanya, baik itu pemain, pelatih atau para staff,” sindir Van Gaal. Perseteruan ini diprediksi berakhir ketika Louis meninggalkan Barcelona pada 20 Mei 2000. Tapi, tidak sepenuhnya benar. Setelah melatih Belanda untuk Piala Dunia 2002, Louis kembali melatih Barcelona. Bersamaan dengan itu, Rivaldo pun memutuskan untuk hijrah ke AC Milan. Permusuhan dengan Luca Toni Perseteruan besar lainnya dibuat Van Gaal ketika menangani Bayern Munich. Saat pertandingan pra musim, Van Gaal menjewer Luca Toni di hadapan seluruh punggawa Bayern. Ia tidak suka dengan posisi tubuh Toni yang membungkuk di meja makan. Ketidaksukaan Toni ditunjukkan ketika ia meninggalkan stadion saat dirinya digantikan kala pertandingan menghadapi Schalke. Bayern lantas memaksanya untuk membayar denda 22,600 poundsterling. Toni, tidak pernah meminta maaf kepada Van Gaal. Akibatnya, sang manajer mempersilakan Toni untuk segera mencari klub baru. Kekesalan Toni akhirnya memuncak kala Van Gaal mengejek kelakuan Toni tersebut. Menurut Toni, ketika berada di ruang ganti, Vvn Gaal ingin menjelaskan kepada para pemain, bahwa ia bisa kapan saja menyimpan mereka di bangku cadangan. “Semua pemain sama saja baginya (Van Gaal), seperti yang dia katakan, dia punya “bola”. Dia mendemonstrasikannya secara harfiah dengan menurunkan celananya. Aku tidak pernah mengalami hal semacam ini. Ini sungguh gila. Untungnya, aku tidak melihat terlalu banyak, karena aku tidak berada di bangku depan,” ungkap Toni. Mendengar pernyataan Toni itu, Van Gaal pu membela diri.  Menurutnya, hal tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kepada pemain bahwa apa yang ia lakukan, seperti pergantian pemain, sepenuhnya adalah untuk kepentingan tim. Tapi, karena sepertinya para pemain tidak juga mengerti, maka ia melakukan hal tersebut. Berkaca dari dua kasus tadi, ini bisa menjadi peringatan dini bagi Manchester United, klub yang akan ditangani Van Gaal musim depan. Dengan sifatnya yang terkesan egois dan arogan, Van Gaal tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan siapapun yang tidak mau menuruti perintahnya. Hati-hati Wayne Rooney, jangan merajuk pada Van Gaal!     Sumber gambar: footballhub.tk [fva]
Diktator Zaire, Match Fixing dan Free kick Terkonyol di Piala Dunia
Artikel sebelumnya Diktator Zaire, Match Fixing dan Free kick Terkonyol di Piala Dunia
On this day 1975, Aib Wiel Coerver di Kota Bandung
Artikel selanjutnya On this day 1975, Aib Wiel Coerver di Kota Bandung
Artikel Terkait