Tiga Hal yang Bisa Diharapkan Bobotoh dari Dejan Antoni?

Tiga Hal yang Bisa Diharapkan Bobotoh dari Dejan Antoni?
Font size:

Djajang Nurjaman meninggalkan Persib Bandung. Namun ia bukan pindah ke kesebelasan lain, melainkan menimba ilmu sejenak ke Italia. Setelah pulang dari Italia, rencananya pelatih yang akrab disapa Janur ini akan kembali ke Persib.

“Saya punya impian untuk pulang lagi ke Persib sepulang dari Italia,” ujar Janur seperti yang dilansir Simamaung. “Saya berharap bisa mengaplikasikan ilmu yang diterima untuk Persib ke depannya.” Kembalinya Janur ke Persib bukan hal yang mustahil. Kepergian Janur ke Italia sendiri merupakan program dari manajemen Persib Bandung. Maka bisa diibaratkan coach Janur sebenarnya hanya sedang disekolahkan saja oleh manajemen Persib. Namun kursi kepelatihan Persib tak dibiarkan kosong begitu saja tanpa Janur. Bukan pula asisten pelatih yang akan mengambil alih kepemimpinan tim selama Janur menimba ilmu di kota Milan. Tapi Persib telah mendatangkan pelatih baru untuk mengisi kekosongan pelatih kepala Persib dalam diri pelatih asal Serbia, Dejan Antonic. Lantas apa yang bisa diharapkan bobotoh dari Dejan Antonic? Berdasarkan analisis kami, setidaknya ada tiga hal yang bisa diharapkan dari Dejan selama menukangi Persib. Kepiawaian Membangun Tim Keputusan manajemen Persib menunjuk Dejan rasanya disambut baik oleh para pendukungnya. Dejan merupakan pelatih berlisensi UEFA Pro (lisensi kepelatihan tertinggi di Eropa) dan berpengalaman di Indonesia. Tak hanya sebagai pelatih, tapi juga sebagai pemain. Namun yang bisa diharapkan dari Dejan pada skuat Persib sekarang ini adalah kemampuan Dejan dalam membangun tim. Persib memang tak sedang merombak skuat dan membangun tim dari nol. Tapi kepindahan sejumlah pemain pilar membuat Persib saat ini bisa dikatakan kehilangan hampir seluruh kekuatannya. Dari skuat Persib yang menjuarai ISL 2014, hanya setengahnya saja yang kini tersisa. Ferdinan Sinaga telah lebih dulu hengkang bahkan sebelum sepakbola Indonesia mati suri. Penggantinya, Ilija Spasojevic, nasibnya menggantung usai Persib tersingkir di Piala Jenderal Sudirman. Kemudian nama-nama senior seperti Firman Utina, Supardi Natsir, Muhammad Ridwan, dan Achmad Jufriyanto pun menjadi pemain yang memutuskan untuk hengkang dari Persib. Keempatnya pindah ke kesebelasan yang mereka bela sebelum Persib, Sriwijaya FC, juga usai gelaran PJS. Selain nama-nama di atas, Dedi Kusnandar pun memilih bergabung dengan kesebelasan asal Malaysia, Sabah FC. Sementara Abdul Rahman telah resmi diperkenalkan sebagai pemain baru dari kesebelasan asal Timor Leste (bersama Patrich Wanggai dan Titus Bonai), Karkertu Dili FC. Hengkangnya Abdul Rahman membuat tak ada satupun pemain bek tengah yang tersisa karena Vladimir Vujovic sudah lebih dulu pulang ke Montenegro setelah Persib menjuarai Piala Presiden 2015. Jika dihitung, skuat Persib tinggal tersisa 12 pemain. Karena jangan lupakan pula Shahar Ginanjar yang kemungkinan tak akan kembali lagi ke Persib setelah mendapatkan kesempatan bermain yang banyak (dan membuktikan diri sebagai kiper tangguh) bersama Mitra Kukar. Bahkan pemain Persib pun kehilangan salah satu pemain terbaiknya, Makan Konate. Gelandang asal Mali ini memutuskan hijrah ke kesebelasan divisi dua Malaysia, T-Team, pada Desember lalu. Karenanya, tanpa disadari, Persib kehilangan mayoritas pemain terbaiknya. [caption id="attachment_194496" align="alignnone" width="430"]10 pemain Persib yang hengkang 10 pemain Persib yang hengkang[/caption] Namun bersama Dejan Antonic bisa jadi hal tersebut bukan masalah besar. Dejan sendiri membuktikan kepiawaiannya membangun tim dengan skuat seadanya bersama Pelita Bandung Raya (sebelum berubah nama menjadi Persipasi Bandung Raya) pada ISL 2014. Dejan kala itu harus membangun skuat PBR sepeninggalan Daniel Darko Janackovic. PBR kala itu ditinggalkan pemain-pemain seperti Mijo Dadic, Munadi, Tema Mursadat, Leonard Tupamahu, Miljan Radovic, Marwan Sayedeh, dan Erik Setiawan. PBR juga tak memiliki dana yang berlimpah untuk merekrut pemain-pemain top Indonesia. Karenanya hanya sejumlah pemain top saja yang berhasil direkrut seperti Bambang Pamungkas, Agus Indra, Talaohu Musafri dan Nova Arianto. Sisanya, selain pemain asing dalam diri Dennis Romanovs dan Boban Nikolic, Antonic memilih para pemain muda potensial. Pemain muda tak ragu ia mainkan sebagai pemain utama. Wildansyah, Dias Angga Putra, David Laly, Kim Jeffrey Kurniawan, dan Riyandi Ramadhana Putra (dari Pelita U-21) adalah pemain muda baru PBR yang mengorbit atas kesempatan bermain yang banyak bersama Dejan. Tak lupa juga dengan pemain muda yang sudah ada dalam skuat PBR seperti Rizky Pellu, Imam Fathurrahman, dan Dolly Ramadhan. Dan ternyata meski skuat seadanya, PBR menjelma menjadi salah satu kesebelasan yang sulit ditaklukkan. PBR pun bahkan melangkah hingga babak semifinal ISL 2014. Sebuah prestasi yang cukup mengesankan tentunya jika menilik kualitas pemain PBR dengan para pesaingnya kala itu. Halaman berikutnya, Perubahan Gaya Menyerang dan Strategi Persib Bisa Lebih Variatif Jaminan Perubahan Gaya Menyerang Kepercayaan Dejan pada pemain muda pun tampaknya bisa ia tularkan bersama Persib. Sebagai langkah awal, ia telah membawa tiga pemain muda anak asuhnya di PBR untuk membela Persib yaitu Kim Jeffrey, David Laly, dan Rahmat Hidayat. Jika ditelisik, kedatangan ketiga pemain tersebut cukup bisa menggantikan kepergian para pemain lokal senior Persib. Kim bisa memainkan peran Firman Utina sebagai pengatur serangan, David bermain di sayap seperti M. Ridwan, sementara Rahmat mengisi pos yang ditinggalkan Dedi Kusnandar di tengah. Kim misalnya, dengan usianya yang masih 25 tahun, ia masih memiliki fisik yang prima. Ia juga bukan tipikal playmaker seperti Firman yang lambat, melainkan playmaker yang rajin menjemput bola walaupun area bermainnya biasanya hanya di sekitar lapangan tengah, tak merangsek ke depan. Sementara itu, David seolah meng-upgrade M. Ridwan yang juga dimakan usia. Keduanya sama-sama memiliki kelebihan dalam kecepatan. Tak jarang juga bisa menyelesaikan peluang menjadi gol. Tapi dengan David yang masih berusia 24 tahun dan jarang terganggu oleh cedera seperti Ridwan, sisi sayap Persib tampaknya tak akan terlalu kehilangan agresivitasnya. Bagaimana dengan Rahmat? Rahmat adalah gelandang yang mulai diandalkan Dejan pada dua laga PBR di QNB League 2015 menghadapi Sriwijaya FC dan Persib. Bahkan ia selalu diturunkan sejak menit pertama oleh Dejan. Gaya permainan Rahmat dan Dedi sebenarnya berbeda. Jika Dedi lebih sering bermain menjaga keseimbanga rajin di tengah, Rahmat cukup dipercaya untuk ikut membangun serangan. Bahkan pada laga melawan Sriwijaya, Rahmat terlihat bermain sebagai penyerang yang berduet dengan Yongki Aribowo. Inilah yang menjadi alasan mengapa ketiga pemain ini bisa memberikan dimensi berbeda bagi Persib Bandung. Persib Bisa Lebih Variatif Persib selama ini identik dengan formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan sisi kanan sebagai poros utama serangan. Sementara Dejan lebih sering bereksperiman di mana PBR bisa menyesuaikan strategi lawan dengan pergantian formasi seperti 4-4-2, 4-4-1-1 atau 4-2-3-1. Dejan sendiri sebenarnya cenderung ingin menggunakan formasi dasar 4-2-3-1 bersama Persib. Hal ini berdasarkan apa yang ia katakan mengenai pemain asing yang hendak ia datangkan berposisi bek, gelandang serang dan penyerang. Dengan stok gelandang yang cukup banyak dalam skuat Persib saat ini, tampaknya menempatkan lima gelandang akan menjadi pilihan pelatih berusia 46 tahun tersebut. Kim bisa ditempatkan sebagai pemain no.10 di belakang penyerang. Namun jika pemain asing yang didatangkan Persib salah satunya berposisi sebagai gelandang serang, Kim idealnya akan bermain lebih di tengah, menemani Hariono. Sementara itu, masih adanya Atep dan Tantan dalam skuat Persib sebenarnya membuat Persib masih memiliki pemain sayap yang mumpuni. Belum lagi jika Zulham Zamrun masih membela Persib dan pulih lebih cepat. Serangan dari kedua sayap, beserta kehadiran David Laly, masih akan menjadi andalan Persib bersama Dejan. Hanya saja pos penyerang dan bek tengah masih menjadi persoalan. Untuk pemain depan, tinggal tersisa Yandi Sofyan dan Rudiyana. Sementara pos bek tengah, mungkin hanya pemain-pemain yang bisa ditempatkan di bek tengah saja yang tersisa seperti Tony Sucipto atau Agung Pribadi. Tapi untuk pemain depan bisa diakali dengan memainkan Tantan sebagai penyerang tengah. Di sayap, jangan lupakan nama Febri Haryadi yang tampil cukup gemilang selama Piala Jenderal Sudirman. Dengan polesan Dejan, bisa jadi Febri semakin terasah kemampuannya dan bisa mengeluarkan potensi terbaiknya. Untuk bek tengah, Persib sudah dipastikan harus merekrut pemain baru. Kepergian Achmad Jufriyanto merupakan kepergian besar. Karena bisa dibilang, bek tengah terbaik Indonesia sendiri adalah dirinya, apalagi dengan usia yang masih 28 tahun atau tengah berada di usia emas. Isu beredar Dejan hendak memanggil kembali Vladimir Vujovic. Sebuah keputusan tepat, namun tetap saja Vujovic membutuhkan tandem yang sepadan dengan kualitas minimal seperti Achmad Jufriyanto. Kecuali jika Persib hendak membangun skuat untuk masa depan. Jujun Saepulloh yang bersama Gian Zola dan Febri ikut ke Italia, merupakan pemain muda Persib yang berposisi sebagai bek tengah. Dengan pengalamannya yang pernah membela timnas Indonesia U-16, membuktikan bahwa dirinya siap bermain di level yang lebih tinggi jika mendapatkan banyak kesempatan bermain Dengan Persib yang kini ditukangi Dejan, kesempatan bagi Jujun untuk dipromosikan ke tim utama tampaknya terbuka lebar. Namun semuanya tergantung pada manajemen Persib dalam menentukan target Persib bersama Dejan, apakah untuk jangka panjang atau jangka pendek saja. *** Sebenarnya cukup menarik melihat Persib ditukangi oleh seorang Dejan Antonic. Persib yang biasanya dihuni oleh pemain-pemain papan atas Indonesia, akan mulai dihuni pemain-pemain muda bersama Dejan. Hanya saja Persib memiliki catatan buruk mengenai kiprah pelatih asing. Sebelum Dejan, tak sedikit pelatih asing berkualitas yang berjatuhan karena gagal memenuhi ekspektasi dari manajemen. Namun dengan pengalaman Dejan berkiprah di Indonesia, mungkin hal tersebut yang akan membuat nasibnya berbeda dengan pelatih-pelatih asing Persib sebelumnya. Tapi bisa tidaknya Dejan menghadapi tekanan sebagai pelatih Persib bukanlah persoalan utama saat ini. Permasalahannya adalah kompetisi masih belum juga bergulir. Rasanya menjadi percuma jika misalnya Dejan ditunjuk hanya untuk menukangi Persib di turnamen-turnamen jangka pendek. Selain itu, ada pula kemungkinan Janur kembali ke Persib. Pertanyaannya, bagaimana nasib Dejan ataupun Janur setelah Janur pulang dari Italia? Siapa yang kemudian akan dipilih menjadi pelatih Persib jika misalnya keduanya ada dan kompetisi resmi bergulir? Perlu dicatat, Janur adalah pelatih yang berhasil mengakhiri puasa gelar Persib. Ia juga hengkang dari Persib bukan karena kualitasnya yang menurun. Karenanya masa depan Persib masih belum terlalu jelas meski Dejan, dengan segala potensi menjanjikannya bersama Persib di masa depan, kini sudah resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru Persib. foto: ligaindonesia.co.id
Yang Berubah dan Tetap sama untuk Flanagan
Artikel sebelumnya Yang Berubah dan Tetap sama untuk Flanagan
Salam Perpisahan dari Valdes untuk Manchester United
Artikel selanjutnya Salam Perpisahan dari Valdes untuk Manchester United
Artikel Terkait