Pemangku kebijakan di Indonesia barangkali hanya bisa bermimpi seperti ini: 20 tahun lagi kita akan masuk Piala Dunia. Namun, soal bagaimana caranya itu hal lain. Sepakbola Indonesia dibenahi perlahan, mulai dari kompetisinya. Bagi Tiongkok, cara seperti itu sudah usang.
Tiongkok memang tidak main-main. Program ini terlontar langsung dari Sang Presiden, Xi Jinping. Ia ingin bayi yang baru lahir sudah dilatih bermain sepakbola.
Awalnya, sebagai negara yang besar baik secara kuantitas penduduknya, maupun secara ekonomi, Tiongkok tidak begitu bagus dalam hal olahraga. Hingga 2000, Tiongkok bahkan tidak masuk peringkat tiga besar sama sekali. Mereka masih berada di bawah Amerika Serikat, Rusia, dan Jerman.
Tiongkok pun mulai melakukan pemusatan latihan untuk Olimpiade. Mereka mempersiapkannya dengan matang mulai dari infrastruktur hingga atlet itu sendiri. Khusus untuk atlet, Tiongkok sudah mulai memilih mana yang siap untuk olahraga tertentu. Mereka sudah mengukur apakah seorang atlet bisa kompetitif di cabang olahraga.
Ini dilakukan sejak anak masih berada di usia sekolah dasar, karena pada saat itu bakat sang anak umumnya masih belum terlihat. Tiongkok pun mencoba mengubah pencarian bakat lewat struktur dan bentuk tubuh pemain. Mereka memprediksi berapa tinggi pemain saat mencapai usia 20-an, berapa pula massa otot yang bisa mereka raih.
Puncaknya tentu saat Olimpiade Beijing 2008. Bertanding di rumah sendiri, Tiongkok menjadi juara umum dengan perolehan total 100 medali dengan 51 medali emas.
Keberhasilan tersebut yang merangsang Tiongkok untuk mereformasi recana pengembangan sepakbola mereka. Pasalnya, sepakbola Tiongkok amatlah buruk jika membandingkan Piala Dunia dengan hasil Olimpiade misalnya. Padahal, sepakbola seolah menjadi penyempurna bagi juara umum sebuah kompetisi olahraga.
Pemerintah Tiongkok menyebut bahwa menjadi hebat di sepakbola merupakan harapan yang menggelora dari semua bangsa. Kantor Berita Nasional Tiongkok, Xinhua, menuliskan kalau Tiongkok siap menggarap kesempatan pengembangan sejak masih bayi.
Sebagai penggemar sepakbola, wajar rasanya jika Jinping gemas dengan prestasi sepakbola Tiongkok. Ia punya tiga harapan: lolos kualifikasi Piala Dunia, menyelenggarakan Piala Dunia, dan memenangkan Piala Dunia.
Dengan cara ini, barangkali keinginan Jinping untuk lolos Piala Dunia bisa tercapai. Namun, untuk apa hanya bermimpi masuk Piala Dunia? Toh negara dunia ketiga dan keempat macam Indonesia pun mimpinya itu-itu terus sedari dulu.
Ya, Tiongkok, dengan segala kekuatan ekonomi yang dimiliki, serta dukungan pemerintah, agaknya menjadi juara dunia bukan lagi hal yang mustahil.
Sumber gambar: wildeastfootball.com
Komentar