Ada pepatah mengatakan keberuntungan tak pernah datang untuk kedua kalinya. Ungkapan tersebut bisa saja benar atau bisa saja tidak karena kadar keberuntungan orang levelnya berbeda-beda. Namun, kenyataannya, keberuntungan yang kedua kalinya ternyata benar-benar menghinggapi Sociedad Deportiva Eibar, kesebelasan yang musim lalu berlaga di La Liga Primera.
Masih ingatkah drama zona degradasi di Liga Spanyol 2014-15 lalu? Jika tidak, mari saya ingatkan kembali kronologinya.
Pada pertandingan terakhir La Liga musim 2014-15 lalu (pekan ke 38), kesebelasan Deportivo La Coruna, Granada, Almeria dan Eibar sejatinya memiliki peluang yang sama untuk menjauhi degradasi. Secara jadwal dan lawan main, Eibar sangat difavoritkan untuk lolos degradasi.
Hal tersebut mengingat Deportivo harus bersua dengan Barcelona, Granada harus menghadapi Atletico Madrid dan Almeria yang kedatangan Valencia. Eibar sendiri hanya melawan Cordoba yang sudah lebih dahulu terdegradasi ke kompetisi Segunda.
Malam itu, pertandingan dilangsungkan secara serentak. Kesebelasan Deportivo dan Granada bangkit, mereka menahan imbang sang juara musim ini (Barcelona) dan musim lalu (Atletico) dengan cara yang terbilang spartan. Di sisi  lain, Almeria pun bukannya tanpa perlawanan. Mereka yang awalnya sukses membenamkan Valencia di awal laga, akhirnya harus kalah dengan skor 2-3 karena kegigihan Valencia untuk mempertahankan satu tempat di play-off Liga Champions musim depan.
Eibar yang hanya bersua Cordoba tentu saja dapat menaklukkan mereka dengan mudah. Skor 3-0 yang dicetak Arruabarena, Navas dan Capa menghiasi papan skor di Estadio Ipurua malam itu. Namun, malam itu mereka harus menahan sesak di dada karena Deportivo La Coruna berhasil menahan imbang Barcelona di Camp Nou. Secara matematis, Eibar terdegradasi
Lalu, di mana letak keberuntungannya? Mari tengok bagian kedua setelah ini.
***
Tepat enam puluh hari setelah Eibar dinyatakan degradasi ke Segunda Division, kemarin EIbar mendapatkan durian runtuh karena mereka selamat dari degradasi. Apa pasal? Bukankah secara matematis, kesebelasan Eibar bertengger di peringkat 18?
Hal ini dikarenakan Elche terlilit utang pajak sebesar 7 juta euro yang tak mampu dibayar. Belum lagi, kesebelasan Elche sempat mempunyai kewajiban yang belum ditunaikan yaitu membayar gaji para staf dan pemain yang totalnya ditaksir mencapai 14 juta euro lebih. Mereka pun dihukum dengan degradasi.
Keadaan ini tentu merugikan kesebelasan asal kota Valencia tersebut. Pasalnya, perjalanan di Liga Spanyol musim lalu bagi mereka tentu tak buruk-buruk amat. Bertengger di posisi 13 atau menjadi penghuni papan tengah merupakan sebuah prestasi yang cukup baik bagi mereka.
Elche sebetulnya bukan tanpa usaha untuk mempertahankan posisinya di Primera La Liga. Namun banding yang mereka ajukan terhadap pengadilan tinggi arbitrase olahraga (CAS), yang berkedudukan di Zurich, ditolak oleh para hakim.
Namun, Elche terus berikhtiar. Mereka melanjutkan perjuangannya dengan mengajukan banding di hadapan pengadilan tinggi Spanyol. Namun, karena masalahnya sudah sangat pelik, hakim Eva Maria Alfageme sempat menunda keputusannya pekan lalu. Akhirnya, sang hakim, Eva Maria Alfageme, melanjutkan kembali sidang banding Elche. Keputusannya: Elche harus turun secara administratif ke divisi segunda musim depan karena tak mampu membayar utang-utangnya.
Kepetusan sang hakim tersebut juga dibarengi kebijakan mengembalikan posisi Eibar ke Primer La Liga.
***
Kini, secara resmi, Eibar bertahan di divisi teratas kompetisi sepakbola negeri matador tersebut. Dengan segala keberuntungan yang menimpa mereka, ini adalah musim kedua mereka sepanjang sejarahnya bertahan di divisi primera. Musim lalu mereka terselamatkan oleh gerakan Defiende Al Eibar di jejaring sosial.
Perjalanan panjang Eibar musim lalu yang sempat tak bisa promosi, kemudian sempat bertengger di posisi delapan klasemen sebelum jeda musim dingin dan akhirnya terseok-seok di akhir musim merupakan cerita tersendiri tentang keajaiban sepakbola.
Belum lagi jarang ada kisah tentang kesebelasan yang terdegradasi namun terselamatkan karena masalah menimpa kesebelasan lain. Eibar, mungkin adalah kelangkaan di antara ratusan ribu kesebelasan profesional yang ada di dunia.
Untuk musim depan, tentu Eibar mesti berjuang dengan kaki tangan mereka sendiri untuk menjauhi jurang degradasi karena keberuntungan tak bisa terus menerus diharapkan sebagai juru selamat.
Sumber tulisan: Inside Spanish Football, Football-EspanaSumber gambar: abc.es
Komentar