Kabar teranyar datang dari dunia sepakbola negeri tetangga, Malaysia. Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) memutuskan untuk tidak memperpanjang kerja samanya dengan Asosiasi Sepakbola Singapura (FAS). Hal ini menyebabkan LionsXII, kesebelasan Singapura yang berkompetisi di Liga Malaysia, dicoret dari keikutsertaannya per musim 2016.
âKomite Eksekutif FAM memutuskan bahwa Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandangani FAM beserta Asosiasi Sepakbola Singapura (FAS) pada 2011 yang berakhir tahun ini tidak diperpanjang demi menjaga kepentingan kedua belah pihak. Ini artinya, LionsXII tidak akan lagi berpartisipasi di Liga Malaysia (M-League) sejak tahun 2016,â bunyi pernyataan FAM pada laman resminya.
Sejak 2011, kedua negara memang melakukan kerja sama untuk meningkatkan kualitas timnas mereka dengan bertukar timnas U-23 untuk berkompetisi di masing-masing liga. LionsXII dari Singapura berkompetisi di Liga Malaysia, sementara kesebelasan Malaysia yang diwakili Harimau Muda, berkompetisi di Liga Singapura.
Karena keputusan pemutusan hubungan kerja ini pula Harimau Muda tak akan lagi berkompetisi di Singapura. Meskipun begitu, kesebelasan ini tak dibubarkan demi menyiapkan diri untuk kompetisi SEA Games 2017.
LionsXII sendiri sebenarnya cukup menjadi kesebelasan yang diperhitungkan di Liga Malaysia. Pada 2013, LionsXII menjuarai Malaysia Super League, divisi teratas liga Malaysia. Sementara pada April 2015, giliran Piala FA Malaysia yang berhasil dibawa pulang ke negara dengan ikon singa tersebut.
Kemungkinan Terjadinya Kembali âDuelâ Konate-Gustavo
Musim 2015, LionsXII finish di urutan ke-7 (dari 12 peserta) klasemen akhir Malaysia Super League. Karenanya kepergian LionsXII ini menyisakan satu slot kosong di MSL. Sebagai gantinya, Angkatan Tentara Malaysia (ATM) yang finish di urutan ke-11 (terdegradasi) berkesempatan kembali berlaga di MSL jika mampu mengandaskan perlawan peringkat ke-3 Malaysia Premier League (divisi dua), T-Team.
T-Team sendiri belakangan ini mulai sering terdengar namanya setelah mantan pelatih timnas Indonesia dan sejumlah kesebelasan Indonesia Super League (ISL), Rahmad Darmawan, ditunjuk sebagai pelatih mereka untuk musim 2016. Keputusan coach RD merekrut Makan Konate dari Persib bandung dan Abdoulaye Maiga dari Sriwijaya FC pun semakin membuat T-Team menjadi perbincangan di Indonesia.
Banyak yang mendiskreditkan kualitas Malaysia Premier League (MPL) yang merupakan kompetisi divisi dua liga Malaysia. Sementara Makan Konate merupakan salah satu gelandang (asing) terbaik yang berkompetisi di Indonesia Super League (divisi teratas Liga Indonesia) beberapa tahun belakangan dan Rahmad Darmawan merupakan salah satu pelatih terbaik Indonesia.
Namun jika menilik lebih dalam, MPL memang sering menghadirkan pemain-pemain berkualitas dari Indonesia. T-Team sebelumnya pernah diperkuat oleh pemain yang beberapa kali mendapatkan panggilan dari timnas Indonesia, Patrich Wanggai. Bahkan Selangor FA, berhasil promosi ke Malaysia Super League setelah diperkuat mantan kapten timnas Indonesia, Bambang Pamungkas.
Dalam dua tahun terakhir, pemain asing di Indonesia memang mulai mencuri perhatian bagi Liga Malaysia. Pada 2014, Zah Rahan Krangar (eks Persipura) dan Edward Junior Wilson (eks Semen Padang) bahu membahu untuk mengantarkan FELDA United promosi ke MSL sebagai runner-up. Pun begitu pada tahun 2015 di mana Reinaldo Lobo (eks Mitra Kukar), Hilton Moreira, dan Beto Goncalves (serta Jacksen F. Thiago) berhasil mengantarkan Penang FA kembali ke MSL musim depan.
Upaya T-Team merekrut Konate dan Maiga (beserta Rahmad Darmawan) tentu saja tak terlepas dari tren tersebut. Apalagi keduanya berasal dari Persib dan Sriwijaya FC yang merupakan kesebelasan papan atas di Indonesia.
Jika T-Team berhasil mengalahkan ATM dan berkompetisi di MSL musim depan, Konate akan kembali bertemu dengan Gustavo Lopez, eks gelandang Arema Cronus yang kini membela Terengganu. Pertemuan ini akan menjadi menarik karena pada ISL 2014 kedua gelandang ini disebut-sebut sebagai gelandang asing terbaik di Indonesia.
Gustavo bergabung ke Terengganu selepas berakhirnya ISL 2014. Dan pada MSL musim 2015, ia langsung menjelma menjadi raja assist dengan mencetak 11 assist dari 20 laga yang dijalaninya. Meski gagal membawa Terengganu juara (finis di urutan ke-4), tampaknya pemain yang dinobatkan sebagai Gelandang Terbaik 2015 dan Rekrutan Terbaik 2015 MSL oleh FourFourTwo ini akan diperpanjang kontraknya dan akan masih membela Terengganu pada musim depan.
Lain halnya dengan Gustavo, Zah Rahan yang pernah meraih pemain terbaik Liga Indonesia pada 2008 bersama Persipura Jayapura terancam didepak dari FELDA karena mengalami penurunan performa pada musim 2015. Dari 22 laga, ia hanya mampu mencetak tiga gol padahal saat berkompetisi di divisi dua ia mampu mencetak sembilan gol meski berposisi sebagai gelandang.
Tak hanya Zah Rahan, rekan setimnya yang juga pernah menjadi salah satu pemain asing terbaik di Indonesia, Edward Junior Wilson, pun tampil mengecewakan. Top skorer MPL itu bahkan sudah dicoret sejak April lalu agar FELDA bisa mendatangkan penyerang asal Brasil, Thiago Augusto Fernandes.
Jika pun T-Team gagal berlaga di MSL, kesebelasan yang bermarkas di Stadion Sultan Ismail Nasiruddin Shah ini pun akan menghadapi lawan-lawan yang tentu saja tak mudah. Di DRB-Hicom terdapat Godwin Antwi, bek berusia 27 tahun yang pernah membela Liverpool. Sementara Johor Darul Takzim II, diperkuat Baihakki Khaizan dan Shahril Ishak yang merupakan langganan timnas Singapura. Di JDT pun terdapat gelandang serang asal Argentina, Leandro Velazquez, yang pernah membela Argentina U-20 bersama Emiliano Insua dan Franco Zuculini.
Belum lagi kesebelasan-kesebelasan lain yang masih akan mencari pemain-pemain baru. Karena kompetisi musim 2016 baru akan dimulai pada pertengahan Januari 2016 atau awal Februari 2016. Pemain-pemain kejutan berpotensi akan kembali hadir karena untuk segi finansial tampaknya kesebelasan Malaysia, untuk divisi dua sekalipun, cukup kokoh dan mampu mendatangkan pemain-pemain berkualitas.
foto: ligaindonesia.co.id
Komentar