Francesco Totti, penyerang AS Roma, mengisyaratkan akan pensiun pada usia 40 tahun atau pada September 2016 mendatang. Artinya, Totti kemungkinan besar pensiun pada akhir musim ini. Apalagi kontraknya memang akan berakhir pada Juni 2016. Namun, ia masih berkesempatan mendapat perpanjang kontrak satu tahun lagi bersama Roma.
Usia yang sudah uzur memang menjadi salah satu alasan mutlak bagi pesepakbola untuk pensiun. Totti yang saat ini berusia 39 tahun sering dihantam cedera. Kondisi fisiknya pun tidak memungkinkan untuk bermain selama 90 menit. Terakhir, Totti menderita cedera lutut yang membuatnya absen sejak awal Oktober 2015 sampai awal Januari lalu.
Kendati sudah sembuh dari cederanya, Totti masih duduk di bangku cadangan. Pemain kelahiran 1976 ini cuma diturunkan tiga kali sebagai pemain pengganti sejak sembuh dari cedera lututnya. Terakhir ia dimainkan sejak awal laga, yaitu ketika menghadapi Sassuolo pada September 2015.
Rupanya, kehilangan tempat di skuat utama membuatnya tidak bahagia di Roma saat ini. Totti mengkritik Luciano Spalletti, Pelatih Roma, melalui komentarnya kepada media. Totti merasa kondisinya saat ini sudah sembuh dari cedera dan fisiknya sedang dalam kondisi terbaik. Ia menuding kondisi fisik bukanlah alasan yang bisa diterima olehnya. Sehingga Totti menduga jika soal taktiklah yang membuatnya menjadi cadangan selama ini.
Totti menegaskan tidak bisa tinggal di Roma seperti ini, walau mengerti jika ini adalah soal "usia". Umur tua memberikan waktu bermain yang lebih sedikit untuknya. Namun, tentu ia tidak ingin mengakhiri karier sepakbolanya seperti ini. Apalagi jika mengingat dedikasi yang sudah ia berikan untuk Roma selama ini. Kapten Roma ini menginginkan adanya rasa hormat dari Spalletti kepadanya.
Bahkan Totti mengungkapkan jika hubungannya dengan Spalletti selama ini hanya sebatas ucapan selamat pagi dan malam. Media seperti menggambarkan Totti dan Spalletti memiliki hubungan akrab, namun tidak pada kenyataanya. Walau di sisi lain, Totti mengaku mengaku menghormati Spalletti sebagai pelatih dan memilik banyak hal yang diperlukan oleh Roma.
Rupanya Spalletti tersinggung atas ucapan-ucapan Totti itu. Hasilnya, Totti dipulangkan saat latihan jelang melawan Palermo di Triogria. Bahkan, ia juga dicoret dari skuat yang akan menghadapi Palermo pada Senin (22/2) dini hari. Kabar itu terdengar ke telinga James Palotta, Presiden Roma. Ia menghimbau agar situasi cepat dikendalikan dan akan datang ke Roma pada awal Maret nanti. Rencananya, Pallotta akan bertemu langsung dengan Totti dan Spalletti.
Konflik ini pun langsung ditanggapi para pendukung Roma yang membela Totti. Para suporter pun menghujat Spalletti ketika pengunguman formasi sebelum kick-off di Stadion Olimpico. Mereka juga menyanyikan "hanya ada satu kapten" dan menunjukan aksi simbolis tentang Totti yang lainnya. Kendati stadion masih sepi karena aksi boikot, namun teriakan itu terasa lantang. Aksi para suporter itu dibalas lambaian tangan dari Totti yang berada di tribun kehormatan. Kemudian ia melambaikan tangan ke para suporter yang datang di Olimpico.
Sementara itu, Totti sendiri baru akan memutuskan masa depannya pada Juni mendatang. Ia belum mengatakan akan menjadi apa saja setelah pensiun nanti, baik itu menjadi direktur, pelatih, atau asistennya. Tapi yang jelas, pemain bernomor punggung 10 ini berharap selalu berada di Roma. Ia pun kembali menegaskan kondisi fisiknya sedang siap dimainkan jika diinginkan.
"Saya berharap akan meninggalkan (Roma) dengan bahagia. Saya berharap dia (Pallotta) jujur dengan saya, menceritakan bagaimana hal dan niat kub untuk saya. Setiap orang bebas untuk berbicara dan berpikir apa yang mereka inginkan," ujar Totti seperti dikutip dari Gazzetta World.
Di sisi lain, Spalletti meminta maaf tentang keputusan kontroversialnya mencoret Totti. Tapi ia berkilah jika hal itu untuk kebaikan timnya. Spalletti mengaku jika ia tidak pernah meragukan kemampuan dan kontribusi Totti, sehingga Spalletti mengaku selalu memberikan rasa hormat kepadanya.
"Pada akhirnya, itu terserah dia untuk memutuskan apa yang ingin ia lakukan. Dia bisa menjadi seperti (Ryan) Giggs (Asisten Pelatih Manchester United) atau (Pavel) Nedved (Wakil Presiden Juventus). Jika dia ingin bahkan bisa tetap tinggal dan melanjutkan karir sepakbolanya, tapi aku tidak bisa menjanjikan segalanya," terang Spalletti.
Sumber lain: Bleacher Reports, Daily Mail, Mirror, IImessaggero, TG1
Komentar