Giornata 23 Serie-A 2016/2017 melahirkan hasil-hasil yang besar. Tiga kesebelasan mengakhiri kemenangan dengan skor yang telak dengan lawannya masing-masing. Dua kesebelasan di antaranya berhasil diperoleh AS Roma dan Lazio. Dua kesebelasan dari ibu kota itu sama-sama mengalahkan lawannya dengan telak. Sementara satu kemenangan besar lainnya diraih oleh Napoli. Di sisi lain Juventus tetap menjaga jarak poin sebagai pimpinan klasemen atas kemenangannya menghadapi Internazionale Milan. Setidaknya kemenangan itu tetap menjaga jarak dengan para pesaingnya di papan atas, kendati tiga kesebelasan lainnya menang dengan skor besar.
Italia Tengah dan Selatan Akur
Roma, Napoli dan Lazio tidak memiliki hubungan yang harmonis. Bisa dibilang rivalitas mereka di dalam maupun luar lapangan sangat tinggi. Namun pada Giornata 23 ini mereka terbilang akur dari hasil pertandingan atas kemenangan besar yang diraih masing-masing kesebelasan. Napoli dan Lazio yang bermain terlebih dahulu mendapatkan kemenangan telak di kandang lawan. Napoli mengalahkan Bologna dengan skor 7-1, sementara Lazio mempermalukan Pescara atas kemenangan 6-2. Kemenangan yang diraih Napoli pun merupakan skor tandang terbesar dalam sejarah Serie-A.
Berikutnya Roma tidak ingin kalah. Mereka membuat Fiorentina pulang dengan lesu atas kekalahan dengan skor 4-0. Musim sebelumnya pun Fiorentina harus dibobol empat gol oleh Roma di Stadion Olimpico. Kekalahan telak itu sangat disesalkan karena Fiorentina sendiri baru memenangkan partai tandang ke Pescara pada laga sebelumnya. Salah satu gol Roma dicetak oleh bek tengahnya, Federico Fazio, merupakan gol pertamanya untuk di Serie-A. Sebelumnya ia sudah mencetak gol pertama untuk Roma, namun sumbangannya itu diberikan pada ajang Liga Eropa 2016/2017.
Double Hattrick Napoli
Skor besar yang dimenangkan Napoli tentu setara dengan sumbangsih para pemainnya. Dries Mertens dan Marek Hamsik sama-sama mencetak hattrick pada laga yang berakhir 7-1 tersebut. Raihan yang dilakukan Hamsik itu merupakan yang pertama kalinya selama membela Napoli sejak 2007. Sampai saat ini ia sudah mencetak 109 gol untuk Napoli. Jumlah itu menjadikan Hamsik sebagai pencetak gol terbanyak kedua setelah Diego Armando Maradona dengan 115 gol.
Tiga gol yang dicetak dua pemain Napoli yang berbeda dalam satu pertandingan merupakan pertama kalinya di Serie-A. Sementara satu gol lainnya dicetak oleh Lorenzo Insigne. Total, empat pemain Napoli (Mertens, Jose Callejon, Insigne dan Hamsik) sudah mencetak 40 gol dan 24 asis di sejauh musim ini. Secara keseluruhan, rataan gol mereka membuat Napoli sudah mencetak 55 gol dari 23 pertandingan Serie-A 2016/2017.
Para Penyelamat Penalti
Ada tiga kesebelasan yang menang dengan skor besar. Ada tiga pemain juga yang mencetak minimal tiga gol pada laga ini yaitu Mertens, Hamsik dan Marco Parolo dari Lazio (empat gol). Selain catatan-catatan tersebut, ada tiga kiper juga yang mampu menahan tendangan penalti pada Giornata 23 ini, yaitu Federico Marchetti, Lukasz Skorupski dan Pepe Reina. Ketika Lazio menghadapi Pescara, mengagalkan eksekusi Gianluca Caprari merupakan penyelamatan yang ke empat dari lima penalti yang diterimanya di musim ini. Bahkan pada putaran pertama lalu pun Pescara gagal membobol Marchetti dari situasi penalti.
Sementara Skorupski berhasil mengagalkan eksekusi penalti Iago Falque ketika melawan Torino. Penyelamatannya itu merupakan yang keduanya di dalam musim ini. Gagalnya Falque mengeksekusi penalti semakin memperburuk Torino ketika menghadapi situasi tersebut. Sebelumnya, Adem Ljajic dan Andrea Belotti pernah gagal mengeksekusi penalti. Reina pun menahan tendangan penalti keduanya pada musim ini ketika mengagalkan eksekusi Mattia Destro.
Kebangkitan Sampdoria Membuat AC Milan Semakin Sengsara
Eksekusi penalti pada Giornata 23 justru menjadi malapetaka bagi AC Milan. Gianlugi Donnarumma yang sudah menghentikan dua tendangan penalti pada musim ini akhirnya tidak bisa membendung eksekusi Luis Muriel. Akhirnya tendangan penalti Muriel itulah yang membuat Milan kalah tipis dari Sampdoria dengan skor 1-0. Hasil itu merupakan kekalahan ke empat Milan secara berturut-turut dari seluruh ajang yang diikutinya. Satu-satunya poin terkahir diraih ketika imbang melawan Torino pada 17 Januari lalu.
Sementara kekalahan Milan membuktikan jika Sampdoria sudah bangkit. Sebab Milan merupakan kesebelasan besar kedua yang dikalahkan Sampdoria secara beruntun. Sebelum mengalahkan Milan, Roma sudah terlebih dahulu ditaklukan Sampdoria pada giornata 22. Sampdoria pun merangkak naik ke peringkat 10 klasemen sementara setelah sempat menjalani enam laga tanpa kemenangan.
Gol Pertama Cuadrado Balaskan Dendam Juventus
Juan Cuadrado menjadi pahlawan Juventus atas gol semata wayangnya ke gawang Internazionale Milan. Golnya itu merupakan yang pertama untuk Juventus pada Serie-A 2016/2017. Terakhir Cuadrado mencetak gol untuk Juventus terjadi pada April 2016 ke gawang Palermo. Dan proses golnya ke gawang Inter dicetak melalui jarak jauh. Gol melalui proses tersebut merupakan yang ke tujuh selama karirnya di Serie-A. Golnya tersebut juga membuat kesebelasannya berhasil melampiaskan dendamnya kepada Inter. Sebab Juventus harus ditaklukan Inter pada pertemuan pertama Serie-A musim ini.
Kemenangan Juventus juga menghapus rekor tujuh kemenangan beruntun Inter di Serie-A 2016/2017. Kemenangan itu juga membuktikan bahwa Stefano Pioli, Pelatih Inter, tidak pernah mengalahkan Massimiliano Allegri, Pelatih Juventus, dalam 11 kali pertemuannya. Hasil maksimal yang mampu diraih Pioli dalam 11 perjumpaan itu adalah tiga kali imbang.
Komentar