Pada awal Februari lalu, jelang keikutsertaan Persegres dalam ajang Liga 1, ada sebuah kabar tidak mengenakkan menghampiri mereka. Dikabarkan bahwa para pemain Persegres yang membela Laskar Joko Samudro dalam ajang ISC A 2016 belum mendapatkan yang menjadi hak mereka, gaji mereka belum dibayar pihak manajemen.
Salah seorang pemain Persegres menuturkan bahwa ia dan juga pemain lain belum menerima gaji dari manajemen Persegres selama tiga bulan. Gaji yang belum mereka terima adalah gaji dalam kurun akhir 2016, tiga bulan dari total 10 bulan kontrak yang mereka tandatangani.
"Pokoknya kita belum gajian tiga bulan, sampai sekarang (Februari) belum dibayar. Katanya akhir Januari mau dibayar, tapi sampai sekarang belum juga. Saya sudah telepon manajer, uang dari sponsor udah turun, tapi masih belum dibagikan aja," ujar sang pemain yang menolak disebutkan namanya tersebut.
"Kalo gak salah antara Oktober-Januari, kita sudah dikontrak 10 bulan, tapi dibayar baru tujuh bulan kurang tiga bulan lagi. Semua pemain sama, belum dibayar," tambahnya.
Selama masa tiga bulan tersebut, sang pemain mengaku harus sampai ikut tarkam di daerah rumahnya untuk menghidupi anak dan istrinya. Ia mengaku bahwa uang dari hasil tiga bulan gajinya lumayan banyak, walau ia juga menolak menyebut berapa kisaran jumlah uang yang belum dibayarkan.
"Selama gak dibayar itu, ya, saya ikut tarkam aja kang di sekitaran rumah saya. Lumayan buat makan anak-istri. Makanya saya berharap semoga gajinya bisa segera dibayar karena tiga bulan itu lumayan banget. Saya udah nelpon ke APPI, ke mas Bima (Sakti), atas kejadian ini," ungkapnya
"Untuk uang, saya gak enak nyebutinnya. Pokoknya tiga bulan saja belum dibayar."
Menurut sang pemain, sebenarnya sempat ada usaha mediasi yang dilakukan antara perwakilan pemain dengan manajemen pada awal Februari 2017 lalu. Namun hasilnya masih di bawah harapan para pemain. Manajemen hanya membayarkan gaji dua bulan saja, itu pun hanya berlaku bagi pemain yang masih bertahan di Persegres.
Bahkan dari pengakuan sang pemain, janji gaji yang dibayarkan pun sudah berlarut-larut. Manajemen menjanjikan akan memberi gaji pada bulan Januari, lalu molor sampai Februari, dan sekarang sampai awal Maret pun gaji yang dibayarkan baru sebatas satu bulan dari sisa tiga bulan gaji yang belum dibayarkan (dua bulan untuk pemain yang bertahan)
"Masih dibayarin satu bulan, Kang. Begitu hasil pembicaraan kemarin. Soalnya saya kan cabut dari Persegres. Kalau yang bertahan (di Persegres) diberikan dua bulan gaji," ujar sang pemain.
Merasa suara mereka tidak didengar, akhirnya sang pemain, beserta dengan pemain lain melaporkan kejadian ini kepada Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). APPI pun sudah menerima pengaduan dari mereka, dan berdasarkan pengakuan sang pemain, KTP para pemain sudah dikumpulkan dan laporan ini sedang ditindaklanjuti. Hal ini pun ditegaskan oleh Bima Sakti, anggota Komite Eksekutif (Exco) APPI.
"Iya, udah ada yang lapor (kasus penunggakan gaji Persegres). Masih kita koordinasikan ke bagian legal APPI," ujar Bima ketika kami konfirmasi.
Kejadian ini seolah mengulang apa yang pernah terjadi kepada Persegres dalam kasus Shohei Matsunaga. Saat itu, bahkan APPI harus turun tangan untuk memperingatkan Persegres akan gaji Shohei yang belum dibayar oleh manajemen. Ketika itu, Shohei memilih untuk tidak terlalu memperpanjang masalah tersebut, karena ia sedang mencari tim.
"Iya itu tahun kemarin (kisaran 2015), tapi itu enggak bisa saya sebut. Enggak enak saya. Saya enggak bisa bicara, nanti saya enggak dapet tim," ujar Matsunaga seperti dilansir Goal.
Kami sendiri sudah beberapa kali mencoba menghubungi pihak manajemen Persegres mengenai masalah ini. Namun baik itu melalui sambungan telepon maupun pesan singkat, hingga saat ini kami tidak/belum mendapatkan respons.
Komentar