Setelah melalui ketidakjelasan sejak Michael Essien datang, PSSI akhirnya mengeluarkan pernyataan terbaru terkait peraturan marquee player dan salary cap di Liga 1 Indonesia tahun 2017 ini. Sebelumnya, Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI sempat mencanangkan aturan 2+1+1 untuk dua pemain asing, satu pemain asing dari Asia, dan satu marquee player.
Anehnya, aturan ini baru diputuskan (16/03) dua hari setelah Essien diperkenalkan oleh Persib Bandung (14/03). Aturan marquee player ini pada Rabu (29/03) juga diperjelas menjadi pemain berkualitas dan pernah ikut di dua edisi (sebelumnya tiga) Piala Dunia. Aturan ini, oleh Joko Driyono, sebelumnya juga sempat ditambahkan menjadi pemain yang pernah bermain di liga top dunia dan harus berusia di bawah 35 tahun.
Jadi, marquee player versi Indonesia memiliki definisi (per 29/03) sebagai pemain berkualitas dan pernah ikut di dua edisi Piala Dunia atau pernah bermain di liga top dunia serta harus berusia di bawah 35 tahun. Perhatikan kata-kata penyambungnya.
Indonesia juga menambahkan aturan salary cap atau batasan gaji untuk mengeksklusifkan marquee player. Batasan gaji di Liga 1 adalah 15 miliar rupiah per tahun untuk setiap kesebelasannya, dengan marquee player memiliki struktur gaji di luar salary cap tersebut.
Hal ini yang membuat, biasanya, pihak liga akan membatasi jumlah marquee player untuk mencegah kesenjangan dan ketidakadilan. Tapi yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya, kesebelasan dibebaskan memiliki jumlah marquee player berapa saja meskipun tidak memaksa.
"Marquee player sifatnya tidak memaksa, hanya yang mau saja. Kalau mampu lima, silakan. Kebetulan yang menyambut baru Persib," ujar Edy di Makostrad, Jakarta, seperti yang dikutip dari CNN Indonesia.
Jika benar satu kesebelasan bisa mendaftarkan berapapun (disebutnya memang lima) marquee player, bisa-bisa nanti satu kesebelasan akan berada di luar batasan gaji dengan alibi jika pemain-pemain tertentu mereka adalah marquee player, terutama jika pemain tersebut adalah pemain yang memenuhi kriteria untuk disebut sebagai marquee player.
Mengenai manfaat marquee player ini, Edy menambahkan: "Gunanya, pembangkit minat dan prestasi. Bisa jadi contoh teladan. Anak-anak kita bisa mencontoh mereka dalam skill".
Transfer pemain sendiri, untuk memfasilitasi datangnya marquee player maupun pemain lainnya, akan dibuka 1 April sampai 30 April 2017. Sementara periode kedua akan dimulai pada 16 Juni sampai Agustus 2017.
Hal yang perlu diperhatikan oleh kesebelasan sebelum mengontrak pemain adalah untuk menjaga pengeluaran total gaji pemain tidak melebihi 15 miliar rupiah per tahun sebagai salary cap. Sementara jika kesebelasan tersebut ingin mengontrak pemain bintang dunia yang masuk syarat marquee player, berapapun gajinya (tidak harus tinggi), maka silakan masukkan ke dalam marquee player yang tidak dibatasi jumlahnya itu.
"Kan, tidak semua pemain marquee player harus mahal. Contohnya pemain Korea, Jepang, atau Afrika, kan, banyak yang berkualitas dan tidak mahal," kata Ade Wellington, Sekjen PSSI, seperti yang dikutip dari CNN Indonesia (29/03).
"Jadi, intinya marquee player ini juga, kan, sebenarnya mendatangkan pemain yang statusnya bintang. Siapa pemain bintangnya, federasi tidak mematok harus pemain top kelas dunia juga," lanjut Ade.
Sejauh ini baru Persib yang berhasil mengontrak Essien dan kabarnya juga akan mengontrak Carlton Cole (Update: Cole resmi berseragam Persib). Madura United yang sempat dikabarkan mendekati Peter Odemwingie, juga digosipkan sedang melakukan pendekatan dengan Joe Cole dan Mohamed Sissoko.
Selamat berbelanja. Ingat, dua pekan lagi liga dimulai, lho.
Direkomendasikan juga untuk membaca:
1. Salah Kaprah Marquee Player di Indonesia
2. Hati-hati "Jebakan Batman" Marquee Player
(dex)
Komentar