Banyak fenomena terjadi saat hari tenggat waktu (deadline day) di jendela transfer sepakbola. Banyak pendukung kesebelasan, termasuk kita, yang terus-menerus mengecek lini masa media sosial untuk mengetahui kabar terbaru perpindahan pemain, baik di kesebelasan favorit kita, kesebelasan rival, maupun kesebelasan lain yang tidak ada hubungannya sama sekali.
Sementara bagi pemain, pemilik kesebelasan, dan agen, deadline day adalah soal jet pribadi, pesawat charter-an, sampai helikopter untuk membuat klien mereka tak tertahan tenggat waktu agar bisa pindah kesebelasan. Semua transaksi harus selesai pada 31 Januari (untuk transfer musim dingin) atau 31 Agustus (untuk transfer musim panas sebelum ini) pukul 23:00 waktu lokal, setidaknya di Inggris.
"Berpindah kesebelasan adalah topik yang familier untukku, aku melakukannya delapan kali," kata Peter Crouch, yang menjelang deadline day kemarin digosipkan pindah ke Chelsea, menulis curhatnya di Daily Mail.
"Tapi transfer terakhirku adalah satu-satunya yang membuatku terburu-buru dengan waktu. Itu adalah pengalaman yang tak akan kulupakan. Satu hari yang diisi oleh chicken nugget, kari, dan banyak surel (email) yang tertunda."
Pada 31 Agustus 2011, Crouch berganti seragam dari Tottenham Hotspur ke Stoke City. Saat itu, ia tidak memiliki rencana untuk pindah ke Stoke. "Aku betah, tapi semuanya berubah setelah aku ke kantor Harry Redknapp, langsung conference call dengan Daniel Levy (pemilik Spurs)."
Pada intinya, Levy ingin melepas Crouch. Sementara Redknapp ingin membeli Emmanuel Adebayor. Kebetulannya, Stoke menawarkan paket 16 juta paun untuk Crouch dan Wilson Palacios.
"Padahal beberapa bulan sebelumnya aku mencetak gol kemenangan melawan AC Milan di pertandingan Liga Champions di San Siro. Aku membuat 45 penampilan dan finis dengan 11 gol, aku juga masih punya sisa kontrak dua tahun, tapi Levy berkata aku tidak akan bermain. Yang bisa aku pikirkan saat ia berkata adalah `itu semua kejam!`"
Setelah percakapan di kantor Redknapp tersebut, Crouch tak punya opsi lain selain pergi, apalagi itu sudah deadline day juga. "Aku pulang bertemu ayahku dan langsung naik mobil untuk pergi ke Stoke," lanjutnya.
Namun sebelum tiba di Stoke, ia mampir untuk makan. "Restoran yang terpilih? McDonald`s di Target Roundabout di A40. Lihat, kan, aku sudah bilang semuanya glamor [kalau sudah deadline day]!" canda Crouch.
McD tempat Crouch makan saat hari tenggat waktu musim panas 2011 - Sumber: Google Maps
"Di sana, banyak hal menjadi tak nyata. Kami menonton Sky Sports News sambil makan dan ada tampilan kuning di bawah layar: `PETER CROUCH SEDANG DALAM HELIKOPTER MENUJU STOKE`."
Crouch dan ayahnya hanya bisa tertawa. Tidak ada helikopter sejauh mata mereka memandang. "Yang ada hanya beberapa nugget ayam," kata Crouch.
Pada akhirnya, Crouch dan ayahnya tiba di Stoke di sore hari. Saat ia menunggu hasil tes medis, Tony Pulis menyuruh petugas di kantin memasak kari untuk makan malam. "Ada aku, Wilson [Palacios], dan Cameron Jerome, yang juga bergabung, makan malam sambil menunggu dokumen beres."
Bagi Crouch, pengalamannya saat itu tak terlupakan. Saat itu deadline day jatuh pada Hari Rabu. Pada pukul 22:30 (setengah jam sebelum tenggat waktu), mesin faks bergetar dan proses perpindahannya pun rampung.
"Banyak orang berkata pemain itu kejam. Tapi di deadline day, kesebelasan juga bisa bertindak kejam," tulisnya.
Crouch bahkan pernah merasakan hari tenggat waktu selagi pertandingan. "Kami menyambut Badou Ndiaye dari Galatasaray ke Stoke, tapi, karena delay di Turki... semuanya diselesaikan ketika ia berparade di lapangan saat turun minum menjelang babak kedua. Gila!"
Papa Alioune Ndiaye atau Badou Ndiaye baru pindah ke Stoke pada deadline day kemarin, 31 Januari 2018, dengan harga 14 juta paun.
Komentar soal Giroud
Beberapa waktu lalu Crouch digosipkan diincar oleh Chelsea. Ia mengaku kaget melihat namanya menjadi trending topic di Twitter. "Aku tidak berharap melihat namaku dihubungkan dengan Chelsea, tapi itu lah situasinya."
"Itu murni spekulasi, sepertinya. Tidak pernah ada ketertarikan yang kuat. Aku dengar Antonio Conte lumayan menyukaiku sebagai pemain, tapi aku hanya berkonsentrasi di Stoke. Pada akhirnya, Chelsea mendapatkan pemain bagus."
https://twitter.com/panditfootball/status/958747151776935936
"Aku selalu mengagumi Olivier Giroud. Ia adalah No. 9 Prancis, ia pernah ke Piala Dunia dan Piala Eropa. Ia adalah penyerang top dan mungkin ia tak mendapatkan banyak kesempatan yang seharusnya di Arsenal."
"Conte suka bermain dengan target man besar, seperti Graziano Pelle saat ia menjadi pelatih Italia. Melihat kemampuan Giroud dan cara main Conte, ia akan sempurna di Chelsea."
"Mereka mendapatkan target man dengan wajah terbaik kedua di divisi!" candanya bermaksud memuji ketampanan Giroud sekaligus berkata jika ia masih lebih tampan daripada Giroud.
(dex)
Komentar