Milorad Mazic dipastikan akan memimpin laga final Liga Champions UEFA 2017/18 antara Real Madrid dan Liverpool. Namanya mungkin tak terlalu tenar karena kariernya baru menanjak beberapa tahun terakhir, tetapi ia kerap dipercaya memimpin partai-partai besar. Dalam kariernya yang pendek itu, tak sedikit kontroversi yang ia buat.
Berlisensi FIFA sejak 2009, Mazic dikenal sebagai wasit tanpa kompromi. Derbi panas antara Red Star Belgrade dan FK Partizan berhasil berjalan di bawah kendalinya. Wasit berkebangsaan Serbia ini juga sempat memimpin partai derbi Mesir antara Al Ahly dan Zamalek pada 2015.
Namun Mazic dicap sebagai wasit terburuk di Piala Dunia 2014. Lewat situs redcardtheref.com, Mazic mendapatkan 87 ribu pemilih dari total 110 ribu pemilih.
“Bagaimana bisa ia tidur malam ini atau menjalani kehidupan setelah keputusan itu?” ujar Carlos Queiroz, pelatih kepala Iran, mempertanyakan keputusan-keputusan Mazic dalam pertandingan antara Iran dan Argentina. Mazic juga yang memberi penalti kontroversial dalam laga Jerman melawan Portugal, sebelum memberi kartu merah kepada Pepe. Portugal kalah 0-4 di pertandingan tersebut.
Maka bagi Cristiano Ronaldo, Mazic bukan sosok asing. Selain di Piala Dunia 2014, Ronaldo pernah bermain dalam pertandingan yang dipimpin Mazic di Liga Champions. Mazic menjadi wasit utama leg satu perempatfinal Liga Champions 2014/15. Madrid bertamu ke kandang Atletico saat itu.
Pada pertandingan tersebut, kepemimpinan Mazic dianggap menguntungkan Madrid. Mario Mandzukic berdarah-darah setelah wajahnya disikut Sergio Ramos. Baik Mazic maupun hakim garis tak melihat insiden tersebut. Pada kesempatan lain, Ramos terlihat menggigit Mandzukic. Dani Carvajal juga tertangkap kamera memukul perut Manzdukic, tapi tidak ada hukuman untuknya.
Insiden-insiden yang terjadi pada laga yang berkahir imbang tanpa gol itu memancing kemarahan gelandang Atletico, Mario Suarez. Sebelum akhirnya meminta maaf karena banyaknya kritik yang dilontarkan kepadanya, Suarez mengatakan Mazic tidak layak memimpin laga final Liga Champions.
Baca juga: Potensi Hujan Gol di Final Liga Champions
“Wasitnya sangat buruk. Tidak tepat orang Serbia itu memimpin semacam itu di partai perempat final Liga Champions. Itu seperti tidak serius,” kata Suarez sebagaimana dikutip dari Futbol. “Saya harap menjalani leg kedua lebih baik, dengan lebih banyak lagi keputusan-keputusan normal, tidak seperti wasit malam ini yang tidak pantas untuk level seperti ini. Mereka melakukan kesalahan, ya kami juga. Mungkin cukup adil, saya mengatakan sejujurnya.”
Sudah tiga kali Mazic memimpin laga Real Madrid. Selain melawan Atleti pada 2015, ia memimpin laga Basel melawan Madrid pada fase grup Liga Champions 2014/15 dan Piala Super Eropa 2016 (Madrid melawan Sevilla). Dari tiga laga tersebut, Madrid dua kali menang dan satu kali imbang.
Liverpool pun pernah merasakan kepemimpinan Mazic sebanyak dua kali. Yang pertama tujuh tahun silam saat Liverpool mengandaskan Sparta Praha 1-0. Yang kedua di babak 16 besar Liga Europa musim 2015/16—melawan Manchester United, 1-1. Artinya, Mazic belum pernah “membuat” Liverpool dan Real Madrid kalah.
Meski punya rekam jejak sebagai wasit kontroversial, Mazic sendiri dianggap FIFA sebagai wasit kompeten untuk laga-laga besar. FIFA sudah mengumumkan bahwa wasit yang menjadi wasit elite UEFA sejak 2013 itu sebagai wasit Piala Dunia 2018 mendatang.
Pada Piala Konfederasi 2017, Mazic menjadi wasit partai final antara Jerman dan Cile. Di saat bersamaan, laga tersebut menjadi laga percobaan Video Assistant Referee (VAR). Namun Mazic dianggap mengambil keputusan keliru karena setelah melihat tayangan ulang dan pertandingan tertunda empat menit, Gonzalo Jara yang tertangkap kamera menyikut wajah Timo Werner hanya dihadiahi kartu kuning.
Komentar