Kelompok suporter Partizan Belgrade dan Red Star Belgrade  bersama-sama pergi ke Sabac untuk membantu para korban yang terkena dampak banjir. Sebelumnya, Perdana Menteri Serbia, Aleksandra Vucica meminta bantuan seribu relawan untuk mengamankan wilayah Sabac dari serbuan banjir bandang. Permintaan itu pun direspon oleh kedua suporter.
Grobari, kelompok suporter Partizan, diorganisasikan lewat sosial media. Mereka akan berangkat ke Sabac dalam dua kelompok besar. Sementara itu, kelompok suporter Red Star, Delije, akan berkumpul di depan kandang Red Star, Stadion Marakana.
Demi Serbia, kedua kelompok suporter ini menanggalkan atribut kebanggan mereka. Grobari dan Delije akan mengenakan setelan dengan warna hitam dan putih sebagai lambang persatuan Serbia.
Perwakilan klub Red Star menyerukan bagi para suporter untuk membantu Sabac. âKami memanggil semua orang yang memiliki niat baik, untuk datang bersama-sama. Kami akan pergi ke Sabac karena bantuan begitu mendesak dibutuhkan. Siapapun yang akan datang, sangat penting untuk membawa peralatan, sepatu, jas hujan dan peralatan tukang. Lebih dari itu, sangat penting untuk membawa air, makanan, lampu, dan tali.â
Ini merupakan banjir terbesar di wilayah Serbia selama 120 tahun terakhir. Hujan deras selama tiga hari membuat 24 ribu orang dievakuasi. Dua kota, Sabac dan Obrenovac, telah berhasil diselamatkan dalam bencana tersebut. Sementara itu, sejumlah kota lainnya di Serbia masih berjuang. Paling kritis adalah Kota Ub dan Krupanj karena akses menuju tempat tersebut terpotong.
Apa yang terjadi di Serbia ini adalah hal menarik mengingat rivalitas antar kedua kelompok suporter Delije dan Grobari amatlah mengerikan. Jonathan Wilson dalam buku Behind the Curtain : Football in Eastern Europe menuturkan persaingan antar rival sekota ini adalah yang terparah di Eropa Timur, pasalnya dua kelompok suporter ini banyak disusupi oleh organisasi kriminal Serbia, saling bunuh  dengan memakai senjata api sudah merupakan  hal lumrah dalam rivalitas yang dibalut Veciti Derby ini.
Lalu ketika kedua kelompok ini memutuskan mengadakan gencatan senjata demi membantu korban banjir maka hal itu patut diapresiasi. Kondisi ini menandakan segarang apapun ultras Serbia, toh mereka masih punya rasa simpati kemanusiaan yang cukup tinggi.
Layak untuk ditiru, bukan?
Gambar: @Rustywoodger
[fva]
Komentar