UEFA dan Europol, badan khusus kriminalitas Uni Eropa, sepakat untuk bekerjasama memerangi match fixing.
Hari ini (27/5), UEFA dan Europol telah menandatangani nota kesepahaman kerjasama. Memorandum yang ditandatangani oleh Presiden UEFA, Michele Platini, dan Direktur Europol, Rob Wainwright, di House of European Football tersebut dimaksudkan untuk memerangi pengaturan skor atau match fixing di seluruh kompetisi sepakbola Eropa. Baik liga-liga lokal, maupun kompetisi tingkat Eropa.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk bekerjasama menanggulangi proyek-proyek penganturan skor. Tak hanya itu, kedua belah pihak juga telah menyepakati untuk saling bertukar informasi tentang modus-modus yang dipakai oleh para mafia tiap-tiap negara dalam praktik pengaturan pertandingan sepakbola.
âMatch fixing bukanlah fantasi, tetapi kenyataan. Kenyataan yang amat menyedihkan. Karenanya, saya sangat senang bisa menggandeng Europol untuk memberantas match fixing,â tutur Platini di Nyon, Swiss.
UEFA memang sangat tegas dalam memerangi match fixing. Mereka juga telah merumuskan sanksi yang berat, tidak boleh bersentuhan dengan sepakbola seumur hidup, Â untuk para pengatur skor. Baik itu pemain, pelatih, staff klub, maupun para perangkat pertandingan.
Namun, beratnya sanksi tersebut tampaknya hanya dianggap sebagai angin lalu oleh para mafia sepakbola Eropa. Pasalnya, sampai hari ini, masih banyak penganturan skor di sana-sini. Oleh karenanya, penandatanganan kesepakatan ini akan dijadikan titik awal UEFA untuk memberantas pengaturan skor di Eropa.
Nah, jika Eropa yang sudah maju saja terus berbenah, kapan kiranya Indonesia akan berbenah dan memberantas match fixing?
[foto: uefa.org]
(mul)
Komentar