Pada Desember lalu, PT. Liga Indonesia melalui Sekjen-nya, Joko Driyono, menyampaikan bahwa terdapat 13 negara yang pemainnya dilarang merumput di Liga Indonesia. Pemain asing baru dari 13 negara yang berstatus Clearing House (CH) oleh pemerintah dipastikan tak akan bisa merumput di Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Negara-negara yang di-blacklist tersebut enam di antaranya dari negara Afrika seperti Somalia, Nigeria, Niger, Liberia, Guinea dan Kamerun. Sementara sisanya, merupakan negara-negara yang tengah dirundung konflik dalam negeri seperti Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Irak, Korea Utara, Israel dan Sri Lanka.
Hal ini dilakukan karena setiap warga dari ke-13 negara tersebut akan kesulitan memenuhi administrasi agar bisa menetap di Indonesia. Di mana ini artinya, pemain dari negara-negara tersebut akan sulit tembus imigrasi dan bisa bermain di Indonesia.
Berdasarkan peraturan ini, klub-klub ISL pun mulai cukup kesulitan dalam mencari pemain asing. Karena sebelumnya, negara-negara seperti Nigeria, Liberia, dan Kamerun merupakan negara pemasok legiun asing terbanyak di Indonesia.
Maka dari itu, dengan adanya regulasi ini, tak menutup kemungkinan permainan ISL musim depan akan lebih mengedepankan teknik ketimbang fisik. Hal ini dikarenakan klub-klub ISL saat ini mencari pemain asing dari Amerika Latin dan Eropa.
Ya, teknik adalah keunggulan pemain-pemain dari kedua benua ini. Berbeda dengan benua Afrika, biasanya menjadi sumber pemain asing Indonesia, yang lebih mengedepankan kekuatan.
Tengok saja lini pertahanan Persib Bandung pada musim lalu. Dengan adanya Vladimir Vujovic dari Montenegro, lini pertahanan Persib terlihat lebih kalem. Bahkan pelatih Persib, Jajang Nurjaman, pernah mengatakan bahwa serangan Persib sering dimulai dari kaki pemain bernomor punggung tiga tersebut.
Berbeda ketika masih dihuni oleh Abanda Herman, bek asal Kamerun yang membela Persib sejak tahun 2011 hingga 2013. Tipikal bermainnya sangat khas dengan bek Afrika, lebih sering membuang bola dibanding membangun serangan dari belakang.
Pada bursa perpindahan pemain musim ini, bek-bek Eropa mulai menjadi solusi bagi klub-klub ISL atas larangan perekrutan pemain asing dari 13 negara. Persija Jakarta mendatangkan bek asal Estonia, Martin Vunk. PS Barito Putera mempercayakan lini pertahanan pada bek asal Montenegro, Igor Radusinovic. Pusamania Borneo merekrut bek asal Bulgaria, Martin Kovachev.
Kehadiran bek-bek anyar asal Eropa ini menambah bek Eropa yang masih dipertahankan klubnya. Selain Vujovic di Persib, Pelita Bandung Raya memiliki Boban Nikolic dari Serbia. Belum lagi Sasa Zecevic dari Serbia yang kembali dikontrak Gresik United pasca melepas Otavio Dutra ke Persebaya.
Untuk posisi tengah dan depan pun para pemain asing non-Afrika akan menghiasi klub ISL pada musim depan. Hal ini terlihat dengan hanya dua pemain asal Afrika yang untuk pertama kalinya merumput di Indonesia pada musim depan, Morimakan Koita (Sriwijaya FC) dan Ibrahima Sidibe (Barito) yang keduanya dari Mali.
Bagaimana dengan klub lainnya? Persija Jakarta menjatuhkan pilihan pada Evgeny Kabaev (Rusia). Borneo FC merekrut Diego Gama (Brasil) dari klub Singapura, Hougang United. Mitra Kukar mendatangkan mantan pemain Levante dan Villareal, Cristobal Crespo (Spanyol). Marjan Jugovic asal Serbia akan menjadi ujung tombak Barito Putera. Sementara Sriwijaya menambah daya gedor mereka dengan menggaet Christian Vaquero dari Uruguay. Gresik United pun dikabarkan tengah memantau penyerang asal Montenegro, Marko Djurovic.
Akan berkurangnya legiun asing asal Afrika pada musim depan pun dapat dilihat dari beberapa pemain asal Afrika berkualitas yang takkan lagi merumput di Indonesia pada musim depan. Misalnya saja Onorionde John, Isaac Pupo dan top skorer ISL musim lalu, Emanuele Kenmogne yang hijrah ke Liga Malaysia.
Karena hal-hal di ataslah ISL pada musim depan diprediksi akan lebih mengedepankan teknik ketimbang fisik. Kehadiran pelatih asing seperti Scoot Cooper (Inggris) dan Milo Seslija (Montenegro) yang bergabung dengan Mitra Kukar dan Barito pun akan semakin menghadirkan nuansa Eropa di ISL. Belum lagi pelatih macam Dejan Antonic (Serbia) dan Arcan Iurie (Moldova) yang masih berkiprah di ISL musim depan, yang tentunya akan semakin meng-Eropa-kan ISL.
foto: ligaindonesia.co.id
Komentar