Sempat tersiar kabar nasib Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 masih belum jelas. Konflik dengan Ukraina membuat sejumlah politisi ramai-ramai meminta FIFA untuk mengeluarkan Rusia dari organisasi.
Tapi politik adalah politik, FIFA melarangnya hadir dalam sepakbola.
Presiden FIFA, Sepp Blatter, dengan tegas menepis isu tersebut. Menurutnya, tidak mungkin Piala Dunia 2018 dipindahkan dari Rusia. Blatter dengan tegas menyatakan dukungannya pada negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.
âKami tidak mempertanyakan perihal Piala Dunia di Rusia,â kata Blatter, âKami tengah berada dalam situasi yang di mana kami mesti memperlihatkan kepercayaan pada penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022. Sebuah boikot tak akan menghasilkan apapun.â
Sikap FIFA, khususnya Blatter yang melunak ini, dipengaruhi oleh pertemuan dengan sejumlah pihak yang berpengaruh di sepakbola seperti Franz Beckenbauer dan Presiden Federasi Sepakbola Jerman, Wolfgang Niersbach.
Blatter dan Niersbach memberi teguran bagi negara manapun yang ingin memboikot event empat tahunan tersebut. Pasalnya, sejumlah negara Uni Eropa telah bertemu dengan FIFA untuk mendiskusikan kemungkinan pemboikotan Piala Dunia 2018. Dalam sebuah dokumen pertemuan, negara-negara Uni Eropa mempertimbangkan kemungkinan adanya sanksi ekonomi pada Rusia, juga sanksi jangka panjang lainnya.
âMencoba untuk memasukan pengaruh politik lewat sepakbola telah gagal. Tidak ada seorang pun yang menyuarakan untuk boikot, dan para politisi tidak mengharapkan kami berlaku serupa,â ujar Nersbach.
Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin berharap FIFA menjauhkan diri dari kepentingan politik. Ketika ditanya kemungkinan peluang Rusia untuk tidak menggelar Piala Dunia, terkait dengan kondisi politik saat ini, Putin mengaku masih percaya pada FIFA. âSaya harap tidak. FIFA telah berkata bahwa sepakbola dan olahraga ada di luar politik. Saya pikir itu adalah pendekatan yang bagus,â ucap Putin.
Pada April, dua senator Amerika Serikat mencoba untuk menendang keluar Rusia sebagai peserta Piala Dunia 2014 di Brasil. Ini terkait dengan aksi tentara Rusia yang turut campur dalam permasalahan dalam negeri Ukraina. Dua senator tersebut, Dan Coats dan Mark Kirk pun meminta FIFA untuk melepaskan penyelenggara tuan rumah Piala Dunia dari Rusia.
Dua senator tersebut membuat surat penegasan pada FIFA untuk tidak menggelar Piala Dunia di Rusia. Dalam surat tersebut, dua senator tersebut beranggapan Rusia tidak memenhi syarat dalam statuta dan regulasi FIFA yang menyatakan partisipan pada Piala Dunia harus berdasarkan kepatutan dalam olahraga.
Coats mengungkapkan kekecewaannya yang teramat dalam. Ia kesal dengan sikap FIFAyang mengatakan perilaku yang berlebihan oleh negara anggota tidaklah masalah karena sejumlah keputusan tidak relevan pada sepakbola. Dalam anggapannya, Rusia telah berperilaku âburukâ jika dinilai dalam politik.
Dua politisi Rusia pun melakukan serangan balik. Mereka meminta FIFA melarang Amerika Serikat untuk turut serta di Piala Dunia 2014. Petisi tersebut dibuat oleh Aleksandr Sidyakin dan Mikhail Markelov. Dalam cuitannya di twitter, Sidyakin menulis âIts an eye for an eye, a ball for a ball. Jangan biarkan Amerika turut serta dalam Piala Dunia 2014. Akhiri keanggotaan mereka di FIFA.â
Dua politisi tersebut menganggap Amerika telah membuat kekacauan dengan menebar konflik di Yugoslavia, Irak, dan Libya, begitu pula dengan di Syria.
Rusia sendiri telah menyiapkan dua belas stadion di 11 kota untuk digunakan dalam penyelenggaraan nanti. Final Piala Dunia 2018 sendiri rencananya akan digelar di Luzhniki Stadium, Moskow, pada 8 Juli.
Ada alasan yang masuk akal memang dari apa yang diungkapkan politisi Rusia tersebut. Uni Eropa meminta FIFA memberi sanksi pada Rusia karena âberperilaku burukâ di Ukraina, lantas bagaimana dengan Amerika Serikat dan Israel?
Amerika telah membuat kekacauan besar dalam satu dekade terakhir ini di Afghanistan dan Irak. Pun dengan Israel yang membunuh ribuan rakyat di Jalur Gaza.
FIFA pun sepertinya ingin cuci tangan, dengan membiarkan tiga negara tersebut melenggang bebas begitu saja. Karena menjatuhkan sanksi untuk Rusia, berarti sanksi untuk Amerika dan Israel pun mesti dijatuhkan.
Ya, Piala Dunia 2018 masih akan tetap diselenggarakan di Rusia
Sumber gambar: NBCNEWS.com
Komentar