Cerita-cerita Mengejutkan dari Otobiografi Roy Keane

Buku

by redaksi 46509

Cerita-cerita Mengejutkan dari Otobiografi Roy Keane

Melukai Haaland dan Schmeichel

“Peter, apa yang terjadi kepada matamu?” adalah pertanyaan yang dilayangkan oleh media ketika mendapati lebam di mata Peter Schmeichel saat United menjalani tur Asia tahun 1998.

Tentang hal ini, Keane lantas bercerita bahwa hal tersebut terjadi karena Schmeichel berkelahi dengan dirinya. Tubuh Schmeichel (1,91 meter) yang jauh lebih besar darinya ternyata tak membuat Keane (1,78) gagal meninggalkan bekas. Selisih lumayan itu, mencapai sekitar 13 cm, tak membuat nyali Keane gentar.

Keduanya berkelahi karena mabuk, dan Keane sendiri terbangun keesokan harinya tanpa ingat apa yang terjadi antara dirinya dan Schmeichel. Ingatannya mengenai perkelahian dengan Schmeichel baru kembali setelah Nicky Butt, yang menjadi wasit di perkelahian tersebut, menceritakan semua yang terjadi kepada Keane.

Perihal terjangan kepada Haaland di pertandingan Manchester derby tahun 2001, Keane mengakui bahwa tindakannya adalah sebuah bentuk balas dendam terhadap tuduhan Haaland empat tahun sebelumnya, September 1997. Haaland menuduh Keane berpura-pura cedera untuk menghindari hukuman setelah berusaha merebut bola dari kakinya. Pada kenyataannya, Keane memang cedera tidak lagi bermain di sisa musim 1997/98.

Butuh waktu hingga empat tahun bagi Keane untuk membalaskan dendamnya. Dan kebetulan Haaland bermain untuk Manchester City, rival sekota United. Maka terjangan brutal Keane pun melahirkan dimensi yang berbeda karena itu dilakukan terhadap pemain andalan rival sekota.

Apakah dia menyesal? Ini jawabannya: "Ada sejumlah penyesalan dalam hidup saya. Tapi insiden dengan Haaland tidak termasuk ke dalamnya."

Menolak Tawaran Madrid di Toilet

Keane benar mengenai kepercayaan dirinya tentang “banyak klub yang akan  menghubungi diriku ketika berita tentang keputusanku untuk meninggalkan United keluar.” Real Madrid, klub yang dipilih oleh David Beckham setelah United, mengontaknya lewat Emilio Butragueno.

Michael Kennedy, agen Keane, merasa bahwa tawaran Madrid adalah sesuatu yang sayang untuk dilewatkan sehingga dirinya mengingatkan Keane untuk selalu membawa ponselnya ke manapun ia pergi. Termasuk, tentu saja, ke toilet.

“Michael memberi tahuku bahwa Emilio Butragueno akan menelepon, jadi aku membawa ponselku kemanapun aku pergi. Dan, beruntung sekali, ia menghubungiku ketika aku sedang duduk di toilet.

“Ia berkata: ‘begini, Roy, kami menginginkanmu.’ Dewan direksi klub hanya perlu menyetujui kesepakatan ini.”

Terbukti, menolak Madrid dan malah memilih bermain untuk Glasgow Celtic, menjadi salah satu penyesalan yang dirasakan oleh Keane. Di Celtic, ia hanya bermain selama satu musim dan pensiun karena saran dari ahli kesehatan. Jika saja ia pindah ke Madrid, menurut Keane, bisa saja ia bermain lebih lama karena kualitas hidup yang lebih baik.

“Aku seharusnya menghargai tawaran Real dengan lebih baik. Itu merupakan salah satu tantangan paling menarik di hadapanku namun aku tidak menerimanya. Melihat kebelakang, aku seharusnya berkata kepada diriku sendiri: ‘pergilah, pergilah ke Spanyol, hiduplah di sana selama satu setengah tahun, pelajarilah bahasanya, pelajari budayanya," kata Keane.

Keane melanjutkan: “Lebih besar dari apapun, adalah ketakutan yang membuat aku mengambil keputusan – rasa takut akan hal-hal yang tidak aku ketahui.”

Keane menolak tawaran Butragueno karena ia merasa takut terhadap hal-hal yang tidak ia ketahui di Madrid.

Ini hal menarik. Masih ingat, bukan, saat Madrid kehilangan Makelele, kehilangan yang membuat mereka mengalami kebocoran besar di lini tengah dan jadi awal puasa gelar mereka di pertengahan dekade 2000an. Saking paniknya, mereka sampai mengambil Thomas Gravesen untuk menambal lubang yang ditinggalkan Mekelele.

Soalnya bukan berhasil atau tidak Gravesen menggantikan Makelele. Dalam soal Keane, pertanyaannya adalah: Gravesen saja berani menerima tawaran Madrid, apa yang sesungguhnya ditakutkan Keane?

Halaman Berikutnya: Bahkan Sir Bobby Charlton Tak Berani Melerai Keane

Komentar