Cerita-cerita Mengejutkan dari Otobiografi Roy Keane

Buku

by redaksi 46460

Cerita-cerita Mengejutkan dari Otobiografi Roy Keane

Membangunkan Tidur Sir Bobby Charlton, Lalu Mengkritiknya

Perkelahian dengan Schmeichel pada tahun 1998 bukanlah perkelahian pertama antara Keane dan Schmeichel. Di awal kedatangannya ke United, Keane sempat berulah. Ia berkelahi dengan Schmeichel (yang sudah berada di United dua tahun lebih awal) sehingga legenda klub, Bobby Charlton, terbangun dari tidurnya.

Dalam ceritanya mengenai kejadian ini, ia memuji keberanian Schmeichel untuk bertanggung jawab sekaligus mengkritik keengganan Sir Bobby untuk melerai mereka secara langsung.

“Hari pertama di tempat latihan, manajer menarik aku dan Peter ke kantornya. Ia tahu di mana tepatnya kami berkelahi - aku rasa ia menyebut lantai 27."

“Ia mengatakan kepada kami bahwa kami adalah aib untuk klub, dan kami membangunkan Bobby Charlton sehingga Bobby harus keluar dari kamarnya dan melihat kami.

“Peter bertanggung jawab atas perkelahian, dan itu bagus. Aku mengaguminya untuk itu. Namun Sir Bobby bisa saja berusaha melerai pertengkaran.”

Bobby Charlton bukan hanya legenda United, dia juga legenda sepakbola Inggris. Dia adalah satu dari sedikit pesepakbola yang dianugerahi gelar Sir oleh Kerajaan Inggris. Posisi Charlton yang penting itu terlihat dari jabatannya di Old Trafford yang seakan terus melekat dan baru akan tanggal jika dirinya meninggal.

Tapi, dalam hal Keane, Charlton pun tak berani melerainya dan dengan enteng-enteng saja Keane mengkritiknya.

Penyesalan-penyesalan yang Dirasakan

“Ada hal-hal yang aku sesali dalam hidup dan ia bukanlah satu di antaranya,” ujar Keane mengenai Haaland. Terjangan brutal kepada Haaland tidak dan tidak pernah ia sesali. Berbeda dengan permintaan maaf kepada Ferguson, yang menurutnya tak seharusnya ia lakukan.

Beberapa hari setelah pertengkaran di Algarve, Keane sempat meminta maaf kepada Ferguson. Dalam bukunya, ia mengaku menyesal telah melakukan hal tersebut.

“Sekarang aku berharap aku tidak pernah melakukan hal itu. Setelahnya aku berpikir, ‘aku tidak yakin mengapa aku meminta maaf.’ Aku hanya ingin melakukan hal yang benar.

“Aku meminta maaf untuk apa yang sudah terjadi – untuk fakta bahwa itu telah terjadi. Namun aku tidak meminta maaf untuk perilaku ku atau sikapku. Ada perbedaan – aku tidak merasa perlu meminta maaf untuk apapun.”

Apa yang Keane tulis terlihat seperti pembalasan setimpal terhadap apa yang ditulis oleh Fergie dalam autobiografinya: “Aku yakin pola perilaku Roy Keane berubah ketika ia menyadari bahwa dirinya bukan lagi Roy Keane yang dahulu.”

Well, setidaknya, pemarah dan pemberani yang tak kenal takut ini pun ternyata bisa menyesal dan bisa meminta maaf, walau beberapa hari kemudian dia agak menyesali kenapa mesti minta maaf. Otobiografi ini, mungkin saja, menjadi awal rekonsiliasi antara mantan kapten dan mantan manajer United ini. Tapi apa iya?

Saat Fergie merilis otobiografinya tahun lalu, nyatanya Keane tetap saja mengkritik Fergie. Keane menyatakan dirinya tidak habis pikir bagaimana Fergie masih bisa menyerang dan mengkritik mantan anak asuhnya saat semuanya sudah berlalu dan kejadian-kejadian itu sudah lewat bertahun-tahun lalu dan mereka -- para anak-anak asuhan Fergie itu-- sudah berbuat sebaik-baiknya untuk membantu Fergie.

Bagi Keane, saat dimintai komentarnya mengenai otobiografi Fergie itu, hal itu menunjukkan bagaimana Fergie tidak sepenuhnya memahami apa arti kesetiaan.

Halaman Berikutnya: Bagi Keane, Clough Lebih Besar dari Fergie

Komentar