Guardiola yang Membenci Tiki-Taka dan Beberapa Cerita Menarik Lainnya

Guardiola yang Membenci Tiki-Taka dan Beberapa Cerita Menarik Lainnya
Font size:

Selalu ada kisah menarik ketika seorang tokoh menceritakan perjalanan hidup mereka lewat sebuah otobiografi. Setelah beberapa waktu lalu Roy Keane dan Rio Ferdinand melakukan hal tersebut, baru-baru ini manajer Bayern Munich, Pep Guardiola, baru saja merilis kisah hidupnya dalam sebuah buku yang berjudul ‘Pep ConfidentialÂÂÂ’ atau `Herr Pep` dalam bahasa Spanyol. Buku ini bukan buku autobiografi Guardiola pertama. Sebelumnya, seorang penulis bernama Guillem Ballague, menceritakan kesuksesan Guardiola lewat bukunya yang berjudul "Pep Guardiola: Another Way of Winning". Jika buku Ballague lebih menceritakan tentang Guardiola dan Barca, buku `Herr Pep` yang ditulis oleh Marti Perarnau, rekan Guardiola yang juga berprofesi sebagai penulis, ini lebih menceritakan tentang musim pertamanya Pep bersama Bayern Munich. Namun dalam beberapa bagian, Marti juga menceritakan pengalaman-pengalaman menariknya semasa ia masih melatih raksasa Spanyol, Barcelona. Lewat beberapa sumber, berikut cerita-cerita menarik tentang Guardiola pada buku terbarunya ini. Guardiola Membenci Tiki-Taka! Kisah pertama yang diceritakan Guardiola pada Marti adalah tentang bagaimana Guardiola sebenarnya membenci tiki-tika. Sebagaimana yang kita ketahui, tiki-taka adalah skema permainan umpan-umpan pendek cepat ala Barcelona, yang disempurnakan oleh Guardiola. "Saya membenci tentang semua yang berhubungan dengan tiki-taka," ujar Guardiola seperti dikutip harian Telegraph. "Aku benci itu. Tiki-taka memiliki arti anda melakukan banyak umpan tanpa tujuan yang jelas." "Jangan percaya apa yang dikatakan orang! Barca tak melakukan tiki-taka! Dalam sebuah tim olahraga, anda harus memiliki taktik menyerang habis-habisan pada satu sisi, sehingga lini pertahanan lawan meninggalkan sisi pertahanan lain untuk mengatasi sisi yang diserang itu." lanjut Guardiola. "Kami menyerang dan mencetak gol lewat sisi yang mereka tinggalkan. Sebab itulah anda harus melakukan umpan, tapi dengan sebuah tujuan yang jelas. Yang kami lakukan adalah membuat lawan kerepotan, lalu menarik mereka, kemudian menyerang mereka lewat sebuah serangan mematikan. Tak ada hubungannya dengan tiki-taka," ujar Guardiola menegaskan. Pada pembicaraan ini, Guardiola memang sedang berapi-api. Menurut Marti, sejak pertama kedatangannya pada sebuah makan malam itu, Guardiola seperti orang yang tak memakan apapun seharian. Ketika pelatih asal Spanyol itu tiba, ia langsung melahap sebuah hidangan kentang. Pertemuan pertamanya itu memang terjadi setelah pertandingan Bayern Munich melawan Nuenberg. Dan Guardiola mengatakan, pada hari pertandingan, Guardiola memang selalu tak memiliki nafsu makan sebelum pertandingan tersebut digelar. Bagaimana Guardiola Memaksimalkan Potensi Messi Lionel Messi kini menjelma menjadi pemain terbaik dunia, semua orang mengakuinya. Dan banyak pihak yang mengatakan bahwa Messi bisa menjadi seperti sekarang ini berkat kejelian Guardiola dalam memaksimalkan potensinya. Guardiola mengatakan, awal mula ia memanfaatkan kelebihan Messi adalah ketika pertandingan el clasico melawan Real Madrid pada 2009. Saat pertandingan memasuki menit ke-10, Guardiola menginstruksikan Messi bertukar posisi dengan Samuel Eto`Â’o. Eto`Â’o yang bermain sebagai penyerang tengah, menempati posisi penyerang kanan, posisi Messi. Semua orang melihat itu sebagai pertukaran posisi biasa, termasuk duo centre-back Real Madrid, Cristophe Metzelder dan Fabio Cannavaro. Sampai akhirnya keduanya menyadari bahwa Messi bermain lebih seperti seorang gelandang serang ketimbang penyerang tengah. Marti yang menulis buku ini, sempat melakukan pertemuan dengan Metzelder lewat sebuah makan malam di Dusseldorf, Jerman. Dan ketika ditanyai hal ini, Metzelder menceritakan dengan jelas karena hal itu masih segar dalam ingatannya. "Fabio [Cannavaro] dan aku saling memandang. Kami seolah bertanya `‘Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita mengikutinya ke tengah, atau tetap menjaga kedalaman?`. Saat itu kami benar-benar tak memiliki petunjuk," ujar Metzelder. Itulah yang dinamakan dengan false 9. False 9 bukanlah sebuah peran bagi penyerang yang diciptakan Guardiola, karena peran seperti ini sudah ada sejak lama. Hanya saja Guardiola berhasil mengaplikasikannya dengan baik lewat kemampuan luar biasa yang dimiliki Lionel Messi. Penggunaan Messi sebagai false 9 sendiri ia temukan ketika ia menganalisis beberapa pertandingan Real Madrid. Selama dua hari ia mencari kelemahan-kelemahan Real Madrid dan memikirkan apa yang bisa dilakukannya untuk memanfaatkan kelemahan Madrid tersebut. Sehari sebelum pertandingan itu, akhirnya ia menemukan kecenderungan pertahanan Madrid. Yakni gelandang bertahan Madrid, sering melakukan penjagaan pada pemain tengah lawan. Sementara Metzelder dan Cannavaro, mereka lebih bermain di area penalti dekat Iker Casillas. Dengan alunan musik yang menemaninya, ia membayangkan Yaya Toure dan Xavi Hernandez akan memancing Gago dan Guti, sementara Messi bergerak bebas diantara ruang kosong depan kotak penalti. Meskipun ia tak yakin strategi ini akan berjalan mulus, ia lantas menelpon Messi untuk memberitahukannya, meski saat itu sudah pukul 10 malam. "Leo, ini aku, Pep. Aku baru saja melihat sesuat yang penting, benar-benar penting. Lebih baik kau datang ke sini sekarang. Sekarang, aku mohon," ujar Pep dalam telponnya tersebut. Setengah jam kemudian Messi datang ke kantor Pep. Tak berlama-lama, Guardiola lantas menunjukkan rekaman sebuah pertandingan Madrid dan memberitahu area kosong, di mana Messi akan mengisi pos tersebut. Pep sendiri menyebutnya sebagai `Zona Messi`. Hasilnya? Sempurna. Meski bermain di Santiago Bernabeu, Barcelona berhasil melumat Real Madrid dengan skor telak, 6-2, dengan Messi yang mencetak dua gol. Sejak saat itulah Messi mulai difungsikan sebagai false 9. Selanjutnya: Menyukai Old Trafford dan Cerita tentang Polo Air

Menyukai Old Trafford "Aku sangat menyukai atmosfir di sini (Old Trafford). Aku membayangkan suatu saat bisa melatih di sini," tulis situs Independent mengutip apa yang dikatakan Guardiola lewat bukunya ini. Ya, Guardiola sebenarnya sangat ingin melatih raksasa asal Inggris itu. Guardiola melawat ke Old Trafford pada musim lalu bersama Bayern Munich. Pada pertandingan perempat final Liga Champions leg pertama itu, Manchester United ditahan imbang dengan skor 1-1. Akhirnya United tersingkir setelah pada leg kedua Munich berhasil menang di Allianz Arena dengan skor 3-1. Guardiola sendiri memang sempat dihubung-hubungkan sebagai pelatih United menjelang Sir Alex Ferguson memutuskan untuk pensiun dan tak lagi melatih Manchester United. Guardiola sendiri menceritakan bahwa pada tahun 2012, ia pernah menerima jamuan makan malam di sebuah restoran mewah di Inggris. Namun saat itu Guardiola telah menerima tawaran dari Bayern Munich. Maka dari itu, pada awal musim 2013-2014, David Moyes-lah yang kemudian dipilih Fergie untuk menangani United, sementara Guardiola menggantikan Jupp Heynckes yang juga seperti Ferguson, pensiun dari sepakbola. Meskipun begitu, Fergie tak menyerah untuk mendatangkan Guardiola ke Old Trafford. Beberapa media lokal menemukan pertemuan keduanya. Pada Maret tahun ini, keduanya kembali bertemu. Setelah Bayern dipastikan juara Bundesliga, Ferguson kembali merayu Guardiola untuk menjadi pengganti David Moyes. Namun menurut Guardiola, ia merasa tak ditawari posisi pelatih United pada pertemuan itu, walaupun sebenarnya ia sering tak mengerti logat Skotlandia Fergie. "Sir Alex berbicara sangat cepat. Terkadang saya tak mengerti apa yang ia ucapkan. Dan mungkin karena saya tak mengerti, saya tak menyadari bahwa ada tawaran tersebut." Keinginan Guardiola melatih United sendiri bukan isapan jempol belaka. Bukan sekali ia mengatakan ingin melatih United. Pada 2011, Guardiola sempat hadir ke stadion Old Traffor untuk menyaksikan pertandingan United melawan Schalke 04. Sejak saat itu, ia jatuh cinta pada Old Trafford dan kehebatan tim sekelas Manchester United. Saat dirinya sedang vakum, Guardiola menceritakan beberapa tim ingin menggunakan jasanya. Chelsea dan Manchester City pun terus berusaha mencoba mendapatkan tanda tangan Guardiola. Namun diantara tawaran tersebut, tawaran Bayern Munich-lah yang lebih menarik perhatiannya. Polo Air untuk Menjuarai Piala Super Eropa Chelsea nyaris mengalahkan Bayern Munich pada partai final Piala Super Eropa. Pertandingan yang berlangsung di Praha itu skor sempat menunjukkan 2-1 untuk Chelsea pada menit ke-120. Namun sembilan detik jelang pertandingan berakhir, sebuah keajaiban terjadi. Javi Martinez mencetak gol penyama kedudukan saat wasit asal Swedia, Jonas Eriksson, memberikan tambahan waktu satu menit pada laga itu. Pertandingan pun harus dilanjutkan lewat babak adu penalti. Pikiran Guardiola pun kembali teringat pada kejadian setahun sebelumnya, di mana saat itu, Chelsea berhasil mengalahkan Bayern Munich di Allianz Arena lewat babak adu penalti. Namun ia tak mau pikirannya terganggu. Lantas ia coba menenangkan diri berusaha tetap fokus pada pertandingan meski puluhan ribu pendukungnya terus memberikan chants-chants­ dukungan terhadap timnya. Sampai akhirnya, dalam pikirannya terbersit tentang polo air secara tiba-tiba. "Lads, Aku tak tahu bagaimana cara melakukan tendangan penalti yang benar. Aku tak pernah melakukannya sekalipun selama hidupku. Tapi ada seorang eksekutor penalti yang saya tahu," ujar Guardiola sebelum memilih eksekutor penalti timnya. "Aku berbicara tentang Manel Estiarte. Ia adalah seorang pemain polo air terbaik di dunia. Ia mengeksekusi setiap penalti lebih baik dari siapapun. Ia melakukannya ratusan kali. Dan polo air seperti sepakbola, hanya empat dari lima tendangan yang biasanya berhasil. Tapi Manel selalu berhasil melakukannya!" lanjut Guardiola. Lalu lanjut bercerita:"Saya telah mempelajari dua hal tentang Manel dan penalti, maka dengarkanlah apa yang akan saya ucapkan. Hanya ada dua hal yang harus kalian lakukan sekarang. Pertama, pastikan diri anda bahwa anda akan mengarahkan ke sebelah mana bola akan ditempatkan. Putuskan sekarang, jangan sampai anda berubah pikiran, apapun yang terjadi." "Kedua, yakinkan diri anda bahwa anda akan mencetak gol. Katakan, itu ulangi seribu kali hingga anda menendang tendangan penalti tersebut. Jangan khawatir, dan jangan mengubah pikiran anda!" Sebuah cerita sederhana ini ternyata mengubah ekspresi wajah para pemainnya. Para pemain tiba-tiba menjadi santai, bahkan tersenyum. Mereka benar-benar menyimak dan menikmati teamtalk Pep tentang Manel. Matias Sammer, direktur olahraga Bayern Munich, terkagum-kagum dengan apa yang diceritakan Guardiola. Bahkan ia sampai berteriak, "Teamtalk yang luar biasa!". Tapi Pep belum selesai melecut semangat anak buahnya. Ia lantas berkata: "lads, saya tak akan menentukan siapa yang akan menendang penalti ini. Kalian boleh memilih apakah mau melakukannya atau tidak, kalian yang memilih. Karena kalian semua akan mencetak gol. Jadi, siapa yang akan melakukannya? Para pemain sempat ragu, namun David Alaba menjadi orang pertama yang mengangkat tangannya. Melihat itu, Toni Kroos pun mengangkat tangannya, yang kemudian diikut sang kapten tim, Phillip Lahm. Franck Ribery pun tak mau kalah, sampai akhirnya Xherdan Shaqiri menjadi pemain kelima yang mengangkat tangannya. `‘Bravo, Shaq!`Â’ spontan Guardiola berteriak. Sebenarnya, Guardiola sempat melatih tendangan penalti sebelum pertandingan. Mereka berhasil mencetak 42 gol dari 42 usaha percobaan. Hanya saja, Alaba, Ribery dan Lahm tak mengikuti latihan tendangan penalti ini. Namun yang terjadi ternyata diluar dugaan. Lima eksekutor Bayern tersebut berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Sementara Manuel Neuer menggagalkan tendangan kelima Chelsea yang diambil oleh Romelu Lukaku. Munich pun akhirnya menang dan mengangkat trofi Piala Super Eropa. Satu jam kemudian, di salah satu sudut ruang pers stadion Praha Eden, Guardiola terlihat sedang berbicara dengan seseorang. Dan ternyata, orang yang sedang berbicara dengan Guardiola itu adalah Manuel Estiarte, si pemain polo air yang diceritakan Guardiola pada para penggawanya itu. Dan sebenarnya, Estiarte adalah asisten personal Guardiola. foto: wikipedia.org

Piala Dunia Bagi Mereka yang Tersingkir dan Disingkirkan
Artikel sebelumnya Piala Dunia Bagi Mereka yang Tersingkir dan Disingkirkan
Man United Dipermalukan Para Pelajar
Artikel selanjutnya Man United Dipermalukan Para Pelajar
Artikel Terkait