Font size:
Liverpool menjalani musim yang tak baik musim ini. Berbeda dengan musim lalu yang bisa menjadi pesaing kuat juara, Liverpool musim ini cukup kepayahan, bahkan untuk meraih kemenangan. Hanya menang empat kali dari sembilan laga pun menjadi bukti sahih.
Apa yang menyebabkan Liverpool tak memiliki superioritas untuk bersaing di papan atas pada musim ini? Kapten The Reds, Steven Gerrard, memberikan pandangan atas kiprah Liverpool musim ini. Gelandang berusia 34 tahun itu bercerita banyak pada situs Lucozade Sport yang kemudian dirangkum oleh beberapa media Inggris. Menurut Gerrard, alasan utama Liverpool tak mampu berbuat banyak pada musim ini adalah perginya pemain kunci seperti Luis Suarez. Situasi ini sama seperti yang terjadi pada musim 2009/2010. Saat itu, Liverpool tak menjalani musim yang bagus meski musim sebelumnya menjadi runner-up Premier League. Kala itu Liverpool kehilangan Xabi Alonso dan Alvaro Arbeloa yang hengkang ke Real Madrid di awal musim. “Ketika Luis Suarez hengkang, saya tahu hal ini akan terjadi,” ujar Gerrard. “Ketika tim anda nyaris meraih gelar juara, adalah hal penting untuk mempertahankan pemain kunci. Ini bukan tentang mereka yang datang (pemain baru), tapi bagaimana kita bisa berada di sana [di peringkat dua].” Gerrard sebenarnya menyesalkan atas apa yang dilakukan manajemen Liverpoo, memiliki dana besar tapi justru membeli banyak pemain. Menurutnya, sungguh mustahil untuk menyatukan banyak pemain baru ke dalam tim hanya dalam waktu yang singkat. Gerrard membandingkan dengan apa yang terjadi pada tim rival seperti Chelsea dan Manchester City. Keduanya tetap menjadi kandidat juara Premier League karena mereka membeli pemain yang tepat. “Sebenarnya saya ingin Cesc Fabregas atau Diego Costa berada di sini [Liverpool]. Namun saya harus mengerti apa yang pemilik ingin lakukan, dan menyadari bahwa saya adalah pemain Liverpool, bukan Chelsea atau pun City. Mereke [manajemen] lebih ingin mendatangkan pemain muda dengan talenta luar biasa,” tambahnya. Gerrard pun mengatakan bahwa selain kehilangan pemain kunci, Liverpool pun mengalami badai cedera dan masih ada trauma dengan apa yang terjadi pada musim lalu. Sedangkan di saat bersamaan, tim Premier League lain mengalami pengingkatan kualitas. “Saya tak sedang mencari alasan, tapi tim Premier League lain semakin berkualitas. Chelsea telah mendapatkan pemain yang mampu melengkapi permainan mereka. Sementara City semakin tahun semakin kuat karena memiliki dana yang melimpah. Dan kami tak berada dalam situasi seperti mereka, situasi di mana ketika manajer mereka menyadari ada yang perlu diperbaiki, satu dua pemain baru bisa didatangkan dan menjadi solusi. Karena itulah kami tak berada di papan atas,” ujar Gerrard membandingkan Liverpool dengan dua rivalnya. Maka dari itu, Gerrard pun meyakini jika saja Luis Suarez masih membela Liverpool, dan Daniel Sturridge tak mengalami cedera, Liverpool masih akan menjadi kandidat juara pada musim ini. Namun karena dua hal tersebut tak ada dalam diri skuat Liverpool saat ini, wajar baginya jika Liverpool tak mampu merangsek ke posisi empat teratas. Halaman Berikutnya: Analisa Gerrard terhadap Performa Balotelli Tentang Balotelli Ketika Gerrard menginginkan ada Suarez dan Sturridge di lini depan Liverpool, kenyataan yang ada saat ini lini depan Liverpool dihuni oleh penyerang Italia, Mario Balotelli. Dan sayangnya, Balotelli tak sedang dalam performa mengesankan. Ia baru menyumbang dua gol dari 12 penampilan. Atas penampilan yang mengecewakan dari Balotelli, mantan bek Liverpool, Jamie Carragher, menyarankan Liverpool untuk menjual Balotelli pada bursa transfer Januari nanti. Lantas bagaimana tanggapan Gerrard mengenai Balotelli dan komentar Carragher ini? “Terlalu dini untuk mengatakan hal tersebut. Ia bisa saja mencetak 10 gol dalam 10 pertandingan. Tapi kemudian? Mungkin akan dijual pada Januari karena tim lain tertarik mengontraknya,” kata Gerrard mengomentari Carragher. Tapi Gerrard memaklumi komentar mantan rekan setimnya itu. Karena saat ini, Carragher telah berprofesi menjadi seorang komentator pertandingan. Sudah barang tentu mengomentari apa yang terjadi dalam sepakbola merupakan tugas Carragher saat ini. Balotelli sendiri menurutnya terlalu mendapatkan tekanan besar karena terus dibanding-bandingkan dengan Suarez dan Sturridge. Tapi Gerrard percaya, Balotelli sebenarnya memiliki sesuatu dan bisa memberikan yang terbaik bagi Liverpool, lalu kemudian membungkam komentar orang-orang yang mengatakan bahwa Balotelli adalah ‘pembelian panik’. “Saya perlu membantunya. Tapi untuk menggantikan Suarez, itu adalah hal yang cukup sulit. Hanya saja untuk menjadi penyerang Liverpool memang harus bisa menjawab tekanan dengan penampilan mengesankan di lapangan. Para pendukung selalu menuntut Liverpool untuk menang. Dan menjadi seorang penyerang handal harus lebih agresif dan cepat, di atas segalanya, kamu perlu mencetak gol secara konsisten. Lihat saja penyerang-penyerang yang pernah bermain dengan saya –Owen, Fowler, Torres dan Suarez-, mereka rajin mencetak gol. Itulah yang membuat mereka menjadi superstar [di Liverpool],” kata Gerrard seperti dikutip situs Independent. Kritikan adalah hal yang wajar bagi Gerrard. Setiap tekanan pada pesepakbola wajar terjadi karena para pesepakbola selalu muncul di layar kaca hampir setiap tiga hari sekali. Dari sanalah mereka lantas menjadi idola publik. Bermain konsisten atau mendapat kritik, hal itulah yang telah menjadi pelajaran paling berharga bagi Gerrard dari dunia sepakbola sejak masih berusia 19 tahun. Namun dengan sosial media yang semakin berkembang, tekanan pada para pemain memang semakin besar saat ini. Namun meskipun begitu, ia tak khawatir dengan Balotelli yang mendapatkan tekanan tinggi. Hal itu dapat dilihat dengan kesungguhan Balotelli dalam berlatih. Gerrard yakin, cepat atau lambat Balotelli akan kembali menemukan sentuhannya dan rajin mencetak gol bagi Liverpool. “Dia [Balotelli] orang yang hebat,” ujar Gerrard. “Ia pernah bermain di beberapa klub besar, jadi ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tak kecewa terhadap dirinya sendiri. Ia justru bekerja lebih ekstra, menambah sesi latihan menendang sendirian. Ia pun melakukan latihan-latihan lain agar ia bisa melakukannya lebih baik. Yang saya lihat adalah bahwa ia menyadari apa yang terjadi dan ia masih menikmati karirnya.” Halaman Berikutnya: Komentar Gerrard tentang Rodgers, Sturridge dan Masa Depannya di Anfield Brendan Rodgers dan Daniel Sturridge Pada musim ini Liverpool memainkan pola formasi yang berbeda dengan musim lalu. Jika musim lalu Liverpool sangat mengandalkan formasi 4-2-3-1, musim ini Liverpool kerap menurunkan formasi 4-4-2 dengan lini tengah yang membentuk diamond. Bagi Gerrard perubah formasi bukanlah masalah besar. Hanya saja ia berpendapat bahwa musim ini Liverpool kembali melakukan transisi, seperti ketika Brendan Rodgers musim lalu yang mencari-cari formasi ideal untuk menduetkan Sturridge dan Suarez. “Brendan menciptakan tim ini dengan Suarez dan Sturridge,” ucap Gerrard. “Ia tak pernah memakai diamond sebelumnya, karena itulah mengapa Suarez dan Sturridge mampu membuat seluruh tim menjadikan keduanya bermain dengan performa terbaik.” Dan tanpa Suarez, Sturridge tentunya diharapkan menjadi andalan baru di lini depan. Gerrard sendiri berpendapat bahwa Sturridge mampu melakukannya. Menurutnya, Sturridge adalah penyerang terbaik Inggris saat ini. “Melihat kemampuannya, Sturridge merupakan penyerang Inggris terbaik yang pernah bermain bersama saya. Kecepatan, ketajaman, dan skill yang dimilikinya membuatnya bisa mencetak gol dengan cara apapun. Siapa lagi di Inggris yang lebih baik darinya?” Gerrard menjelaskan kehebatan Sturridge. Jika dibandingkan dengan kapten tim nasional Inggris, Wayne Rooney, Gerrard pun berani mengatakan bahwa Sturridge lebih baik. Terlebih kapten Manchester United itu sudah menginjak usia 30 tahun, lebih tua lima tahun dibanding Sturridge. Maka dari itu, ia tak ragu, bahwa Sturridge bisa menjadi penyerang andalan baru bagi Liverpool. Dan musim ini, seharusnya adalah waktu yang tepat bagi Sturridge untuk bersinar dan menjadi idola balu Liverpool, menggantikan Suarez yang musim lalu mencetak 31 gol di Premier League. Hanya saja Gerrard pun mengatakan bahwa sudah selayaknya pemain Liverpool lain memberikan yang terbaik bagi tim meski harus bermain tanpa Sturridge yang mengalami cedera. Dan sudah sepatutnya pula Liverpool tetap berada di jalur yang tepat sehingga ketika Sturridge kembali membela Liverpool, asa untuk meraih juara tetap ada. Masa Depan Gerrard Di tengah Liverpool yang sedang menjalani musim yang buruk, masa depan ikon mereka ini masih belum menemukan kejelasan. Pasalnya, pada akhir musim ini, kontrak Gerrard bersama Liverpool akan habis. Isu hengkangnya Gerrard pun semakin menyeruak setelah pemilik 480 caps bersama klub asal kota Merseyside ini membuka kemungkinan untuk pindah dan bermain di Major League Soccer (MLS), Liga Amerika, seperti yang akan dilakukan mantan gelandang Chelsea, Frank Lampard. “Hal yang membuat saya khawatir adalah kontrak saya yang akan habis pada bulan Mei [2015],” ujar Gerrard pada Daily Mail. “Dan pada saat ini, saya hanya akan memberikan yang terbaik bagi Liverpool. Saya tak akan pensiun musim panas nanti. Saya masih ingin bermain beberapa musim lagi.” Dengan kontraknya yang bisa dikatakan tinggal menghitung hari, tentunya pikiran Gerrard sedikit banyak akan terganggu akan masa depannya yang masih menjadi teka-teki. Apalagi hingga saat ini, belum ada tanda-tanda dari pihak manajemen Liverpool untuk memperpanjang kontraknya. “Kita harus menunggu apa yang akan terjadi nanti. Di Liverpool atau pun di tempat lain, semuanya ada di tangan Liverpool. Jika mereka tak menginginkanku lagi, maka saya akan melihat apa yang ada di luar sana,” Gerrard menegaskan. Ya, pada dasarnya Gerrard masih tetap akan memprioritaskan Liverpool saat kontraknya berakhir. Ia tentunya masih ingin bermain lebih lama lagi untuk Liverpool, klub yang sudah ia bela sejak kecil. Namun sebesar apapun Gerrard ingin mewujudkan impiannya itu, keputusan akhir tetap ada di tangan manajemen Liverpool. foto: flickr.com