Pada Februari 2014 lalu, sebelum bertandang ke Dnipropetrovsk, suporter Tottenham Hotspur sudah diperingatkan. Mereka diminta waspada karena situasi di Ukraina saat itu tidaklah stabil dan kekerasan kian meningkat. Dalam rilis Pemerintah Ukraina, setidaknya 25 orang tewas dan lebih dari 240 orang terluka dalam bentrokan antara kepolisian dan pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Meski berjarak sekitar 220 mil dari Kiev, ibukota Ukraina, tapi kerusuhan juga menjalar ke Dnipropetrovsk, kota terbesar keempat di Ukraina. Selama berada di Ukraina ada beberapa hal yang mesti dihindari oleh suporter Tottenham. Pertama, mereka harus berhati-hati dan menghindari semua demonstrasi. Kedua, dilarang membentangkan banner ataupun spanduk di Stadion Dnipro Arena dengan tujuan menghormati pendukung tuan rumah. Pasalnya, bukan tidak mungkin spanduk tersebut memancing amarah pendukung Dnipro.
Ultras Dnipro sejatinya bukan orang yang ramah pada orang asing. Di Europa League saja mereka tercatat pernah bentrok dengan suporter lain. Ultras Dnipro, Braty po Zbroyi, hanya bersahabatan dengan mereka yang satu ideologi sayap kanan seperti Ultras Dynamo Kiev, Karpaty Lviv dan Zalgiris Vilnius. Suporter Tottenham tentu merupakan golongan yang berlawanan. Tottenham identik dengan Yahudi, dan memiliki suporter panganut Yahudi taat dalam The Yids Army.
Panditfootbal juga menyuguhkan beberapa cerita terkait Ultras dan Hooligan di berbagai mancanegara
Suporter FC Kopenhagen pernah merasakan bagaimana keganasan Ultras Dnipro. Kala itu, pada babak kualifikasi Liga Champions 2014/2015, suporter FC Kopenhagen diserang hingga lari terbirit-birit dan berlindung di bawah tribun. Karena aksi tersebut, pertandingan sempat dihentikan selama 15 menit. Ultras Kopenhagen yang awalnya berdiri sembali bertelanjang dada, kemudian kabur sambil membawa spanduk dan bendera yang menempel di pagar. Dalam "aturan ultras" merebut bendera atau banner lawan merupakan sebuah kemenangan dan pelecehan terhadap lawan.
Salah seorang Ultras Dnipro, Vlad, menyatakan bahwa Ultras Kopenhagen-lah yang memulai keributan dengan melambaikan bendera Rusia. "Saya ingin meminta maaf atas kejadian ini. Itu semacam provokasi. Para fans Denmark (Kopenhagen) menunjukan bendera negara tetangga (Rusia), itu sebabnya kita bertawuran," kata Vlad dalam wawancara dengan tv lokal Ukraina.
Satu hal yang tidak kalah menakutkan terjadi saat Dnipro mengalahkan Saint Etienne pada laga keenam grup F Europa League pada 11 Desember 2014. Sebelum pertandingan, kedua suporter saling bergesekan. Sejumlah suporter Saint Etienne terluka; mulai dari memar hingga sayatan pisau. Dua di antaranya terpaksa menginap di rumah sakit karena cedera
Usut punya usut,Ultras Dnipro terpancing karena kabarnya ada oknum suporter Saint Etienne yang membakar bendera Ukraina. Bahkann tersiar kabar bahwa serangan Ultras Dnipro dibantu juga dari kelompok garis keras Dynamo Kiev.
Kekacauan terbaru yang dilakukan suporter Dnipro adalah saat mereka lolos ke Final Europa League musim ini setelah menang 2-1 atas Napoli. Ratusan penggemar Dnipro yang berlaku sebagai tuan rumah, tumpah ruah ke dalam lapangan usai peluit dibunyikan. Beberapa dari mereka menyalakan suar (red flare), mengibarkan bendera Ukraina, bergelantungan di tiang gawang dan memeluk para pemain Dnipro. Beberapa upaya provokasi dilakukan kepada para suporter Napoli yang berada di salah satu tribun Dnipro Arena. Para suporter Napoli saat itu sempat terpancing. Namun para polisi anti huru-hara yang berjaga menghadang suporter Napoli yang tepancing untuk menyerang.
Bukan tanpa alasan jika invasi lapangan para suporter Dnipro tersebut membuat para pengawas pertandingan pasrah. Akan tetapi hal tersebut merupakan luapan ekspresi wajar bagi para suporter Dnipro yang akan mencicipi final perdana dalam kompetisi Eropa mereka. Prestasi terbaik mereka di Eropa cuma mencapai perempat final Piala Champions 1984/1985 dan 1989/1990. Tentu pencapaian sampai final Europa League musim ini merupakan proses untuk menjadi nomor satu setelah 26 tahun lamanya.
Maka secara historis menjadi bulan-bulanan perkiraan mayoritas pengamat sepakbola dan media lebih mengunggulkan Sevilla, calon lawan Dnipro pada laga final Europa League Kamis (28/5) dini hari nanti di Warsaw Polandia. Kendati di lapangan Dnipro bisa menjadi bulan bulanan Sevilla namun bagi Braty po zbroyi hal itu tidak akan terjadi di jalanan Polandia nanti.
Komentar