Hegemoni sebuah kesebelasan di sebuah liga bukanlah hal yang baru, seperti Bayern Munchen yang telah menjuarai Bundesliga tiga tahun beruntun dan musim lalu berhasil menjuarai liga nomor satu di Jerman sebelum kompetisi berakhir. Yang paling anyar adalah Paris Saint-Germain yang pekan lalu berhasil menjuarai Ligue 1, sekitar dua bulan lebih cepat dari pertandingan terakhir Liga Perancis tersebut.
Lupakan sejenak tentang dominasi kedua tim tersebut, jauh di ujung tenggara Perancis ada sebuah kesebelasan yang lebih dahulu menjuarai liga domestiknya pada 28 Februari lalu. Tepatnya di Yunani, Olympiakos berhasil mengunci gelar juara setelah berhasil memenangi laga di pekan ke-24  Liga Super Yunani saat menaklukan Veria FC dengan skor 3-0.
Dengan menyisakan enam pekan dan telah meraih 67 poin dari 24 laga membuat kesebelasan asal kota Piraeus tersebut mengukuhkan diri menjadi juara di kompetisi tertinggi di Yunani tesebut. Mereka berhasil menjauh dari kejaran AEK Athens yang berada di posisi kedua. Dalam raihan poin, AEK yang terpaut 18 angka sebenarnya masih bisa menyamai jumlah poin Olympiakos, akan tetapi Liga Super Yunani menggunakan sistem head to head jika kedua tim memiliki poin yang sama dan AEK kalah dalam metode tersebut.
Jika ingin membandingkan dengan raksasa Liga Perancis dari segi dominasi di liga domestik, Olympiakos lebih unggul. Gelar juara yang barusan diraih merupakan yang keenam yang didapat secara beruntun oleh klub yang bermarkas di Georgios Karaiskakis Stadium tersebut, lebih banyak dari PSG yang meraih empat titel beturut-turut.
Sementara itu, titel tersebut semakin menasbihkan mereka menjadi raja di negeri para dewa tersebut dengan 43 kali juara liga, jauh di depan Panathinaikos yang berada diurutan kedua yang sudah meraih 20 kali gelar juara. Sementara itu PSG baru meraih total enam gelar juara, tak lebih dari 1/7 total titel yang pernah direngkuh Olympiakos.
Cukup sudah membandingkan kedua tim karena dari level kompetitif liga, keduanya berbeda. Bisa dikatakan Liga Super Yunani merupakan level kedua di Eropa, di bawah kompetisi elit semacam Premier League, La Liga, Bundesliga, Serie A dan Ligue 1. Akan tetapi bukan berarti raihan David Fuster dan rekan-rekan tak boleh diapresiasi. Untuk mendominasi sebuah liga itu bukan hal mudah, dibutuhkan konsistensi tinggi. Dan hal tersebut mampu dibuktikan oleh Olympiakos, sehingga mereka sukses menjuarai liga sebanyak 18 kali hanya dalam tempo waktu 20 tahun.
Sebagai contoh Glasgow Rangers, yang merupakan peraih gelar terbanyak di Scootish Premier League yang juga tergolong sebagai liga tingkat kedua di Eropa. Klub berjuluk The Gers tersebut telah sukses meraih 54 trofi di liga tersebut. Akan tetapi harus terlempar dari divisi teratas liga Skotlandia setelah mengalami kebangkrutan dan kini berada di Scottish Championship, tingkatan kedua dalam piramida liga Skotlandia. Kini liga primer Skotlandia didominasi oleh rival abadinya Glasgow Celtic yang telah sukses meraih empat gelar beruntun. Kejadian tersebut membuktikan bahwa konsistensi itu bukan hal yang mudah.
Sementara itu pada liga lainnya seperti Eredivisie, Primeira Liga Portugal, Turki Super Lig dan Pro League Belgia juga tak ada klub yang sedominan Olympiakos. Peraih enam kali gelar juara berurutan, 18 gelar liga dalam 20 tahun, dengan total raihan 43 trofi, sejumlah gelar yang hanya bisa diraih Olympiakos, raja dominasi dari negeri para dewa.
Foto :Â jbcsport
ed:Â fva
Komentar