Bangunkan Martínez dari Delusinya!

Cerita

by redaksi

Bangunkan Martínez dari Delusinya!

Suara boo terdengar begitu nyaring dari tribun pendukung Everton di Old Trafford pada Minggu (3/4) lalu. Papan skor menunjukkan skor 1-0 untuk kemenangan Manchester United atas Everton. Van Gaal merasa lega, tapi tidak dengan para pendukung Everton.

Pendukung Everton terusik setelah mendengar komentar sang manajer, Roberto Martinez. Menurut manajer berkebangsaan Spanyol tersebut mengungkapkan bahwa kekalahan tersebut hanya bagian dari sebuah transformasi dari Everton yang memang kebanyakan diisi oleh skuad muda seperti Ross Barkley, Gerard Delofeu, Romelu Lukaku, dan juga John Stones. Ia juga berujar bahwa pemain-pemain ini perlu diberi jam terbang lebih agar menjadi pemain hebat.

"Kami sedang berada dalam sebuah proses transformasi dari satu generasi ke generasi yang baru. Para pemain muda kami masih harus banyak belajar agar bisa berkembang menjadi pemain hebat ke depannya," ujar Martinez.

Mendengar perkataan seperti ini, kontan para pendukung Everton merasa bosan. Setiap kali Everton mengalami hasil yang minor dan buruk, Martinez selalu saja membela para pemainnya. Martinez selalu mengucapkan "para pemain telah berjuang keras", "saya bangga dengan pemain saya", ataupun "kami telah menunjukkan karakter yang bagus" setiap kali tim meraih hasil minor. Jika dilakukan sekali, mungkin tidak masalah. Tapi berkali-kali, para Evertonians pun menjadi jengah.

Pada akhirnya, terjadilah kasus tersebut. Melibatkan Leighton Baines, fullback kiri senior Everton, Baines berujar bahwa Everton sekarang ini terlalu mengandalkan satu individu, sehingga chemistry yang ada di tim pun hilang. Chemistry yang hilang inilah yang membuat Everton kalah dari United.

"Saya tidak merasakan chemistry di tim ini, entah kenapa. Chemistry ini hilang di lapangan, dan saya pun tidak tahu sejak kapan chemistry itu hilang. Mungkin karena kita terlalu bergantung kepada satu individu saja, maka kami tidak bisa bermain sebagai satu tim," ujar Baines.

Ujaran Baines ini seakan menampar Martinez. Menampar wajahnya yang selalu dihiasi dengan senyum yang begitu hidup. Kata-kata Baines, yang kadung tersebar di berbagai media ini seolah berusaha untuk berteriak kepada Martinez, "bangunlah kau dari delusi dan khalayanmu!" dan mengajak Martinez kembali ke realita yang nyata. Realita bahwa Everton sekarang berada di peringkat ke-12 dan tidak beranjak kemana-mana.

Peringkat ke-5 hanyalah masa lalu

Everton pernah bersaing memperebutkan zona Liga Champions Eropa pada musim 2013/2014. Saat itu, mereka bersaing dengan Arsenal dan benar-benar percaya diri bisa masuk ke Liga Champions Eropa, sesuatu yang selama Everton diasuh oleh David Moyes, belum pernah bisa mereka capai.

Tapi, itu masa lalu. Itu kejadian dua tahun yang lalu. Para Evertonians mungkin sudah melupakan hal itu dari jauh-jauh hari. Everton sekarang bukanlah Everton yang dulu begitu perkasa sampai mampu bersaing memperebutkan posisi Liga Champions. Everton sekarang stagnan dan tidak ke mana-mana.

Musim 2014/2015, dengan harapan dapat mengulang kembali kesuksesan musim sebelumnya, Everton berkompetisi di Liga Primer Inggris dengan penuh kepercayaan diri. Dengan berbekal pemain-pemain matang seperti Gareth Barry, Phil Jagielka, Leighton Baines, dkk., mereka percaya dapat meraih posisi yang lebih baik dari musim 2013/2014. Tapi, apa yang terjadi?

Pada musim 2014/2015, prestasi Everton justru merosot ke peringkat ke-11, mencatatkan 12 kemenangan, 11 hasil imbang, dan 15 kali kekalahan. Everton turun peringkat dua kali lipat dari musim sebelumnya di peringkat kelima. Sebuah downfall yang begitu kentara terlihat di tubuh Everton. Musim ini, hal yang sama juga masih terjadi. Everton berada di peringkat ke-12 dan peluang mereka untuk merangkak naik ke zona Europa League sekalipun sangat sulit. Dengan zona degradasi? Mereka hanya jarak 11 poin.

Dengan situasi seperti ini, di saat tim-tim seperti Southampton, West Ham, Stoke City, dan Leicester City sudah mulai mengganggu kemapanan tim-tim besar, Martinez masih bisa bilang bahwa "Everton sedang dalam masa perubahan dan para pemain muda masih harus banyak belajar."

Merasa tidak akan tergantikan, sehingga tenang-tenang saja

Bill Kenwright sebagai chairman Everton sejak 1999 memang tidak pernah punya rekor memecat seorang manajer. Mungkin hanya Walter Smith yang pernah dipecat oleh Kenwright di tahun 2002, itu pun setelah melalui sebuah pertimbangan yang berat. Seorang Moyes pun sampai diberikan waktu selama 11 tahun oleh Kenwright untuk mengasuh Everton, sebelum akhirnya pindah ke Manchester United untuk kemudian menghabiskan waktunya 10 bulan di sana.

Itulah kenapa Martinez merasa tenang-tenang saja. Ia merasa masih ada waktu baginya untuk memperbaiki kesalahannya musim ini. Masih ada waktu baginya untuk memperbaiki masalah ini di musim depan. Tapi, apakah benar seperti itu?

Pada Februari 2016, Farhad Moshiri, miliuner asal Iran membeli 49,9 persen saham dari Everton. Hal ini tentu memberikan sebuah suntikan dana segar baru bagi The Toffees. Tapi, bukan itu inti masalahnya. Kedatangan orang baru, tentunya akan membawa sebuah perubahan baru. Moshiri pastinya akan lebih nyaman jika bekerja dengan orang-orangnya. Lalu, bagaimana dengan Martinez?

Meskipun memang Kenwright tidak berniat untuk tidak memecatnya sama sekali, jika melihat dari track record-nya dalam menangani manajer Everton sejak 1999, tidak menutup kemungkinan jika Martinez pada akhir musim ini akan dipecat, kalau Moshiri sebagai pemegang total setengah dari saham Everton menginginkannya. Moshiri bisa saja meyakinkan Kenwright bahwa Martinez tidak mampu membawa Everton sehingga musim depan Martinez harus diganti agar prestasi Everton meningkat.

Kalau begitu, apakah Martinez masih bisa menangani pemain mudanya yang ia bilang sedang belajar seperti Stones, Barkley, Lukaku, dan Delofeu?

***

Intinya, Martinez harus mulai kembali ke realita. Ia tak bisa terus berdelusi di Everton. Ia harus mulai sadar bahwa klub yang ia tangani ini sekarang sedang butuh perbaikan, sedang butuh sebuah perubahan. Martinez harus sadar, bahwa klubnya ini sedang berada di peringkat ke-12, bukannya berdelusi bahwa "pemain muda Everton masih banyak belajar".

(sf)

foto: telegraph.co.uk

ed: fva

Komentar