Terima Kasih, Selamat Tinggal Boleyn Ground

Cerita

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Terima Kasih, Selamat Tinggal Boleyn Ground

Stadion merupakan salah satu elemen penting dalam sepakbola. Selain sebagai arena pertandingan, stadion juga berfungsi sebagai infrastruktur yang mampu menampung dan menarik para suporter untuk datang mendukung tim kesayangannya. Stadion tak ubahnya sebagai rumah.

Atmosfer yang ditimbulkan oleh para penonton akan berpengaruh kepada performa tim dan menimbulkan efek intimidatif yang terhadap tim tamu, yang tentunya akan menguntungkan bagi tim tuan rumah untuk meraih kemenangan. Selain itu, stadion juga menyimpan banyak memori dan sejarah yang tak ternilai bagi para pendukung dan seluruh elemen klub.

Begitulah kira-kira gambaran Boleyn Ground bagi West Ham. Boleyn Ground merupakan salah satu stadion dari belasan arena sepakbola terkenal yang dibangun di kota London. Meski tak setenar Old Trafford ataupun Anfield yang merupakan stadion ikonik di Inggris, namun stadion tersebut merupakan saksi sejarah dari The Hammers. Stadion yang berkapasitas sekitar 35.000 penonton tersebut telah menjadi saksi bisu semenjak 1904 dan pertandingan melawan Manchester United malam tadi merupakan laga terakhir mereka di markas kesayangannya tersebut.

Pada musim depan, West Ham dipastikan akan bermigrasi ke Olympic Stadium yang berada di Stradford yang berjarak sekitar empat mil dari Boleyn Ground. Mereka berpindah ke rumah yang lebih besar dengan kapasitas hampir dua kali lipat dari stadion lamanya; yang setara dengan kapasitas Emirates Stadium milik Arsenal.

Olympic Stadium adalah gelanggang yang mewah nan modern. Stadion yang dibuka pada 2011 tersebut ditujukan sebagai arena pelaksanaan Olimpiade 2012. Kualitas Olympic Stadium amat penting karena merupakan simbol dari Inggris itu sendiri.

Akan tetapi, meninggalkan rumah yang telah ditinggali selama 112 tahun bukanlah hal yang mudah. West Ham akan meninggalkan beberapa bagian historis seperti The Sir Trevor Brooking Stand dan The Bobby Moore Stand yang merupakan salah satu sudut rumah mereka. Berbagai makanan pendukung ritual bagi suporter seperti burger atau kue pie dan mash yang merupakan makanan tradisional belum tentu tersaji di Olympic Stadium. Kalaupun ada tentu nuansa dan cita rasa tak mungkin sama seperti dahulu.

Namun bukan berarti West Ham meninggalkan segala kenangan yang ada. Pihak klub tetap membawa sebagian eksterior lama untuk dipasang di stadion barunya. Seperti John Lyall’s Gate yang merupakan gerbang masuk ikonik di Boleyn Ground yang akan terpampang di Olympic Stadium. Gerbang berwarna merah marun tersebut akan menghiasi rumah baru mereka untuk tetap menjaga memori yang sama seperti di stadion sebelumnya.

Sementara itu pada laga perpisahan tersebut memberikan motivasi tersendiri bagi tim besutan Slaven Bilic. Bermodalkan hasil buruk ketika dihajar Swansea 1-4 pekan lalu, West Ham berhasil mempersembahkan kemenangan bagi publik Boleyn Ground saat melawan Manchester United. Padahal mereka sempat tertinggal 1-2 dan mampu membalikkan keadaan menjadi 3-2 serta meraih tiga poin penting untuk menjaga asa tampil di kompetisi Eropa musim depan.

Mereka punya peluang besar untuk berlaga di UEFA League dan hanya membutuhkan hasil imbang di laga terakhir, kecuali jika Southampton yang ada di bawahnya berhasil meraih poin penuh dengan margin sepuluh gol atas Crystal Palace di pekan terakhir.
Perpindahan stadion ini diharapkan mampu mengakomodasi jumlah suporter yang kian bertambah. Selain itu dengan semakin besar kapasitas dan meningkatnya kualitas stadion diharapkan berbanding lurus kepada performa West Ham yang hanya dikenal sebagai klub papan tengah.

Pasca peluit tanda berakhirnya pertandingan, kembang api menghiasi tiap sudut dari Boleyn Ground, dan air mata yang terlihat mengalir dari mata Bilic yang terkenal sebagai karakter yang garang. Perpisahan yang tentu menyimpan banyak kenangan bahkan bagi mantan punggawa Timnas Kroasia yang juga pernah merasakan atmosfer Boleyn Ground sebagai pemain satu dekade yang lalu.

Rumah yang indah bukanlah tempat luas dan mewah akan tetapi sebuah tempat yang nyaman dan tentu bersejarah, menyimpan memori yang tak melulu indah namun juga kenangan pahit. Semoga kepindahan Olympic Stadium menjadi langkah yang tepat demi peningkatan taraf dan prestasi West Ham, menjadi klub yang lebih disegani secara kualitas dan materi. Seperti yang pernah dikatakan oleh Alfred Noble, “Rumah adalah tempat di mana saya bekerja, dan saya bisa bekerja di mana saja”.

West Ham tetaplah West Ham, di manapun ia berada entah itu di Boleyn Ground maupun di Olympic Stadium. Life must go on, masih banyak sejarah yang akan dicetak di Olympic Stadium. Terima kasih, dan selamat tinggal Boleyn Ground..

Foto: Geograph

ed: fva

Komentar