Bermain di luar negeri, utamanya negara-negara Eropa adalah impian bagi setiap anak-anak yang tinggal di negara-negara seperti Asia ataupun Afrika. Bagi mereka, tanah Eropa seolah tanah harapan, di mana di dalamnya terdapat banyak sekali kesenangan dan juga masa depan yang begitu cerah, yang belum tentu mampu mereka dapatkan di tanah kelahiran mereka sendiri.
Sudah banyak sekali bocah-bocah yang mengenyam rasa pelatihan akademi sepakbola Eropa. Kalau dari Indonesia, dan yang terkenal, salah satunya adalah Evan Dimas yang mampu merasakan suasana berlatih akademi La Masia di Barcelona. Meski sekarang ia kembali bermain di Indonesia, setidaknya, gaya bermain yang ia tunjukkan ada sedikit "rasa" Eropa di dalamnya.
Sekarang, kesempatan untuk merasakan atmosfer pelatihan akademi sepakbola di Eropa akan dirasakan oleh Chandan Nayak, seorang bocah berusia 11 tahun asal Bhubaneswar, India. Chandan menjadi salah satu anak yang beruntung yang dapat merasakan atmosfer akademi sepakbola Eropa. Ia mendapatkan kesempatan (semacam beasiswa) untuk mengenyam pelatihan sepakbola selama dua bulan di akademi sepakbola Bayern Muenchen. Selama dua bulan itu, ia akan berstatus sebagai siswa akademi.
Ia menjadi bagian dari anak-anak lain yang juga mendapatkan kesempatan serupa. Lebih asyiknya lagi, semua biaya pelatihan yang akan ia jalani selama dua bulan di Muenchen itu gratis, alias tidak bayar sama sekali. Hal ini tentunya merupakan sebuah kebahagiaan bagi Chandan, yang tumbuh besar di Sabar Sahi, sebuah daerah yang miskin. Di daerah tersebut, Chandan tumbuh melalui serangkaian perjuangan hidup yang cukup berat.
"Saya sangat senang. Suatu hari nanti, saya ingin bermain untuk timnas India. Saya juga ingin berterima kasih kepada pelatih yang melatih saya," ujar pemain yang mengidolakan pemain asal Barcelona, Lionel Messi, kepada Hindustan Times.
Pelatih Chandan, Jayadev Mahaputra, mengungkapkan bahwa Chandan merupakan anak yang berasal dari lingkungan yang cukup keras. Keluarganya tidak utuh, karena ayah dan ibunya sudah berpisah. Namun, Chandan mampu bertahan, dan ia berujar bahwa kuatnya Chandan dalam menghadapi lingkungan yang keras itu adalah sebuah ciri dari kerja keras dan keberanian yang Chandan miliki.
"Ayah dan ibunya sudah bercerai. Ayahnya menelantarkannya ketika ia masih kecil. Ibunya bekerja sebagai pelayan di beberapa tempat sembari mengasuh anak-anaknya, termasuk Chandan. Ia telah mengorbankan banyak hal supaya anak-anaknya dapat hidup layak. Di tengah keadaan serba sulit itu, Chandan mampu bangkit dan menunjukkan bakatnya kepada kami semua," ujar Jayadev.
Jayadev juga mengungkapkan, bahwa Chandan sudah membuat banyak orang terkejut akan kemampuan yang ia miliki. "Anak ini (Chandan) memang berbakat. Kami telah memantaunya sejak ia masih kecil dan ia sudah berlatih bersama kami kurang lebih selama empat tahun. Saat tahun terakhir, ia kami beri latihan berat yang sesuai dengan standar klub internasional, dan kemampuannya semakin meniingkat," ujar Jayadev kepada DNA India.
"Ia sudah mengejutkan banyak orang. Saat bermain di Odisha, ia merupakan pemain termuda (11 tahun), namun kemampuannya begitu mengejutkan. Begitupun saat ia bermain di Pune. Bahkan, kemampuannya ini juga mengejutkan Sunil Chhetri (legenda sepakbola India), kepala akademi Pune," tambahnya.
Sekarang, ia akan segera terbang ke Jerman untuk berlatih di akademi Bayern Muenchen. Bersama dengan 120 anak lain dari seluruh dunia, ia akan mengenyam pelatihan selama dua bulan. Jayadev berharap, kepergian Chandan ke Jerman ini akan memantik semangat anak-anak lain, yang bernasib sama seperti Chandan, untuk terus semangat mengejar impiannya bermain sepakbola.
"Ia akan pergi tanggal 25 nanti. Segala administrasinya sudah diurus berkat bantuan dari pemerintah daerah dan pusat, meski sempat bermasalah karena sertifikat kelahirannya tidak lengkap. Sekarang, kami sedang menantikan turunnya visa untuknya yang sudah kami ajukan ke Kedutaan Besar Jerman di Kolkata," ujar Jayadev.
"Di Jerman nanti, ia akan berlatih bersama dengan 120 anak lain dari seluruh dunia, dan juga bertemu dengan pemain berkualitas, Phillip Lahm, dan dilatih oleh pelatih-pelatih akademi yang lebih baik. Latihan di sana akan lebih keras baginya, tapi itu baik. Ia akan pulang ke India dengan segudang pengalaman yang ia bawa di Jerman. Ia juga akan menjadi cahaya harapan bagi anak-anak lain yang bernasib sama sepertinya," tambahnya.
Semoga ketika pulang nanti, Chandan akan membawa banyak cerita yang bisa ia bagikan kepada teman-temannya. Cerita tentang bagaimana megahnya Eropa, dan cerita tentang negara Jerman yang begitu maju. Tapi, jika Chandan bermain baik di sana, mungkin saja ia tidak pulang, dan menjadi seperti Messi yang sudah meninggalkan Argentina sejak usia yang masih sangat muda.
foto: newsx.com
Komentar