Italia sempat menjadi pusat perhatian sepakbola dunia. Talenta-talenta kelas dunia tak henti-hentinya lahir di negara yang dijuluki "Negeri Pizza" tersebut. Namun dalam satu dekade terakhir, tak bisa dimungkiri Italia mulai kehilangan pamornya.
Selain popularitas yang menurun, kualitas para pemain lokal pun tak lagi sehebat satu dekade lalu. Pelatih timnas Italia, dimulai dari Cesare Prandelli hingga Antonio Conte, menyebut bahwa Serie A, divisi teratas Italia, saat ini terlalu banyak diisi oleh pemain asing.
Berbicara timnas, lini depan Italia menjadi sorotan. Di Piala Eropa 2016 lalu misalnya, selain harus mengandalkan oriundo dalam diri Citadin Eder, Italia harus mengandalkan penyerang berusia 31 tahun yang minim pengalaman internasional, Graziano Pelle. Pemain cadangan seperti Simone Zaza, Ciro Immobile, atau Stephane El Sharaawy pun tak tampil dalam potensi terbaiknya.
Namun melihat Serie A musim 2016/2017, harapan untuk memiliki penyerang lokal kelas dunia mulai muncul bagi timnas Italia. Dan harapan itu tersemat pada penyerang berusia 22 tahun milik Torino, Andrea Belotti.
***
Serie A baru memasuki pekan keenam. Jika melihat daftar pencetak gol terbanyak, nama seperti Mauro Icardi atau Carlos Bacca masih menghiasi. Gonzalo Higuain yang kini bermain untuk Juventus pun sudah mencetak empat gol. Dengan nama-nama lain seperti Jose Callejon, Edin Dzeko, dan Arkadiusz Milik (semuanya empat gol), daftar capocannoniere masih dikuasai para pemain asing.
Namun tanpa melupakan Marco Borrielo yang juga sudah mencetak empat gol, Andrea Belotti muncul menjadi kejutan. Meski baru tampil empat kali, sempat cedera yang membuatnya absen di dua laga, penyerang kelahiran 20 Desember 1993 ini sudah mencetak lima gol. Untuk sementara, ia menduduki peringkat kedua capocanniere di bawah Icardi yang mencetak enam gol.
Meski sempat gagal mengeksekusi penalti pada pertandingan pertama kala menghadapi AC Milan, namun gelontoran gol terus mengalir dari Belotti. Tiga gol kemudian ia lesakkan ke gawang Bologna. Absen mencetak gol melawan Pescara (hanya main 24 menit), pemain berjuluk "Gallo" alias "Ayam Jantan" ini mencetak satu gol dan dua asis saat Torino berjumpa AS Roma.
Torehan gol dan asisnya yang ia ciptakan kala menghadapi AS Roma tersebut membuat Belotti kini mengoleksi 17 gol dan tujuh asis untuk Torino dari 41 penampilan. Jumlah golnya itu melampaui catatan golnya saat membela Palermo di mana ia hanya menorehkan 16 gol dari 64 penampilan. Sementara itu jumlah asisnya menyamai asis yang ia torehkan bersama Palermo.
Ini artinya Belotti terus berkembang sebagai individu. Perkembangan Belotti pun bisa dibilang cukup baik di mana ia pun menapaki kariernya yang terus semakin membaik. Dimulai dari kesebelasan kecil Italia, dan kini sedang membuktikan diri di kompetisi teratas Italia, Serie A.
Awal karier Belotti dimulai dari akademi muda kesebelasan Serie D, Grumellese, selama empat tahun. Pada usia 13 tahun, ia hijrah ke akademi kesebelasan kedua terbesar di Provinsi Bergamo, Albinoleffe. Debut seniornya ia dapatkan pada usia 18 tahun.
Di Albinoleffe inilah Belotti menemukan jati dirinya. Karena pada awal kariernya, ia bermain di posisi gelandang tengah atau sayap. Namun berkat pelatih Albinoleffe saat itu, Alessio Pala, Belotti mulai dipercaya menjadi penyerang dan ia menemukan kenyamanan bermain sebagai ujung tombak tim.
"Awalnya saya bermain sebagai gelandang tengah. Namun di musim pertama bersama tim muda Albinoleffe, saya dicoba bermain sebagai winger," ujar Belotti pada Mediagol. "Pada musim kedua, mereka kemudian mencoba saya di sana (penyerang). Di situlah saya merasa nyaman bermain."
"Saya berterimakasih banyak pada Alessio Pala yang memberi saya pemahaman teknik tentang posisi ini pada musim semi. Itu sangat memberikan saya kepercayaan diri dalam bermain," tambahnya.
Belotti sebenarnya memang sangat ingin bermain sebagai penyerang sejak dulu. Bahkan pemain-pemain favoritnya merupakan pemain yang berposisi sebagai penyerang, tak ada satupun pemain favoritnya yang berposisi sebagai gelandang.
"Idola saya Andriy Shevchenko. Kemudian [Fernando] Torres, walau ia sedang mengalami penurunan. Saya juga suka [Sergio] Aguero dan [Luis] Suarez. Dan tentu saja saya suka Cristiano Ronaldo dan Messi. Tapi saya juga tak bisa melewatkan Zlatan Ibrahimovic. Saya akan senang jika suatu saat bisa bermain bersama mereka," ujar Belotti ketika masih membela Palemo.
Pada musim 2013/2014, Belotti direkrut Palermo yang baru terdegradasi ke Serie B dengan status kepemilikan bersama. Belotti pun lantas menjadi bagian dari kembalinya Palermo ke Serie A dengan mencetak 10 gol dari 24 penampilan. Palermo akhirnya mempermanenkan status kepemilikan Belotti pada musim berikutnya.
Namun musim pertamanya di Serie A tak berjalan dengan baik. Duet Paulo Dybala dan Franco Vazquez lebih mencuri perhatian khalayak. Bahkan Belotti lebih sering bermain sebagai pemain pengganti. Alhasil, dari 38 penampilan, ia hanya mencetak enam gol saja.
Akan tetapi hal tersebut tak mengurangi ketertarikan Torino untuk memboyongnya pada musim 2015/2016. Giampiero Ventura, pelatih Torino saat itu, melihat potensi yang dimiliki Belotti. Ia pun lantas didatangkan bersama pemain muda berbakat lainnya seperti Davide Zappacosta, Andrea Baselli, dan Joel Obi.
Baca juga: Siapa Lagi Pemain Masa Depan Italia dari Torino FC?
Bersama Torino, Belotti sempat membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama, di mana gol pertamanya baru hadir pada pekan ke-14. Kehadiran Ciro Immobile yang datang pada bursa transfer musim dingin dengan status pinjaman, dan juga kepergian Fabio Quagliarella ke Sampdoria, ternyata membuat Belotti menjadi lebih tajam.
Jika pada putaran pertama Belotti hanya mencetak satu gol, pada putaran kedua ia berhasil mencetak 11 gol. Ia juga menghentikan rekor tidak kebobolan Gianluigi Buffon di Serie A yang kala itu baru saja melampaui rekor Sebastiano Rossi, yang akhirnya rekor Buffon terhenti di 975 menit pertandingan.
Penampilan impresif Belotti tersebut membuat Immobile tak dipermanenkan Torino. Musim ini, Belotti pun diplot sebagai penyerang utama tim walau mendapatkan ancaman dari penyerang muda asal Argentina, Lucas Boye. Penyerang senior seperti Maxi Lopez pun harus mulai duduk di bangku cadangan atas penampilan menjanjikan yang ditunjukkan Boye dan Belotti.
***
Lima gol dari empat penampilan menjadi bukti bahwa Belotti berada di jalur yang benar untuk mencapai potensi terbaiknya. Apalagi Torino dikenal sebagai kesebelasan yang bisa memaksimalkan potensi pemain, pemain yang disebut "Gianluca Vialli baru" ini bisa menapaki jalan menuju timnas Italia bersama Il Toro, seperti yang dialami Ciro Immobile.
Ditunjuknya Ventura sebagai pelatih Italia sudah terbukti membukakan jalan bagi Belotti untuk menjalani partai debutnya di timnas saat menghadapi Prancis. Mengingat Ventura-lah yang memboyong Belotti ke Torino, bisa jadi namanya akan mulai sering menghiasi lini serang Italia.
Dengan begitu, Italia akan memiliki barisan penyerang menjanjikan di lini depan di masa depan. Karena selain Belotti, masih ada nama-nama seperti Domenico Berardi, Ciro Immobile, Simone Zaza, Lorenzo Insigne, hingga Manolo Gabbiadini. Mungkin dalam lima tahun ke depan, para penyerang ini akan membuat lini serang Italia seperti kala menjuarai Piala Dunia 2006 karena memiliki deretaan penyerang seperti Francesco Totti, Alessandro Del Piero, Luca Toni, Filippo Inzaghi, hingga Alberto Gilardino.
*Julukan "Gallo" Belotti dapatkan setelah ia mencetak gol ke gawang Novara (masih membela Palermo) dan merayakannya dengan membentuk jambul ayam menggunakan tangannya. Gol tersebut ia dedikasikan untuk teman masa kecilnya yang memiliki nama panggilan "Gallo".
Komentar