Indonesia akan menghadapi ujian berat pada laga semifinal Piala AFF 2016 melawan Vietnam. Dalam sejarah pertemuannya, Indonesia telah bertemu Vietnam sebanyak 20 kali. Secara head-to-head Indonesia masih unggul dari Vietnam dengan catatan tujuh kali menang, delapan kali imbang, dan lima kali kalah. Di ajang AFF sendiri, terakhir kali Indonesia memenangi laga melawan Vietnam terjadi pada tahun 2004 silam (ketika itu masih bernama Piala Tiger).
Pada leg pertama yang akan digelar Sabtu (3/12/2016), Indonesia harus khawatir dengan absennya dua bek andalan, Rudolf Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto yang harus terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Bukan tanpa sebab Indonesia harus berhati-hati, karena di skuat Vietnam terdapat sosok berbahaya bernama Le Cong Vinh.
Le Cong Vinh sudah paham betul sepakbola ASEAN karena telah banyak makan asam garam. Sejak memperkuat Vietnam senior pada tahun 2004, Le Cong Vinh telah memainkan laga sebanyak 83 kali, dan berhasil membukukan 51 gol. Saat ini, ia merupakan kapten sekaligus pemegang caps dan gol terbanyak Vietnam. Legenda.
Le Cong Vinh lahir di Quynh Luu, Nghe An, pada tanggal 10 Desember 1985. Ia memulai perjalanan sepakbolanya setelah bergabung dengan akademi Song Lam Nghe An pada tahun 1998. Pada tahun 2001, Le Cong Vinh dipanggil untuk memperkuat Vietnam U-20 karena penampilan apiknya yang ditunjukkan di level akademi. Bersama tim U-20, Le Cong Vinh berhasil membukukan lima gol dari sembilan penampilan.
Dua tahun kemudian, Le Cong Vinh dipanggil untuk memperkuat Vietnam U-23 yang berlaga di ajang Sea Games. Sayang, pada tahun tersebut Le Cong Vinh hanya bisa mengantarkan Vietnam meraih medali perak setelah dikalahkan oleh Thailand.
Walau bermain cemerlang di tingkat junior, namun butuh waktu lama bagi Le Cong Vinh untuk promosi ke jenjang senior di level klub. Pada tahun 2004, barulah Le Cong Vinh didaftarkan Song Lam Nghe An sebagai pemain utama. Kebahagiaan Le Cong Vinh tidak berhenti sampai di situ, karena pada tahun yang sama dirinya dipanggil timnas senior Vietnam yang akan berlaga di ajang Piala Tiger (kini berganti nama menjadi Piala AFF), padahal, usianya ketika itu baru menginjak 19 tahun.
Namun, Vietnam tidak bisa berbuat banyak pada turnamen tersebut. Bergabung di grup A bersama Indonesia, Singapura, Kamboja, dan Laos, Vietnam harus puas berada di urutan ketiga di bawah Indonesia dan Singapura.
Kekalahan terbesar Vietnam justru dialami ketika menghadapi Indonesia. Kala itu, Indonesia yang juga diperkuat oleh Boaz Solossa berhasil menghancurkan Le Cong Vinh dkk. dengan skor telak 3-0. Boaz sendiri turut menyumbangkan satu gol kemenangan. Dari empat pertandingannya bersama Vietnam saat itu, Le Cong Vinh hanya berhasil menyumbangkan satu gol.
2004 -2008 Menjadi Tahun yang Gemilang Bagi Le Cong Vinh
Semenjak pemanggilan pertamanya untuk timnas senior, salah satu slot di lini depan Vietnam seolah menjadi miliknya. Vietnam sungguh beruntung memiliki Le Cong Vinh yang mampu berkembang dengan cepat di usianya yang masih relatif muda.
Dengan begitu, Vietnam memiliki keuntungan untuk selalu mengikutsertakan Le Cong Vinh ke tim U-23 Vietnam walau dirinya sudah mendapatkan tempat utama di tim senior. Le Cong Vinh pun ikut ambil bagian bersama Vietnam U-23 di Sea Games 2005 dan 2007.
Pada tahun 2007, untuk pertama kalinya Piala Asia diselenggarakan di empat negara. Kali ini AFC menunjuk Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam untuk menjadi tuan rumah. Vietnam bergabung dengan Jepang, UEA, dan Qatar. Secara mengejutkan, Vietnam lolos ke babak 16 besar menemani Jepang. Le Cong Vinh berandil besar, satu golnya ke gawang UAE mengantarkan kemenangan bagi Vietnam.
Satu tahun kemudian, Le Cong Vinh mendapatkan mimpinya bersama timnas Vietnam. Dirinya berhasil membantu Vietnam menjadi juara Piala AFF untuk pertama kalinya. Di laga final melawan Thailand, peran Le Cong Vinh begitu besar, satu golnya, baik di leg pertama dan kedua, menghadirkan mimpi buruk bagi Thailand.
Kegemilangan Le Cong Vinh di piala AFF membuat klub Hanot T&T tergoda untuk meminangnya. Le Cong Vinh pun pindah dari Song Lam Nghe An setelah memperkuat klub tersebut selama 8 musim. Bersama Song Lam Nghe An, Le Cong Vinh berhasil mencatatkan 49 gol dari 61 pertandingan. Kepindahannya ke Hanoi T&T ini pun memecahkan rekor sebagai transfer terbesar dalam sejarah Vietnam. Bersama Hanoi T&T, Cong Vinh berhasil mencetak 37 gol dari 63 penampilan. Ia pun sempat diganjar penghargaan sebagai Top Ten Most Promising Youngsters in Asian Football pada tahun 2009.
David Bekham-nya Vietnam
Ketenaran benar-benar dirasakan oleh Le Cong Vinh, terlebih setelah dirinya menikahi Thuy Tien, penyanyi asal Vietnam, yang ditemuinya pada sesi pemotretan pada tahun 2008 silam. Kemana pun mereka berdua pergi, orang-orang pun selalu mengeremuninya. Tak ayal, hal ini membuat orang-orang membandingkannya dengan David Beckham dan Victoria Adams. Walau demikian, Le Cong Vinh tidak terlalu suka ketika dirinya dibanding-bandingkan dengan sang superstar sepakbola tersebut.
“Ya, itu benar, istri saya seorang penyanyi yang sangat terkenal di Vietnam. Tapi kami begitu berbeda dengan keluarga Beckham. Makanya saya tidak begitu suka dengan perbandingan-perbandingan itu. Tapi tidak masalah, saya tidak terlalu mengeluh soal itu”.
“Semuanya berjalan baik. Saya sudah mencapai mimpi kanak-kanak saya untuk menjadi pesepakbola papan atas. Istri saya pun begitu senang menjadi seorang yang terkenal walau kadang-kadang itu semua sangat melelahkan karena banyaknya orang-orang yang mengejar-ngejar kami hanya untuk sekedar meminta foto bersama”.
Pada tahun 2013, Le Cong Vinh kembali pindah ke klub yang membesarkan namanya, Song Lam Nghe An. Pada putaran kedua, Le Cong Vinh digadang-gadang akan bergabung dengan salah satu klub Liga Indonesia, Sriwijaya FC. Namun Le Cong Vinh lebih memilih untuk pindah ke Consadole Sapporo yang berlaga di divisi kedua Liga Jepang. Di sana Le Cong Vinh berhasil mencetak dua gol dari sembilan penampilan.
Pada 22 Maret 2014, Le Cong Vinh lagi-lagi menorehkan rekor bagi dirinya pribadi. Dirinya berhasil menjadi pemain pertama yang menorehkan 100 gol sepanjang sejarah Vietnam League. Walau demikian, dirinya belum pernah meraih gelar top skor di sepanjang karirnya berlaga di Vietnam League.
Satu tahun kemudian, Le Cong Vinh kembali berpisah dengan Song Lam Nghe An. Kali ini pindah ke Becamex Binh Durong. Bersama Becamex, Le Cong Vin berhasil merasakan gelar liga Vietnam untuk pertama kalinya setelah menjadi juara pada tahun yang sama. Bersama Becamex, Le Cong Vinh telah membukukan sembilan gol dari 35 penampilannya hingga saat ini.
Bersiap Pensiun Untuk Timnas
Setelah berhasil mengantarkan Vietnam menjadi juara Aya Bank Cup pada bulan Juni 2016 lalu, secara mengejutkan Le Cong Vinh mengumumkan akan segera pensiun dari timnas Vietnam. Ajang piala AFF 2016 pun akan menjadi turnamen terakhir bagi dirinya bersama Vietnam.
“Saya akan pensiun dari timnas tahun depan, Piala AFF 2016 menjadi partisipasi terakhir saya bersama timnas. Saya akan pergi dengan perasaan rindu yang mendalam. Dan, saya pasti akan sedih”. Tutur pemain 31 tahun ini.
Hingga babak semifinal, Le Cong Vin telah membukukan dua gol. Jika ditotal dari keseluruhan selama dirinya berpartisipasi di ajang piala AFF, Le Cong Vinh telah berhasil mencetak 15 gol. Bukan tidak mungkin pundi-pundi golnya akan bertambah, terlebih ia akan berhadapan dengan Indonesia yang terdapat nama Boaz di dalamnya, Le Cong Vinh pasti memiliki motivasi lebih karena ingin membalas kekalahannya dari Boaz pada 2004 silam.
foto: kulnews.com
(frz)
Komentar