Tidak banyak yang berubah dari La Liga Spanyol dari musim ke musimnya. Hal yang sama juga berlaku untuk musim 2016/2017 sejauh ini. Meskipun La Liga sedang libur selama musim dingin, tapi sebenarnya sekarang liga ini belum benar-benar sampai di paruh musimnya mengingat seluruh kesebelasan (kecuali Real Madrid dan Valencia) baru memainkan 16 pertandingan dari total 38 pertandingan liga selama semusim.
Untuk sementara ini, Real Madrid memimpin klasemen dengan 37 poin, diikuti oleh FC Barcelona di peringkat kedua terpaut tiga poin. Sungguh, pemandangan ini adalah pemandangan yang sangat wajar, bukan hanya di paruh atau akhir musim, tetapi hampir di setiap pekannya dari musim ke musim.
Meskipun begitu, ada hal yang berbeda yang ditunjukkan oleh Atlético Madrid. Kesebelasan sekota Real Madrid yang sudah beberapa musim ini selalu bisa mengganggu hegemoni Real dan Barcelona ini ternyata harus terjelembab sampai ke peringkat ke-6.
Hal mengejutkan juga ditunjukkan oleh Valencia yang saat ini menduduki peringkat ke-17, hanya satu posisi dari zona aman dari degradasi.
Kesebelasan Mengejutkan: Real Sociedad
Kami sedang tidak membicarakan kesebelasan terbaik di La Liga. Jika pembicaraan mengarah ke sana, pasti ujung-ujungnya tidak akan jauh-jauh dari Real Madrid ataupun Barcelona. Namun bicara soal kesebelasan terbaik terlebih dahulu, Real Madrid sebagai juara Liga Champions UEFA musim lalu adalah kesebelasan yang menunjukkan penampilan paling ciamik selama 15 pertandingan La Liga sejauh musim ini.
Tetapi, hal itu didukung oleh Barcelona dan Atlético Madrid yang beberapa kali memiliki penampilan yang tidak memuaskan sehingga bisa memuluskan Real Madrid sejauh ini.
Satu hal yang mengejutkan (dalam artian negatif) ditunjukkan oleh Atlético yang, padahal, pada musim sebelumnya berhasil finis di posisi ketiga, tertinggal tiga poin dari Barcelona sebagai juara. Kesebelasan runner-up Liga Champions musim lalu ini sudah kebobolan 14 kali dan kalah empat kali, termasuk 3-0 dari Real Madrid.
Sedangkan pembahasan utama di sini, yaitu kesebelasan yang mengejutkan dalam artian positif, menurut kami, jatuh kepada Real Sociedad.
Kesebelasan asuhan Eusebio Sacristán ini bertengger di posisi kelima (surplus 7 gol), satu poin di atas Atlético Madrid dan memiliki poin yang sama dengan Villarreal (surplus 14 gol). Mereka menjadi kesebelasan dengan kemenangan tandang terbanyak ketiga sampai pekan ke-16, dengan memenangkan 4 pertandingan, di bawah Barcelona (6 kemenangan tandang) dan Real Madrid (5).
Secara keseluruhan, Real Sociedad sudah mencetak 28 gol (terbaik kelima di La Liga) yang 9 di antaranya dicetak oleh Willian José. Kesebelasan yang bermarkas di Anoeta ini juga bisa mencatatkan rata-rata penguasaan bola 55,3% (terbaik kelima) dan kemenangan duel udara sebanyak 57,8% (terbaik ketiga).
Di awal musim, Sociedad sempat kalah 3-0 dari Real Madrid di kandang mereka sendiri. Tapi mereka sempat mengejutkan dengan menang 2-0 atas Atlético dan memperpanjang rekor baik mereka di San Sebastián dengan menahan imbang Barcelona dengan skor 1-1.
Pelatih Terbaik: Zinedine Zidane
Legenda Real Madrid ini sebenarnya sudah menjadi pelatih sejak 2014, saat ia melatih Real Madrid Castilla (atau Real Madrid B). Ia baru menjadi pelatih Real Madrid sejak 4 Januari 2016, setelah Rafael Benítez dipecat.
Penunjukkannya ini langsung melejitkan namanya. Pertandingan pertamanya berbuah kemenangan 5-0 atas Deportivo de La Coruña. Pertandingan El Clásico pertamanya juga berhasil dimenangkan dengan skor 2-1 atas Barcelona.
Pelatih asal Prancis ini memang gagal membawa Real Madrid menjuarai La Liga, dengan tertinggal satu poin saja dari Barcelona di posisi pertama. Namun, keberhasilannya menjuarai Liga Champions adalah sorotan utama karier kepelatihannya sejauh ini.
Selama 15 pertandingan di La Liga musim ini, Real Madrid belum terkalahkan. Mereka juga tidak terkalahkan dalam 37 pertandingan terakhir meskipun beberapa kali sempat direpotkan oleh lawan-lawan mereka.
Walaupun sepakbolanya masih belum terdeskripsikan secara jelas, Zidane sudah mampu menjawab ekspektasi para pendukung Real Madrid. Apalagi ia baru saja membawa kesebelasannya itu menjadi juara dunia dengan mengalahkan Kashima Antlers di final Piala Dunia Antarklub di Jepang.
Pemain Terbaik: Iago Aspas
Memilih pemain terbaik di liga yang berisikan Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Luis Suárez, Antoine Griezmann, dan Neymar tentunya bukan perkara sulit. Pilih saja satu di antara lima pemain di atas. Sederhana.
Tapi, bukan bermaksud untuk anti-mainstream, kami tidak memilih salah satu dari lima pemain di atas. Kami justru memilih Iago Aspas yang, sejujurnya, tampil dengan sangat penuh sensasi di paruh musim 2016/2017 ini.
Bersama kesebelasannya saat ini, Celta de Vigo, Aspas berhasil mencetak 10 gol dan mencatatkan dua asis dari 14 pertandingan. Jumlah golnya ini membuatnya bertengger di posisi ketiga daftar pencetak gol terbanyak sementara di La Liga bersama dengan Ronaldo, dan di bawah Messi dan Suárez (keduanya mencetak 12 gol).
Kemampuan mencetak gol dari mantan penyerang Liverpool ini adalah satu-satunya hal menggembirakan dari permainan Celta yang mengecewakan sepanjang musim ini. Jika bukan karena gol-gol Aspas, Celta (peringkat 12) mungkin sudah berada di zona degradasi saat ini bersama dengan Osasuna dan Granada.
Ia hanya butuh empat gol lagi untuk menyamai rekor golnya di La Liga musim lalu, yaitu 14 gol. Selain itu, Aspas juga menunjukkan keahlian mencetak golnya saat berada di pentas Liga Europa UEFA (2 gol dari 3 pertandingan).
Penampilan fantastisnya ini diganjar dengan dipanggilnya ia untuk membela tim nasional Spanyol. Saat membela La Roja, pemain berusia 29 tahun ini berhasil mencetak satu gol dari satu kali penampilannya dari bangku cadangan.
Halaman selanjutnya: Rekrutan terbaik dan Best XI
Komentar