Strategi Transfer Fiorentina Mengubah Watak Paulo Sousa

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Strategi Transfer Fiorentina Mengubah Watak Paulo Sousa

Paulo Sousa pernah meninggalkan Leicester City dan Queens Park Rangers (QPR) karena minimnya kucuran dana transfer pemain. Tapi pengalamannya itulah yang membuat Sousa bisa membuktikan diri memiliki daya tahan lebih untuk menyelesaikan pekerjaannya di Fiorentina saat ini. Sousa harus selalu mendapatkan ide yang bagus dalam situasi skuatnya yang pas-pasan tersebut. Pada bursa transfer Januari 2017 pun ia harus memutuskan apa yang ingin dilakukannya. Sebab hal itu tidak hanya mempertaruhkan Sousa, melainkan karier dan reputasinya sendiri.

Situasi Sousa saat ini persis ketika Albert Einstein pernah berkata bahwa kegilaan itu tetap melakukan hal yang sama berulang-ulang, namun selalu berharap mendapatkan hasil berbeda. Ketika dikalahkan Lazio dengan skor 3-1 pada 19 Desember 2016, saat itu Fiorentina tidak bisa diperkuat Borja Valero, Gonzalo Rodriguez dan Milan Badelj. Tanpa adanya mereka, begitu terlihat Fiorentina tidak bisa berada di bentuk permainan terbaiknya. Tapi sebetulnya, kekalahan itu adalah sisi keberuntungan Sousa karena bisa menjadi alasan yang sah atas masalah yang sudah dialami sejak musim lalu. Yaitu kurang dalamnya kesebelasan yang dimilikinya sehingga perhitungan Sousa mulai terbaca lawan.

Tidak lelah untuk mengingatkan bahwa kedatangan Pantaleo Corvino sebagai Direktur Sepakbola menjadi salah satu kekacauan Fiorentina. Pemotongan harga pembelian pemain yang dilakukannya membuat skuat Fiorentina begitu tipis. Tapi keputusannya itu menemukan kualitas dari Carlos Sanchez di lini tengah. Sungguh disayangkan untuk Fiorentina yang sebetulnya memiliki pemain yang bagus seperti Nikola Kalinic dan Federico Bernardeschi. Di sisi lain, beberapa pemain seperti Mauro Zarate tidak dapat mempertahankan tempatnya di lapangan. Faktor-faktor itu membuat Fiorentina seperti musisi individu yang tidak mampu membuat sebuah orkestra yang merdu.

Saat ini Fiorentina lebih membutuhkan stagnansi unit kolektif untuk mengangkat penampilannya. Walau di sisi lain pun Sousa tidak bisa menyalahkan para pemainnya. Sebaliknya, ia harus bekerja untuk menangani koreksi kesalahan-kesalahan masalah tersebut. Sousa perlu menanamkan identitas yang telah meninggalkan skuatnya. Sementara mayoritas klub Serie-A 2016/2017 lainnya bisa tidur nyenyak selama jendela transfer Januari karena sudah memiliki skuat lebih dalam. Beberapa pemain baru yang dibeli rival-rivalnya itu akan mengubah kesebelasannya semakin tidak terkalahkan. Hal itu berbeda dengan Sousa dan Fiorentina yang justru tersiksa dalam bulan ini.

Para pendukung mereka sedang berdoa atas mimpi buruk di bursa transfer saat ini. Seolah harapan-harapan mereka tentang kedatangan pemain bintang baru itu tidak akan terwujud. Para pendukung Fiorentina pun berharap jika transfer musim dingin saat ini bisa diperpanjang. Setidaknya ada perbaikan-perbaikan kecil agar bisa merangkak ke papan atas klasemen sampai berakhirnya musim panas. Di sisi lain, para rivalnya sudah mulai mengeluarkan multi-juta euro untuk memperdalam skuatnya. Bursa transfer bisa menjadi sesuatu yang traumatis bagi para pendukung Fiorentina. Maka perlu ada perbaikan atas celah-celah yang dihasilkan Fiorentina sejauh setengah musim ini.

Hasil terbesar Fiorentina pada Januari 2017 adalah tetap memegang aset berharga mereka seperti Bernardeschi, Kalinic atau Milan Badelj. Padahal ketiga pemain itu terus dikaitkan dengan uang yang besar dari tempat lain. Kepergian salah satu dari mereka akan meninggalkan lubang yang signifikan sebesar cakrawala. Situasi saat ini berbeda dengan tahun lalu yang mendatangkan Cristian Tello, Panagiotis Kone, Zarate dan Tino Costa. Walau mereka tidak mampu menyamai kemampuan skuat utama secara keseluruhan, setidaknya aktivitas transfer itu bisa memperkuat sinyal dan ambisi besar para pendukungnya. Padahal dalam beberapa waktu ke depan, Fiorentina harus kembali mencapai target yang sulit di Piala Eropa. Apalagi Borussia Moenchengladbach sebagai calon lawannya tidaklah mudah. Di Coppa Italia pun kesebelasan berjuluk Viola itu sudah disingkirkan Napoli.

Apa yang diperlukan Fiorentina saat ini adalah suntikan dari manapun. Jika tidak ada pemain besar yang diperlukan, setidaknya ada kehadiran baru yang bisa menangani bahaya kesebelasannya. Salah satunya tidak diragukan bahwa hilangnya Marcos Alonso masih terasa di sektor kiri. Walau Hrvoje Milic atau Maxi Oliviera adalah pilihan yang terbaik saat ini, pasti ada sesuatu lebih menarik dari pembelian baru yang bisa memberikan tanda-tanda kegembiraan, apalagi di lini belakang. Nenad Tomovic memang selalu terlihat bekerja keras, tapi ia memiliki keterbatasan. Sementara Carlos Salcedo masih harus sabar untuk menaklukkan iklim taktis di Serie-A.

Adanya Kevin Diks yang digadang-gadang sebagai wonderkid, malah dipergunakan secara hemat saja. Lini belakang Fiorentina nampak merindukan kualitas yang pernah dimiliki Tomas Ujfalusi pada delapan tahun yang lalu. Di tempat lain masih bisa dikatakan lebih aman. Apalagi Bernardeschi semakin menunjukkannya sebagai tulang punggung kesebelasannya. Jika Bernardeschi, Kalinic atau Badelj pada akhirnya harus terayu klub lain, maka Fiorentina membutuhkan pengganti yang lebih besar. Dalam dua bursa transfer yang sudah dilewati sejak musim panas 2016, nama-nama seperti Diego Laxalt, Nuri Sahin dan Sebastian Larsson, tiada satupun yang mampir untuk mengubah nasib di musim ini.

Tahun ini akan menjadi sulit bagi Fiorentina. Dan karena aktivitas transferlah yang membuat mereka begitu cemburu kepada Juventus sebagai saingan yang paling dibenci. Juventus sudah bergelimang gelar, namun Fiorentina tampak seperti tidak punya apa-apa. Kendati demikian, Sousa telah menunggu momentum satu ini, yaitu mengalahkan Juventus dan itu terjadi pada 16 Januari lalu. Sebab Sousa disambut secara tidak menyenangkan di Fiorentina karena masa lalunya sebagai pemain Juventus.

Setidaknya hasil itu menyejukkan Sousa yang dikaitkan dengan pintu keluar karena ketidakpuasan atas situasi transfer skuatnya. Ada skeptisme yang timbul dari kegagalannya untuk memaksakan identitas di skuatnya. Klaim itu didapatkan bahwa skuatnya tidak memiliki kedalaman. Sementara kegagalan Fiorentina untuk menginvestasikan uang dari penjualannya dapat menjelaskan kemampuannya untuk bersaing. Tapi kredit untuk Sousa saat ini adalah ia tidak jatuh ke dalam perangkap yang sama, yaitu meninggalkan skuatnya karena pertengkaran transfer.

Kali ini pelatih asal Portugal itu lebih terbuka dan jujur. Mencoba untuk menempatkan ketenangan di dalam pikirannya, bukan menyalahkan orang lain. Mungkin itulah kesungguhannya untuk menjaga situasi di ruang ganti. Sousa sudah membawa Fiorentina sejauh yang ia bisa. Walau musim ini bisa menjadi tahun yang tandus bagi kesebelasan besutannya. Seharusnya Fiorentina pantas mendapatkan lebih karena Sousa telah membuktikan dirinya mampu memberikan itu. Bahkan sudah lebih dari cukup.


Sumber: Football-Italia.

Komentar