Sutton United berhasil menuntaskan misi mereka mengalahkan Leeds United dalam ajang Piala FA. Kebahagiaan pun dirasakan oleh semua pihak, termasuk oleh sang kiper (lebih tepatnya kiper cadangan), Wayne Shaw.
Usai mengalahkan Leeds United, nama Shaw (Wayne Shaw, bukan Luke Shaw) langsung menjadi bahan perbincangan orang-orang di media sosial. Para netizen mengungkapkan keterkejutan mereka dan mereka pun seolah tidak percaya bahwa penjaga gawang yang sekarang berusia 45 tahun ini, juga tambun tak seperti kebanyakan pesepakbola profesional, akan bermain dalam babak kelima Piala FA menghadapi Arsenal.
Berikut adalah cuitan dari para netizen tentang Wayne Shaw.
https://twitter.com/foottiebanter/status/826182488271814656
https://twitter.com/BBliain/status/826244467346771968
https://twitter.com/tea_overdosed/status/826243053484638208
https://twitter.com/Sporf/status/826155348717342720
https://twitter.com/WillGriggFire/status/826025577844994048
Sekarang, bolehlah kita mengatakan bahwa Wayne Shaw, dengan segala keunikannya ini (sama seperti Gabor Kiraly pada Piala Eropa 2016 lalu) mulai menjadi pusat perhatian masyarakat. Namun, di balik semua publisitas yang sekarang sedang didapat oleh Wayne Shaw, sebenarnya ada sebuah perjalanan pahit yang harus diingat. Sebuah tinta hitam yang mungkin akan membekas dalam benak Wayne Shaw.
Pernah Bertengkar Dengan Suporter Lawan
Dahulu, jauh sebelum ia mendapatkan publisitas seperti sekarang ini, Wayne Shaw adalah penjaga gawang biasa saja dan karier sepakbolanya pun hanya berkutat di klub-klub National League, seperti Eastleigh, Sutton United, dan Gosport Borough. Nama Shaw pun mulai mencuat ketika ia membela Sutton United pada 2013.
Namun, mulai terkenalnya Shaw saat itu berbeda dengan saat ini. Pada 2013, tepatnya Desember 2013, ia mulai terkenal karena melakukan sebuah tindakan yang dinilai cukup ceroboh dan juga negatif. Kejadiannya berlangsung saat Sutton United bertanding melawan Kingstonian dalam ajang Surrey Senior Cup.
Saat itu, kedua tim sedang melakukan pemanasan jelang pertandingan. Shaw yang mendengar teriakan-teriakan berbau ejekan dari tribun suporter Kingstonian langsung menghampiri tribun tersebut dan bertengkar dengan salah seorang suporter Kingstonian. Ia pun langsung berkelahi dengan suporter Kingstonian tersebut.
Tampak Wayne Shaw (kiri) sedang bertengkar dengan suporter Kingstonian. Sumber: thisislocallondon.co.uk
Pertengkarannya dengan suporter ini membuat ia akhirnya dipecat oleh Sutton United. Sebuah hal yang cukup disesali oleh Shaw sendiri karena pada akhirnya perseteruan itu berakhir buruk baginya.
"Ribur-ribut dengan suporter itu adalah hal yang paling buruk yang pernah aku lakukan. Saya terprovokasi oleh ucapan para suporter, yang sebenarnya tidak jelas ditujukan untuk siapa, dan akhirnya malah berakibat negatif bagi saya sendiri," ungkap Shaw seperti yang dilansir thisisalllocallondon.co.uk.
Gosport Borough dan Kesempatan Kedua Dari Sutton
Saat keadaan menjadi buruk bagi Shaw, dan Shaw sudah menyesali apa yang ia lakukan, titik balik kehidupan Shaw pun dimulai. Gosport Borough, sebuah klub kecil yang bermarkas di kota Gosport, menjadi tempat awal mula ia memperbaiki kariernya. Ia pun tampil cemerlang bersama Gosport, mengantarkan klub tersebut masuk liga Conference South dan masuk partai final FA Trophy.
"Saat itu, saya merasa harus untuk membela Gosport karena merekalah yang memberikan saya kesempatan untuk bermain kembali setelah saya dipecat," ungkap Shaw.
Kecemerlangan karier Shaw di Gosport inilah, walau tidak berlangsung lama karena ia hanya membela Gosport selama enam bulan, yang membuat presiden klub Sutton, Bruce Elliott, terbuka matanya. Ia kembali membuka ikatan yang lama terputus dengan Wayne, dan memberikannya kesempatan kedua untuk bermain di Sutton.
"Bruce memberikan saya kesempatan kedua. Saya pun sudah belajar dari kesalahan yang saya lakukan. Saya tahu keputusan saya kembali ke Sutton ini mungkin akan memancing kemarahan para suporter Kingstonian. Tidak apa-apa, mereka berhak untuk marah atas tindakan bodoh yang pernah saya lakukan," ujar Shaw.
Janji Shaw untuk berubah pun ia tepati. Walau menjadi pelapis dari penjaga gawang utama, Ross Worner, ia tetap mampu tampil brilian di bawah mistar gawang. Salah satunya adalah dalam pertandingan melawan Leeds United dalam babak keempat Piala FA yang berakhir manis untuk Sutton.
***
Sekarang namanya sudah menjadi puja-puji, minimal di seantero Inggris, maksimal di seluruh dunia. Cerita yang ia torehkan, selain membantu Sutton tetap menjaga magis Piala FA, juga menjadi bentuk dari balas budinya terhadap Sutton yang memberikannya kesempatan kedua setelah mengecewakan pada kesempatan pertama.
Wayne sudah tidak perlu lagi memikirkan kesalahan yang ia lakukan di masa lampau, karena, seperti yang dikatakan oleh Yuusuke Yoda, seorang karakter dalam serial novel Kamen Rider: The Untold Story, bahwa "Jika kau ingin menghapus kesalahanmu di masa lampau, maka lakukanlah yang terbaik di masa kini."
foto: @AInformacao
Komentar