Recoba dan Kebutuhan Inter Akan Eksekutor Tendangan Bebas

Cerita

by Randy Aprialdi 33839

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Recoba dan Kebutuhan Inter Akan Eksekutor Tendangan Bebas

Sudah satu tahun Alvaro Recoba pensiun dari dunia sepakbola. Tepat pada 31 Maret 2016, ia memainkan pertandingan terakhirnya sebagai pesepakbola profesional di Stadion Gran Parque Central di Montevideo. Pertandingan terakhirnya itu sengaja diselenggarakan khusus oleh kesebelasannya, Nacional. Laga yang dibuat eksebisi tersebut juga menghadirkan beberapa mantan pemain Nacional seperti Cacique Medina, Felipe Revelez, Hugo de Leon dan lainnya. Pertandingan perpisahan Recoba juga menghadirkan mantan-mantan pemain tersohor seperti Carlos Valderrama, Christian Vieri, Ivan Zamorano, Juan Sebastian Veron, Juan Roman Riquelme dan lainnya.

Bisa dibilang para pendukung Internazionale Milan paling kentara merasa kehilangan sosok Recoba. Ia memulai debutnya di Inter secara menakjubkan atas dua golnya menghadapi Brescia pada 31 Agustus 1997. Gol keduanya melalui tendangan bebas dirasakan paling berkesan karena mampu membalikkan kedudukan menjadi 2-1. Ya, tendangan bebas. Prosesi bola mati merupakan salah satu senjata yang selalu diandalkan Inter ketika mengalami kebuntuan.

Dan Recoba adalah eksekutor tendangan bebas ikonik nan jitu melalui kaki kirinya yang pernah dimiliki Inter. Bahkan pada saat Recoba masih bermain untuk Inter, kesebelasan ini pun memiliki eksekutor tendangan bebas ikonik lainnya di dalam sosok Sinisa Mihajlovic. Dan sampai saat ini sudah tidak ada yang bisa menyamai Recoba maupun Mihajlovic yang mengeksekusi tendangan bebas jitu dengan mengandalkan kaki kiri. Jangankan seperti Recoba atau Mihajlovic, saat ini pun Inter tidak memiliki eksekutor tendangan bebas yang benar-benar jitu.

Terakhir, eksekutor tendangan bebas jitu yang bisa menggunakan kaki kiri adalah Wesley Sneijder yang memperkuat Inter dai 2009 sampai 2013. Sneijder pun tidak murni mengeksekusi tendangan bebas memakai kaki kiri. Gelandang serang asal Belanda itu juga memiliki dominasi tendangan melalui kaki kanannya. Namun tidak jarang juga Sneijder mengeksekusi tendangan bebas jitu memakai kaki kiri, sama seperti Dejan Stankovic. Inter sendiri perlu memiliki lagi pemain yang bisa mengeksekusi tendangan bebas jitu. Sosok Recoba, Mihajlovic, Stankovic, Sneijder dan lainnya tentu dirindukan para pendukung Inter.

Musim lalu, eksekutor tendangan bebas diserahkan pada Adem Ljajic. Namun eksekusinya tidak terlalu jitu seperti para pendahulunya. Ljajic sendiri merupakan pemain yang mengandalkan kaki kanannya untuk menendang bola. Eksekusi tendangan bebas Ljajic hanya satu kali berbuah gol ketika menghadapi Genoa pada 5 Desember 2015. Setelah Ljajic hengkang ke Torino, belum ada lagi eksekutor Inter yang benar-benar jitu dan menjanjikan. Padahal adanya Ljajic pun masih jauh dari cukup sebagai eksekutor tendangan bebas.

Dua musim sebelumnya lebih kentara lagi. Di saat Juventus memiliki Andrea Pirlo sebagai eksekutor tendangan bebas jitu dan bisa menjadi gol di kala buntu, begitu juga AS Roma dengan Miralem Pjanic dan Napoli memiliki Marek Hamsik, Inter saat itu menggantungkan eksekutor tendangan bebasnya kepada Hernanes yang penampilannya mulai menurun. Begitu pun dengan kedatangan Lukas Podolski tidak bisa menjawab eksekutor tendangan bebas Inter yang jitu. Padahal Podolski diharapkan menjadi ikonik seperti Recoba atau Mihajlovic karena sama-sama mengandalkan kaki kiri.

Bahkan Inter terkadang memaksakan Mauro Icardi sebagai eksekutor tendangan bebas. Namun hasilnya pun tidak begitu maksimal. Icardi lebih cocok berada di dalam kotak penalti ketika prosesi tendangan bebas terjadi karena penyelesaian akhir dan pergerakan tanpa bolanya yang mumpuni. Baiknya, Inter terus mengasah Ever Banega sebagai eksekutor free kick yang jitu baik untuk mencetak gol atau sekadar melepaskan umpan manja. Jika dilihat dari statistik, Banega memiliki akurasi tembakan sebesar 59 persen yang merupakan paling tinggi di skuat Inter saat ini.

Banega juga memiliki akurasi umpan sebesar 87 persen yang cocok untuk mengarahkan bola untuk rekannya ketika tendangan bebas. Melalui prosesi inilah Icardi bisa lebih fokus di kotak penalti ditambah dengan Joao Miranda atau Jeison Murillo yang sering berada di kotak penalti lawan ketika prosesi tendangan bebas. Sebab kedua bek tengah itu memiliki keunggulan ketika melakukan duel-duel udara. Diharapkan jika umpan Banega ketika tendangan bebas akan menjadi makanan empuk mereka.

Banega pun sering dipercaya menjadi eksekutor tendangan bebas sejak memperkuat Valencia. Ia pernah mencetak tendangan bebas indah ketika mengalahkan Osasuna pada 4 Mei 2013. Begitu pun ketika memperkuat Sevilla musim lalu. Gol tendangan bebasnya ke gawang Barcelona pada Piala Super Eropa 2016 akan selalu dikenang pendukung Sevilla. Tendangan bebas Banega pun sudah berkontribusi untuk Inter ketika menghadapi Cagliari pada giornata 27 Serie-A 2016/2017.

Banega mengandalkan kaki kanannya ketika melepaskan tendangan, tidak seperti Recoba atau Mihajlovic yang mengandalkan kaki kiri. Namun ia sama-sama berasal dari Amerika Latin seperti Recoba walau Banega berkewarganegaraan Argentina, sementara pendahulunya itu dari Uruguay. Kendati demikian, tidak ada yang peduli asal muasal dan kaki mana yang digunakan Banega ketika mengeksekusi tendangan bebas. Terpenting adalah Inter memiliki eksekutor tendangan bebas baru yang bisa diandalkan, setidaknya ini bisa menjadi solusi kala skema open play mengalami kebuntuan.

Komentar