Menapaki Romantisme Gerrard Bersama Liverpool

Cerita

by redaksi 30614

Menapaki Romantisme Gerrard Bersama Liverpool

Salah satu hal yang diingat dari Steven Gerrard selama kariernya sebagai pemain adalah tragedi memalukan yang terjadi di Anfield pada 27 April 2014 lalu. Saat itu, Liverpool yang butuh kemenangan atas Chelsea untuk mengamankan trofi juara akhirnya kandas 0-2 yang membuat gelar juara bagi Liverpool pun sirna.

Dalam laga tersebut, gol pertama Chelsea terjadi karena kesalahan antisipasi Gerrard yang terpeleset. Bola operan yang 99,9 persen itu seharusnya bisa ia kuasai, berhasil dicuri dengan mudah oleh Demba Ba yang langsung berlari menuju ke arah kotak penalti Liverpool yang hanya menyisakan Simon Mignolet.

Gerrard berusaha keras mengejar Demba Ba. Sayangnya lari mantan pemain Newcastle itu terlalu cepat hingga gagal dihentikan. Tanpa ampun Ba melepaskan tendangan yang mampu memperdayai Mignolet. Chelsea pun berpesta di tengah para pemain Liverpool yang tertunduk lesu. Terlihat juga Gerrard begitu terpukul, wajahnya jelas menampakkan rona kegelisahan.

Kejadian tersebut kemudian membuat Gerrard menjadi bahan olok-olok, khususnya bagi fans Chelsea. Bahkan satu chant khusus dibuat para pendukung The Blues untuk mengingatkan Gerrard pada kejadian memalukan tersebut.

Gerrard mengakui bahwa itu adalah kesalahan paling fatal yang pernah ia buat selama berkarier di Liverpool sejak 1998. Momen tersebut takkan pernah ia lupakan. Meski kejadian tersebut seakan menjadi pengingat paling mutakhir pada aksi Gerrard bersama Liverpool, namun blunder fatal itu tak seharusnya melupakan kita pada jasa pemain yang pada 30 Mei ini menggenapkan usianya menjadi 37 tahun.

“Kompetisi pada musim itu benar-benar berbeda. Sudah lama saya ingin memenangkan trofi bersama Liverpool, dan ketika peluang itu sudah di depan mata harus sirna, saya tidak bisa mengendalikan emosi saya. Air mata saya berderai, dan menjadikan pemandangan kota begitu buram,” ungkapnya dalam buku My Story: Steven Gerrard.

Menolak tawaran Jose Mourinho karena mencintai Liverpool

Penghujung karier Gerrard tak semanis hingga sekrusial Francesco Totti yang mendapat apresiasi langsung dari para penggemar. Wajar, karena ia pensiun di LA Galaxy, bukan di Liverpool sebagai kesebelasan yang sejak remaja dibelanya, dan tidak seperti Totti pula yang sepanjang kariernya dihabiskan untuk mengabdi pada AS Roma. Kendati demikian, bagi para The Kopites selalu ada tempat di hati mereka untuk Gerrard.

Dia adalah pemain yang setia, meski akhirnya tak mengakhiri karier di Liverpool. Jangan lupakan sumbangsih Gerrard kepada kesebelasan. Sembilan trofi ia sumbangkan bagi Liverpool (2 Piala FA, 3 Piala Liga, satu Community Shield, satu Liga Champions, satu Piala UEFA, dan satu Piala Super UEFA). Selain itu, dari catatan statistik penampilannya bersama The Reds, ia tercatat sebagai pemain dengan pertandingan terbanyak di Liverpool dengan ban kapten melekat di lengan kirinya.

470 penampilan Gerrard torehkan saat menjabat kapten tim Liverpool. Catatan tersebut, menjadikannya unggul dari legenda Liverpool lainnya seperti Ron Yets (417) dan Emlyn Hughes (337). Sebagai seorang gelandang, Gerrard juga terbukti produktif. Selama menjadi bagian dari Liverpool, total 186 gol ia bukukan di semua ajang.

Raihan tersebut, menjadikannya menempati posisi ke-5 daftar pencetak gol terbanyak Liverpool setelah Ian Rush (346), Roger Hunt (235), Gordon Hudgson (241), dan Billy Lidell (228). Tentu,melihat pencapaian Gerrard selama berada di Liverpool, tak adil rasanya bila blunder fatal yang dilakukan Gerrard saat Liverpool bersua Chelsea pada 2014 lalu, membuatnya menjadi bulan-bulanan atas kegagalan Liverpool merebut gelar juara.

Gerrard memang spesial, selain bagi para pendukung Liverpool spesialnya Gerrard juga dirasakan oleh Jose Mourinho. Pria yang kini melatih Manchester united itu menyukai gaya permainan Gerrard. Pada tahun 2005, tepatnya setelah ia memimpin pasukan The Reds menjadi juara Liga Champions setelah mengalahkan AC Milan dengan dramatis, Jose Mourinho datang beberapa bulan kemudian.

Maksudnya jelas bahwa ia ingin agar Gerrard hijrah ke Stamford Bridge. Ia hampir larut dalam bujukan Mou, namun kecintaannya terhadap Liverpool tak bisa diabaikan begitu saja. Perasaan itu yang kemudian menjadi kekuatan baginya menolak ajakan Mou yang begitu spesial.

“Saya sudah hampir meneken kontrak bersama Chelsea saat itu, tapi tiba-tiba saya muak dengan ide meninggalkan Liverpool. Hingga akhirnya saya mengambil keputusan yang tidak pernah saya sesali. Saat permainan saya sedang menanjak, tawaran begitu banyak menghampiri saya,” kata Gerrard.

“Kemudian dia (Mourinho) datang lagi dengan menawarkan bermain untuk Real Madrid. Itu adalah tawaran kedua Madrid bagi saya. Tawaran kali ini sangat menggiurkan karena dibawa oleh Mourinho namun saya kembali berkata ‘Tidak’ karena Liverpool,” lanjutnya.

Selain itu ia juga pernah menolak tawaran Jupp Heynckes yang tertarik padanya untuk mengisi pos gelandang Bayern Muenchen.

“Saat itu mereka menghubungi agen saya dan menanyakan apakah saya bersedia untuk bermain bersama Muenchen. Saat itu tahun 2013 mereka baru saja memenangkan treble. Saya bisa saja bergabung dan menjadi bagian dari Muenchen, tapi pendirian saya sudah ditetapkan sejak delapan tahun lalu, untuk tetap berseragam Liverpool.”

Memainkan peran selain kapten

Kapten tim dalam sepakbola adalah sosok yang bisa menjadi panutan bagi pemain lainnya baik itu di dalam maupun di luar lapangan. Tidak sembarang orang ditunjuk menjadi seorang kapten karena perannya tidak hanya mengenakan ban kapten di lengan kirinya. Lebih dari pada itu ada banyak hal yang harus dilakukan seorang kapten untuk membantu tim.

Lanjut ke halaman selanjutnya.

Komentar