Pertandingan antara tuan rumah Cagliari menghadapi Internazionale pada 7 April 2012 silam terpaksa dipindahkan ke Stadion Nereo Rocco di Trieste. Sebetulnya, kandang Cagliari adalah Stadion Sant`Elia di Pulau Sardinia Laut Tengah Italia. Namun pertandingan batal digelar karena Stadion Sant`Elia harus menjalani renovasi kecil.
Maklum, renovasi terakhir stadion itu dilakukan pada 2003 sejak digunakan pada 1970 silam. Alhasil, perbaikan untuk menyulap dari kapasitas 23 ribu menjadi 30 ribu itu baru selesai pada Oktober 2013. Waktu selama itu membuat Cagliari dan pendukungnya harus menjadi musafir karena pindah-pindah kandang, mulai dari Stadion Is Arenas, Ennio Tardini dan paling lama di Nereo Rocco.
Stadion Nereo Rocco itu juga sangat menyulitkan pendukung Cagliari untuk menonton pertandingan secara langsung karena jaraknya yang sangat jauh dari Sardinia. Stadion Nereo Rocco sejatinya merupakan kandang Unieone Triestina. Letaknya di Kota Trieste yang merupakan ibu kota dari region Friuli-Venezia Giulia. Artinya, Cagliari dan para pendukungnya sampai harus menyeberang pulau di setiap pertandingan kandangnya.
Walau sudah kembali ke Sant`Elia pada Oktober 2013 lalu, rupanya renovasi kandang asli Cagliari tidak berhenti di situ. Cagliari tetap berencana untuk merenovasi secara total untuk stadion yang sudah termakan zaman tersebut. Desain stadion baru dengan dominasi warna biru, putih dan merah itu pun dimunculkan pada Januari lalu. Nama proyek sementara stadion itu bernama Nuovo Cagliari dan pembangunan dimulai setelah akhir musim 2016/2017.
Setelah musim itulah Stadion Sant`Elia dirobohkan dan langsung dibangun Nuovo Cagliari berkapasitas 24 ribu penonton di lokasi yang sama. Rencananya, Stadion Nuovo Cagliari itu paling cepat rampung pada 2019 nanti. Nama Stadion Nuovo Cagliari pun bisa berubah jika ada sponsor yang bersedia membantu pendanaan pembangunan proyek tersebut.
Akan tetapi pembangunan stadion tidak terlalu membuat para Cagliari dan para pendukungnnya khawatir. Hal itu karena petinggi Cagliari menyiapkan alternatif yang matang untuk markas kesebelasan tersebut., yaitu dengan membuat sebuah stadion kecil bernama Sardegna Arena di sebelah lokasi pembangunan Nuovo Cagliari. Sardegna Arena dibangun karena petinggi Cagliari tidak ingin membiarkan kesebelasan dan pendukungnya menjadi musafir lagi seperti musim 2012 sampai 2013 lalu. Bahkan rencana pembangunan Sardegna Arena dimulai gesit sejak awal Mei lalu sebelum selesainya Serie-A 2016/2017.
Hebatnya, stadion berkapasitas 16 ribu lebih itu dirampungkan 200 petugas konstruksi dalam waktu 127 hari atau sekitar empat bulan. Padahal suhu udara ota Sardinia yang dikenal sangat panas. Stadion itu juga memiliki mini museum dan royal box di tribun penontonnya. Sardegna Arena pun sudah bisa digunakan Cagliari ketika menjamu Crotone pada pertandingan ke-3 Serie-A 2017/2018 pada Minggu (10/9) lalu.
"Saya bangga karena kami telah menepati janji. Saya tidak pernah berhenti bekerja sejak 3 Mei lalu. Saya melihat banyaknya stadion, terutama di Belanda dan mengambil elemen-elemen (pembangunan) dari masing-masing stadion di sana," ujar Stefano Signorelli selaku Manajer Proyek Sardegna Arena seperti dikutip dari Football-Italia.
https://twitter.com/SardegnaArena/status/903231141217492992
Sebagai ucapan terima kasih, para petugas konstruksi dihadiahi bir dingin dari para pendukung Cagliari setelah menyaksikan kesebelasannya melakukan uji lapangan jelang menghadapi Crotone. Penghargaan lainnya, para petugas konstruksi itu diberikan kesempatan untuk melakukan victory lap di Sardegna Arena sebelum sepak mula melawan Crotone.
"Para pekerja konstruksi pantas mendapatkan ucapan terima kasih karena bekerja melawan waktu dan birokrasi Italia untuk menyelesaikan proyek ini," sambung Signorelli.
Selesainya Sardegna Arena dalam 127 hari itu dianggap luar biasa oleh Pelatih Cagliari, Massimo Rastelli. Maka dari itu ia mengucapkan rasa terima kasih karena terwujudnya pembangunan Sardegna Arena. Ia pun langsung menargetkan kemenangan dalam partai perdana di stadion baru itu saat menjamu Crotone.
"Kami ingin kemenangan pertama kami di kandang sendiri. Selama ini sensasi yang kami dapatkan hanya dari pemain ke-12 (suporter). Tapi kali ini stadion ini bisa menjadi pemain ke-13. Stadion ini akan benar-benar membuat semangat kami terbakar," seru Rastelli.
Maklum, Cagliari harus kalah pada dua pertandingan Serie-A 2017/2018 secara beruntun. Maka dari itu ia sangat berhasrat untuk mendapatkan kemenangan perdananya di pembukaan kandang barunya tersebut. Keinginannya itu pun akhirnya tercapai karena Cagliari berhasil mengalahkan Crotone dengan skor 1-0.
Kemenangan itu juga membuktikan pernyataan Rastelli yang menganggap Cagliari selalu hebat jika bermain di kandangnya. "Saya harap semua pendukung kami berkumpul dan bekerja sama dengan kami untuk kebaikan Cagliari. Bukan suatu kebetulan bahwa kami memang memiliki catatan kandang yang baik selama musim lalu," tutur Rastelli.
Sardegna Arena pun dipastikan akan menjadi tempat pertempuran baru Cagliari setidaknya untuk empat musim ke depan. Pertempuran pun sudah dimulai sejak pekan lalu untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen sementara Serie-A 2017/2018. Saat ini, kesebelasan berjuluk I Sardi (Si Sardinia) itu berada di peringkat 15 dengan koleksi tiga poin.
Peringkatnya itu di atas Crotone di posisi 18 zona degradasi. Apalagi Cagliari cukup aktif dalam bursa transfer musim panas lalu untuk menyeimbangkan kekuatannya di Serie-A 2017/2018. Mereka berhasil mendatangkan Filippo Romagna (Juventus), Gregory van der Wiel (Fenerbahce), Leonardo Pavoletti (Napoli), Luca Cigarini (Sampdoria), Marco Andreolli (Inter), Senna Miangue (Inter) dan lainnya.
Sumber lain: Stadium Guide
Komentar