Musim 2016/2017 merupakan puncak karier Tiemoue Bakayoko bersama AS Monaco. Selain bermain secara reguler, ia membawa Monaco menjuarai Ligue 1 untuk pertama kalinya setelah 17 tahun. Bakayoko juga turut membawa Monaco lolos ke semifinal Liga Champions sebelum ditaklukkan Juventus.
Hal itu yang membuat Chelsea tertarik merekrutnya dengan harga 40 juta paun dan mengalahkan minat Manchester City juga Tottenham Hotspur. Tapi ia harus bersaing dengan Cesc Fabregas untuk mendampingi N`Golo Kante di lini tengah. Ditambah Bakayoko cukup apes karena langsung mendapatkan cedera setelah resmi direkrut Chelsea. Akibatnya pun ia baru mendapatkan debutnya di Chelsea ketika menghadapi Tottenham pada pekan kedua Liga Primer Inggris 2017/2018. Pada saat itu ia terlihat cukup mampu beradaptasi dengan permainan Liga Inggris.
Bakayoko bisa mengikuti skema yang diterapkan manajer Chelsea, Antonio Conte, meski menghadapi Tottenham yang dikenal bermain cepat dan menekan di bawah tangan Mauricio Pochettino. Tapi permainan lini tengah Tottenham mampu diatasi Bakayoko salah satunya dengan terus mencoba mematikan pergerakan Moussa Dembele. Total, satu tekel bersih dan satu tekel berbuah pelanggaran dilakukan Bakayoko kepada Dembele. Debutnya pun langsung memberikan kemenangan untuk Chelsea setelah dikalahkan Burnley di kandang sendiri pada laga sebelumnya.
Sudah lima pertandingan Liga Primer Inggris musim ini yang dilakoni pemain kelahiran 17 Agustus 1994 itu. Dari seluruh pertandingan itu, Bakayoko mencatat sesuatu yang luar biasa. Bakayoko berhasil melakukan 12 tekel bersih dari 14 percobaannya dari lima pertandingan tersebut. Soal serangan pun ia sanggup melakukan 11 dribel sukses dari 14 kali percobaannya. Statistik itu menjunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan individual yang hebat.
https://twitter.com/Squawka/status/912314498228408320
Ketika masih memperkuat Monaco, gaya permainan Bakayoko disebut-sebut mirip dengan Yaya Toure. Anggapan itu lahir karena kepandaiannya membaca permainan, sigap merebut bola, dan memiliki fisik prima menjadi kesamaan di antara keduanya yang ditunjukkannya pada laga tersebut. Itu juga yang terlihat selama ia membela Chelsea sejauh ini.
Jika melihat statistik yang dijelaskan sebelumnya dalam lima pertandingan terakhir, tentu Bakayoko merupakan pemain yang bagus dengan atau tanpa bola. Tapi ini juga tak lepas dari polesan Conte.
"Kami melakukan hal yang sama kepadanya seperti ketika N`Golo (Kante) datang ke sini. Sekarang Anda bisa melihat seorang pemain komplit dengan bola atau tanpa bola. Sekarang dia akan lebih hebat dengan bola," kata Conte.
Bakayoko pun tidak merasa terancam dengan kedatangan Danny Drinkwater yang dibeli dari Leicester City pada tenggat transfer bursa musim panas lalu. Padahal Drinkwater pernah menjadi duet yang hebat dengan Kante sewaktu membawa Leicester menjuarai Liga Primer Inggris 2015/2016.
"Saya tidak takut bersaing dengan pemain manapun. Anda tidak bisa mengalah begitu saja, Anda membutuhkan kompetisi di setiap tim, hanya itu yang bisa membuat Anda semakin baik. Kami memang tidak memiliki banyak pemain di lini tengah untuk semua kompetisi yang kami miliki. Kami membutuhkan gelandang lain untuk memperkuat tim, jadi ini (kedatangan Drinkwater) adalah sesuatu yang bagus karena dia bergabung dengan kami," kata Bakayoko seperti dikutip dari ESPN FC.
Impresifnya permainan Bakayoko saat ini sebenarnya punya makna lain. Penampilan Bakayoko sejauh ini terbukti membuat para pendukung Chelsea, bahkan Conte sekalipun, merasa tidak kehilangan sosok Nemanja Matic yang musim lalu menjadi tandem ideal bagi Kante dan saat ini menuai pujian bersama Manchester United. Tapi di Chelsea, Bakayoko sudah membuktikan diri bahwa ia layak disejajarkan dengan Matic. Bahkan bisa dibilang lebih baik karena gelandang asal Prancis ini juga sudah menyumbangkan gol dan asis.
Sumber lain: Metro, Soccer Loaded, Squawka
Komentar